Siapa bilang riset itu cuma buat orang-orang di lab yang jarang kena matahari? Buktinya, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) lagi getol banget nih ngajakin ASEAN dan Jepang buat bikin ekosistem riset yang super kece. Bayangin aja, riset yang dulunya kayak tugas kuliah yang membosankan, sekarang bisa jadi game changer buat masa depan!
Dunia riset memang seringkali dianggap complicated, tapi sebenarnya esensinya sederhana: cari tahu, coba-coba, dan bikin sesuatu yang berguna. Nah, BRIN pengen banget kolaborasi riset ini nggak cuma jadi obrolan serius di forum-forum ilmiah, tapi juga ngefek langsung ke kehidupan kita sehari-hari. Salah satunya ya lewat startup yang inovatif.
BRIN Ajak ASEAN-Jepang Ramein Dunia Riset!
BRIN nggak main-main soal building the foundations. Buktinya, mereka jadi tuan rumah Science and Technology in Society (STS) Forum ASEAN-Japan Conference yang ke-9. Temanya keren abis: “Building the Foundations of ASEAN-Japan Research Collaboration for Sustainable Innovation and Future Societies.” Deep banget, ya?
Konferensi ini nggak cuma sekadar ngumpul-ngumpul sambil minum kopi. Ada bahasan serius soal sustainable funding, pemanfaatan open infrastructure, mobilitas peneliti, kegiatan riset interdisipliner, sampai hilirisasi hasil riset lewat kolaborasi dengan industri dan startup. Intinya, gimana caranya riset nggak cuma jadi tumpukan jurnal, tapi juga jadi solusi nyata.
Kepala BRIN, Bapak Laksana Tri Handoko, bilang kalau BRIN punya peran strategis buat nge-boost kolaborasi regional. Beliau percaya banget startup itu penting buat transformasi digital dan inovasi perkotaan. Jadi, nggak heran kalau BRIN fokus ke solusi-solusi kayak smart mobility, energi terbarukan, dan sistem pelayanan publik yang lebih efisien.
BRIN bahkan nggak segan-segan ngeluarin international collaborative research funding scheme, ngebebasin mobilitas peneliti, dan bikin kebijakan open-access buat infrastruktur riset. Tujuannya satu: bangun ekosistem riset dan inovasi yang inklusif dan impactful buat pembangunan nasional menuju Indonesia Emas 2045. Ambisius? Tentu saja!
Dari Workshop Jadi Konferensi: Biar Makin Seru!
Edy Giri Rachman Putra, salah satu pejabat BRIN, ngejelasin kalau STS Forum tahun ini beda dari sebelumnya. Dulunya cuma workshop, sekarang jadi konferensi. Biar apa? Biar cakupan diskusinya makin luas dan engagement-nya makin dalam lintas sektor dan negara. Ide bagus, kan?
Forum ini dibagi jadi tiga sesi utama. Pertama, “Strengthening Research Funding, Infrastructure, and Innovation Ecosystems for Sustainable Innovation.” Bahasannya soal gimana caranya nge-strengthen kolaborasi riset lewat integrasi pendanaan, mobilitas peneliti, dan manajemen open infrastructure. Intinya, gimana caranya riset nggak kekurangan dana dan sumber daya.
Kedua, “Advancing Strategic Collaboration in Interdisciplinary Research Areas for Regional Development.” Sesi ini highlight riset interdisipliner yang nge-address tantangan perubahan peradaban dan budaya menuju modern smart society. Jadi, riset nggak cuma soal teknologi, tapi juga soal sosial dan budaya.
BRIN juga nggak lupa nginisiasi program riset di bidang sosial, humaniora, dan arkeologi yang nyumbang narasi global soal sustainability dan kearifan lokal. Siapa bilang riset cuma soal coding dan angka? Buktinya, riset soal budaya dan sejarah juga penting!
Startup Jadi Jagoan Hilirisasi Riset!
Sesi ketiga fokus ke “Urban Innovation and Start-up Ecosystems.” Sesi ini ngebahas peran startup dalam hilirisasi riset dan solusi inovatif buat nge-address tantangan komunitas urban di era digital. BRIN nggak cuma ngasih ide, tapi juga ngasih jalan buat implementasi.
BRIN bahkan ngeluncurin RIIM Startup funding scheme buat nyokong Perusahaan Pemula Berbasis Riset (PPBR). Tujuannya biar mereka bisa ngasih kontribusi nyata lewat inovasi teknologi. Jadi, startup nggak cuma bikin aplikasi yang unfaedah, tapi juga ngembangin teknologi yang beneran berguna.
Menurut Putra, konferensi ini ngasih kesempatan buat nyatuin pemikiran lintas disiplin, ngebuka peluang kolaborasi antar sektor, dan nge-strengthen sinergi antara riset dan startup. Intinya, gimana caranya riset bisa ngasilin solusi yang applicable dan impactful.
Dengan ngembangin ekosistem yang nyokong pertumbuhan startup berbasis riset, ASEAN dan Jepang bisa nge-encourage inovasi yang langsung ngefek ke kehidupan masyarakat, nyiptain kota cerdas yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Goal yang mulia, bukan?
Inovasi: Kunci Masa Depan yang Lebih Cerah
Intinya, kolaborasi antara BRIN, ASEAN, dan Jepang ini bukan cuma soal bikin riset yang keren, tapi juga soal gimana caranya riset bisa nyelesaiin masalah nyata dan ningkatin kualitas hidup kita semua. Dengan ngasih dukungan ke startup berbasis riset, kita bisa nge-unlock potensi inovasi yang nggak terbatas dan nyiptain masa depan yang lebih cerah. Jadi, yuk rame-rame dukung riset dan inovasi!