Popular Now

Pandemi Agreement WHO: Apa Artinya Bagi Generasi Muda Indonesia?

Jugband Blues: Ayah Penulis Surat Kabar Terkejut Jadi Bagian dari ‘Sonic Mayhem’ Pink Floyd

Budaya Asli Amerika Dirayakan di Discovery Park 2025

Spanyol Darurat Kebakaran: 500 Tentara Atasi Gelombang Panas Mematikan

Api memang bisa menjadi teman setia saat piknik atau sekadar menghangatkan diri, tapi bayangkan jika teman itu berubah jadi villain utama di serial bencana alam yang bikin dahi mengernyit. Nah, Eropa sekarang lagi merasakan “keseruan” itu, dengan pemandangan langit yang berwarna oranye kusam dan suhu yang bikin kulit berasa dipanggang langsung di bawah matahari. Di tengah panas yang menusuk kalbu, Spanyol dan tetangga-tetangganya sedang berjuang melawan gelombang panas yang mengganas, memicu kebakaran hutan bak adegan film Mad Max yang terlalu realistis. Jadi, ketika api membara dan Eropa berasa oven raksasa, pertanyaan selanjutnya adalah: kenapa kita harus peduli?

Ketika Suhu Naik, Alarm Bahaya Berbunyi

Spanyol, negeri sang Matador dan paella yang lezat, kini tengah bergelut dengan amukan api. Perdana Menteri Pedro Sánchez tidak tinggal diam, memutuskan untuk menambah 500 tentara lagi ke garis depan, memperkuat 1.400 pasukan yang sudah berjibaku di medan perang berasap. Ini bukan sekadar latihan militer, melainkan respons darurat terhadap kebakaran hutan yang terus merajalela di lahan kering kerontang. Situasi ini diperparuk di wilayah Galicia, terutama di sekitar kota Ourense, di mana api seperti monster lapar yang tak ada habisnya.

Kepala pemerintahan regional Galicia, Alfonso Rueda, dengan nada serius menjelaskan bahwa 12 kebakaran besar masih aktif di dekat Ourense. “Rumah-rumah masih terancam, jadi kami menerapkan penguncian dan melakukan evakuasi,” ujarnya. Ini bukan cerita semalam, melainkan drama kebakaran yang sudah berlangsung lebih dari seminggu, menguji ketahanan dan kesabaran warga setempat.

Suhu ekstrem menjadi “bahan bakar” utama bencana ini. Badan Meteorologi Nasional Spanyol (AEMET) mengumumkan bahwa suhu di beberapa area bisa mencapai 45 derajat Celsius, alias 113 derajat Fahrenheit. Bayangkan, itu lebih panas dari suhu di dalam sauna yang default-nya sudah panas! Sehari sebelumnya, rekor tertinggi 44,7 derajat Celsius tercatat di Cordoba. AEMET pun tidak ragu menyebutkan di platform X (dulu Twitter) bahwa bahaya kebakaran hutan sangat ekstrem di sebagian besar negara.

Peta Eropa Berubah Merah (Bukan Karena Liburan)

Data dari Sistem Informasi Kebakaran Hutan Eropa milik Uni Eropa (EFFIS) menunjukkan bahwa tahun ini, api telah melahap 158.000 hektar lahan di Spanyol. Angka ini setara dengan 390.000 hektar, atau kira-kira seluas metropolitan London. Bukan lagi sekadar titik merah di peta, tapi sudah jadi noda besar yang mengancam ekosistem dan kehidupan. Ini adalah cerminan mengerikan dari apa yang terjadi ketika suhu bumi terus naik.

Mengutip Copernicus Climate Change Service dari Uni Eropa, benua biru ini telah menghangat dua kali lebih cepat dari rata-rata global sejak era 1980-an. Para ilmuwan berulang kali menyoroti bahwa perubahan iklim adalah dalang di balik frekuensi dan intensitas panas ekstrem serta kekeringan di sebagian Eropa. Jadi, jangan heran jika musim panas kini berasa seperti level up yang lebih sulit di game bertahan hidup.

Bantuan internasional mulai berdatangan. Spanyol menantikan kedatangan dua pesawat pengebom air dari Belanda, yang akan bergabung dengan pesawat dari Prancis dan Italia. Mereka semua bekerja sama di bawah perjanjian kerja sama Eropa, menunjukkan bahwa dalam menghadapi bencana, solidaritas tetap menjadi kunci. Virginia Barcones, kepala Badan Perlindungan Sipil Spanyol, juga mengumumkan bahwa petugas pemadam kebakaran dari negara lain diperkirakan tiba dalam beberapa hari mendatang.

Portugal Ikutan “Panas” dan Eropa Lainnya “Minta Tolong”

Dampak kebakaran ini bahkan merembet ke sektor transportasi. Operator kereta api nasional Spanyol, Renfe, terpaksa menangguhkan layanan kereta cepat Madrid-Galicia yang dijadwalkan pada hari Minggu. Pihak berwenang Galicia juga menyarankan penduduk untuk mengenakan masker dan membatasi waktu di luar ruangan, demi menghindari menghirup asap dan abu yang beterbangan.

Tak jauh beda dengan Spanyol, Portugal juga baru saja melewati masa-masa sulit dengan kebakaran hutan yang parah. Meskipun diperkirakan akan ada cuaca yang lebih sejuk dalam beberapa hari ke depan, negara ini telah mengaktifkan status siaga nasional karena kebakaran hutan sejak 2 Agustus. Bahkan dua pesawat pemadam kebakaran Swedia direncanakan tiba sehari setelah status siaga berakhir, menandakan betapa daruratnya situasi.

Sumber daya Portugal pun terkuras habis. Pada hari Minggu, lebih dari 4.000 petugas pemadam kebakaran dan lebih dari 1.300 kendaraan dikerahkan, ditambah 17 pesawat. Menurut perhitungan awal dari Institute for the Conservation of Nature and Forests, area hutan yang terbakar di Portugal tahun ini mencapai sekitar 139.000 hektar, meningkat drastis dibandingkan periode sebelumnya. Peningkatan ini menunjukkan seberapa signifikan ancaman yang dihadapi.

Dari Mediterania Hingga Anatolia: Api Tak Mengenal Batas

Tidak hanya Semenanjung Iberia, negara-negara lain di Eropa juga merasakan dampaknya. Yunani, Bulgaria, Montenegro, dan Albania juga telah meminta bantuan dari pasukan pemadam kebakaran Uni Eropa dalam beberapa hari terakhir. Pasukan ini bahkan sudah diaktifkan berkali-kali tahun ini, jumlahnya sama dengan seluruh musim panas tahun lalu. Ini bukan kebetulan, melainkan pola yang semakin mengkhawatirkan.

Bahkan di Turki, di mana kebakaran hutan baru-baru ini telah menewaskan 19 orang, bagian dari wilayah bersejarah yang mencakup monumen peringatan kampanye Gallipoli Perang Dunia I dievakuasi. Api mengancam rumah-rumah di wilayah barat laut negara itu, memaksa enam desa dikosongkan sebagai tindakan pencegahan. Sekitar 1.300 personel pemadam kebakaran, didukung oleh 30 pesawat, berjibaku melawan kobaran api.

Kebakaran hutan di semenanjung utara Selat Dardanella juga menyebabkan penutupan fasilitas pengunjung di Gallipoli. Area ini, yang dipenuhi kuburan, monumen, dan peninggalan pertempuran antara pasukan Ottoman dan Sekutu pada tahun 1915, kini terancam. Turki sendiri telah dihantam ratusan kebakaran sejak akhir Juni, dipicu oleh rekor suhu tinggi, kondisi kering, dan angin kencang.

Singkatnya, kebakaran hutan di Eropa dan sekitarnya bukan lagi sekadar berita musiman, melainkan simfoni alarm yang berbunyi kencang dari alam. Panas ekstrem, kekeringan, dan angin kencang telah bersatu menciptakan badai api yang memaksa negara-negara mengerahkan segala daya upaya, bahkan meminta bantuan internasional. Ini adalah pengingat bahwa perubahan iklim bukan lagi ancaman di masa depan, melainkan realita yang tengah kita hadapi, menuntut respons kolektif dan kesadaran akan “pemanasan” yang lebih dari sekadar suhu tubuh.

Previous Post

Investor AI: Peluang Gabung Investigasi Penipuan C3.ai

Next Post

Dua Lipa: Gaun Rantai Berkilau Hidupkan Era Paris Hilton

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *