Ketika sebagian besar orang masih berkutat dengan notifikasi “low battery” atau terjebak dalam lingkaran setan scroll media sosial yang tak berujung, ada raksasa teknologi yang justru dibuat terkejut oleh fenomena yang jauh lebih megah: ledakan pengguna game di luar negeri. Bayangkan saja, sebuah studio game kelas kakap seolah-olah baru menyadari bahwa mereka memiliki penggemar di setiap sudut bumi, mirip menemukan jutaan recehan di saku celana yang sudah lama tidak dipakai. Ini bukan sekadar lelucon, melainkan realitas yang sedang dihadapi Tencent Holdings, melalui studio andalannya, TiMi Studio Group, yang kini seakan-akan berkata, “Ternyata, kami punya lebih banyak teman global daripada yang kami kira!”
Ketika Angka Pengguna Bikin Ngaceng Para Sultan Game
Tencent Holdings, yang sudah lama menyandang predikat sebagai perusahaan video game terbesar di dunia berdasarkan pendapatan, kini sedang gencar-gencarnya memperluas cengkeraman internasionalnya. Dorongan ini bukanlah tanpa alasan; studio utamanya melaporkan rekor jumlah pemain di luar negeri, seolah-olah setiap rumah kini memiliki setidaknya satu penggemar setia. Tak hanya itu, mereka juga bersiap meluncurkan judul baru yang diadaptasi dari Honour of Kings, game andalan mereka yang sudah melegenda.
TiMi Studio Group, otak di balik kesuksesan Honour of Kings, Call of Duty: Mobile, dan Delta Force, baru-baru ini mencapai tonggak sejarah fantastis: 100 juta pengguna aktif bulanan di luar daratan Tiongkok. Angka ini, menurut Huang Shuo, direktur penerbitan global TiMi, dalam sebuah wawancara dengan South China Morning Post, bahkan membuat studio berusia 17 tahun itu terkejut sendiri. Seolah-olah mereka baru membuka peti harta karun yang sudah lama terpendam.
Ini adalah kali pertama TiMi secara resmi membuka tabir angka pengguna global mereka. Sebagai salah satu mesin pendapatan utama dalam operasi gaming Tencent yang masif, studio ini tampaknya tidak main-main dalam misi ekspansi globalnya. Mereka bahkan berencana untuk mengguncang dunia dengan game petualangan aksi role-playing (RPG) multiplayer yang akan datang, Honour of Kings: World. Ini adalah langkah strategis, mirip seorang pemain catur yang memindahkan bidak ratunya ke posisi paling menguntungkan.
Industri video game memang menjadi sumber pendapatan krusial bagi konglomerat teknologi paling berharga di Tiongkok ini. Dengan pasar domestik yang mulai menunjukkan tanda-tanda jenuh—mirip genangan air yang tak bisa lagi menampung tetesan baru—Tencent mengarahkan fokusnya untuk memacu penjualan game di pasar internasional. Pergeseran ini menunjukkan adaptasi yang cerdas, seperti seorang petualang yang tahu kapan harus mencari harta di pulau baru ketika pulau lamanya sudah habis dieksplorasi.
Laporan keuangan terbaru Tencent membuktikan pergeseran strategi ini bukan sekadar omong kosong. Pendapatan game internasional mereka melonjak 35 persen pada kuartal kedua dibandingkan tahun sebelumnya, menunjukkan pertumbuhan yang jauh lebih agresif. Sementara itu, pendapatan game domestik di Tiongkok “hanya” naik 17 persen dalam periode yang sama. Angka-angka ini seperti mengisyaratkan, “Dunia luar itu punya potensi lebih besar, kawan!”
Bukan Cuma Domestik, Panggung Dunia Menanti
TiMi Studio, dengan portofolio game yang luar biasa, memang menjadi salah satu penggerak utama roda pendapatan Tencent. Keberhasilan 100 juta pengguna aktif bulanan di luar Tiongkok adalah bukti nyata betapa game-game mereka mampu menembus batasan geografis dan budaya. Ini adalah pencapaian yang menandakan bahwa kualitas game, pada akhirnya, berbicara lebih keras daripada sekat-sekat negara.
Ekspansi ini tidak hanya tentang angka, tetapi juga tentang visi. Peluncuran Honour of Kings: World dapat dilihat sebagai langkah ambisius untuk mengulang kesuksesan Honour of Kings di pasar global, namun dengan skala yang lebih besar dan genre yang lebih kompleks. Ini adalah upaya untuk membawa narasi dan estetika game Tiongkok ke hadapan audiens yang lebih luas, mirip seorang seniman yang menggelar pameran seni di galeri internasional.
Tentu saja, peran regulasi domestik di Tiongkok juga turut membentuk arah strategi ini. Dalam beberapa tahun terakhir, Beijing memang telah melonggarkan pendirian regulasinya terhadap video game. Meskipun Tiongkok masih menerapkan lisensi yang ketat dan membatasi waktu bermain game untuk pemain di bawah 18 tahun hingga tiga jam per minggu—mirip jam malam digital—otoritas semakin memandang game lokal sebagai simbol soft power negara.
Dari Beijing Hingga Belahan Dunia: Kekuatan “Soft Power” di Ujung Jari
Konsep soft power ini semakin menguat, terutama setelah kesuksesan fenomenal Black Myth: Wukong, sebuah game yang berhasil menarik perhatian dunia dengan grafis memukau dan narasi yang kaya akan mitologi Tiongkok. Ini menunjukkan bahwa game tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga medium ampuh untuk memperkenalkan budaya dan cerita. Tencent, melalui TiMi, tampaknya ingin mengikuti jejak ini, menyebarkan narasi Tiongkok melalui karakter dan gameplay yang menarik.
Pengembangan Honour of Kings: World menjadi contoh nyata bagaimana ambisi soft power ini terintegrasi dengan strategi bisnis. Dengan mengadaptasi flagship game mereka menjadi pengalaman yang lebih imersif dan mendalam, TiMi berupaya menarik pemain yang mencari lebih dari sekadar sesi cepat di ponsel. Ini adalah pertaruhan besar yang berpotensi mengubah lanskap game RPG global.
Keputusan untuk memperkuat basis pengguna global juga merupakan respons adaptif terhadap dinamika pasar. Ketika ceruk pasar domestik mulai padat dan kompetitif, menatap ke cakrawala internasional adalah pilihan yang paling logis. Ini seperti seorang pedagang yang membuka cabang di kota lain ketika toko utamanya sudah kebanjiran pelanggan.
Level Up Bisnis Gaming: Lebih dari Sekadar Hiburan
Fenomena ini juga menyoroti bagaimana perusahaan teknologi besar tidak lagi hanya beroperasi dalam satu lingkup. Mereka adalah entitas global yang mencari peluang pertumbuhan di mana pun ada pasar yang siap menerima. Tencent, dengan dominasinya di berbagai sektor mulai dari media sosial hingga fintech, melihat game sebagai jembatan yang kuat untuk menghubungkan diri dengan audiens global.
Pada akhirnya, keberhasilan TiMi dalam meraih 100 juta pengguna di luar Tiongkok bukan hanya sekadar angka yang mengejutkan. Ini adalah bukti konkret dari strategi ekspansi yang cerdas, investasi dalam kualitas game, dan pemahaman mendalam tentang pasar global. Ini juga merupakan sinyal bahwa masa depan gaming tidak lagi terkotak-kotak dalam batasan negara, melainkan sebuah medan perang global di mana kreativitas dan inovasi menjadi senjata utama.
Dengan Honour of Kings: World di cakrawala dan ambisi yang terus membara, TiMi Studio Group dan Tencent Holdings tampaknya siap untuk terus “level up” di panggung global. Ini adalah perjalanan yang menarik untuk disaksikan, di mana kejutan-kejutan manis dari jumlah pengguna yang melonjak mungkin akan menjadi hal yang lazim. Siapa yang akan terkejut lagi berikutnya? Waktu dan angka-angka game yang tak henti bergerak akan menjawabnya.