Siap-siap, gearheads! Dunia motorsport virtual kembali memanas! Seri Gran Turismo World Series 2025 baru saja membuka tirai di London, dan spoiler alert: dramanya bikin kita lupa caranya bernapas. Dua nama familiar langsung tancap gas, membuktikan bahwa skill dan strategi masih jadi raja di arena balap digital ini. Pertanyaannya, apakah mereka bisa mempertahankan dominasi ini sampai World Final di Fukuoka?
Dominasi Subaru dan Strategi Cerdas di London
Seperti musim sebelumnya, 2025 menghadirkan tiga live event pendahuluan yang mempertemukan 12 pembalap terbaik di Nations Cup dan 12 merek otomotif terkemuka di Manufacturers Cup. Poin yang diraih di babak penyisihan ini akan dibawa ke World Final, jadi setiap tikungan dan salip-menyalip punya arti penting. London jadi panggung pertama untuk melihat siapa yang benar-benar siap menghadapi tekanan, dan boy, oh boy, pertarungannya sengit!
Gran Turismo World Series London: Ketika Pabrikan Beradu Kecepatan
Ajang Manufacturers Cup membuka rangkaian acara, dengan format kualifikasi, superpole, dan satu balapan penentu di sirkuit Tokyo Expressway South Counterclockwise. Semua pembalap sudah familier dengan sirkuit ini, berkat berbagai Time Trial dan Daily Race yang diselenggarakan sebelumnya. Tapi ingat, balance of performance (BOP) khusus di event ini bisa mengubah segalanya. Siapa bilang persiapan matang menjamin kemenangan?
Subaru dan Mazda berhasil mencuri perhatian di sesi superpole. Ryota Kokubun hanya terpaut 0.122 detik dari Shota Sato (Porsche), mengamankan posisi ke-6. Sementara itu, Mercedes harus gigit jari karena Kojiro Sasaki tertinggal cukup jauh (+0.378 detik). Kejutan terjadi ketika Seiya Suzuki (BMW) berhasil memperbaiki catatan waktunya, mengungguli Sato dan merebut pole position. Takuma Miyazono (Subaru) juga tampil impresif, meskipun catatan waktunya sedikit lebih lambat dari sesi sebelumnya.
Suzuki dan Miyazono jadi dua pembalap yang berani memulai balapan dengan ban lunak. Strategi ini jelas mengincar keunggulan di awal balapan, sambil berharap persaingan sengit di belakang mereka bisa membantu mempertahankan posisi hingga akhir. Taktik klasik di event GT live, bukan? Di sepertiga awal balapan, Suzuki dan Miyazono melaju mulus, menciptakan jarak lima detik dari rombongan pembalap yang menggunakan ban medium.
Drama dimulai saat Suzuki memutuskan masuk pit di akhir lap ketujuh, mempromosikan persaingan ketat antara Porsche, Lexus, Mazda, dan Toyota untuk memperebutkan podium. Kawakami (Lexus) menyusul dua lap kemudian, diikuti Sato, Sasaki, dan Ryosuke Tsujimura (Honda). Kokubun (Mazda) memimpin setelah para rivalnya masuk pit, dan menjadi yang pertama beralih ke ban lunak di lap ke-12.
Senggolan Maut dan Strategi Ban Jitu
Suzuki dan Miyazono sudah jauh di depan, tapi perbedaan jenis ban di antara lima pembalap di belakang mereka memicu pertarungan sengit di seperempat akhir balapan. Kawakami dan Sato mengandalkan daya tahan ban medium, tapi Kokubun melaju kencang dengan ban lunak, berusaha menyusul mereka. Sayangnya, Kokubun terjebak di belakang Lexus dan Porsche, membuatnya rentan terhadap serangan dari belakang.
Insiden besar terjadi di terowongan, ketika Sato dan Goto (Lamborghini) bersenggolan. Goto menabrak dinding luar, memperlambat lajunya dan memberi kesempatan bagi empat pembalap lain untuk menyalip. Di tikungan hairpin, Sato mencoba mengikuti Kokubun dari sisi dalam, tapi malah tertabrak Lexus, menyebabkan Porsche menabrak dinding dan melorot ke posisi terakhir. Kawakami pun mendapat penalti tiga detik atas perannya dalam insiden tersebut. Oops!
Kokubun dan Morimoto (Toyota) akhirnya berduel untuk memperebutkan posisi podium terakhir. Kokubun tampil dominan dengan ban lunaknya, mengamankan posisi ketiga. Tapi pertarungan untuk posisi pertama masih belum selesai. Miyazono terus membuntuti Suzuki sepanjang balapan, menyimpan energi dan ban untuk saat-saat krusial.
Setelah sabar menunggu, Miyazono mulai menekan Suzuki di tiga lap terakhir. Ia mencoba menyalip di tikungan hairpin di lap ke-18, tapi gagal. Di lap berikutnya, ia kembali mencoba manuver serupa. Di lap terakhir, Suzuki sedikit melebar saat mencoba mempertahankan posisinya, dan Miyazono langsung memanfaatkan kesempatan tersebut untuk merebut pimpinan lomba. Checkmate! Miyazono berhasil meraih kemenangan pertama musim ini untuk tim Subaru, sementara Suzuki harus puas dengan posisi kedua.
Perebutan Tahta Nations Cup: Spanyol Mendominasi
Nations Cup hadir dengan format kualifikasi, balapan kualifikasi, dan balapan utama. Setiap tahapan menentukan posisi start untuk tahapan berikutnya. Jose Serrano dan Pol Urra, dua juara bertahan dari tim Spanyol di tahun 2023, langsung menunjukkan tajinya dengan mengunci baris depan di Grand Valley Reverse. Seluruh pembalap hanya terpaut kurang dari setengah detik, membuktikan ketatnya persaingan. Balapan dilanjutkan di Le Mans, dengan menggunakan Aston Martin Valkyrie yang dipacu hingga 1.458hp. Speed demon!
Awal balapan berjalan mulus bagi duo Spanyol. Senggolan di tikungan pertama antara Adriano Carrazza dan dua pembalap Prancis menciptakan jarak dua detik dan memungkinkan mereka melaju tanpa gangguan. Carrazza terjepit antara Thomas Labouteley dan Angel Inostroza di Daytona chicane, sementara Inostroza kehilangan kendali dan berputar. Penalti karena melanggar batas lintasan juga mewarnai balapan ini. Le Mans memang terkenal sulit! Serrano dan Urra tidak terpengaruh oleh kekacauan di belakang mereka. Mereka melaju mulus dan finis di posisi 1-2.
Drama Strategi Ban dan Akhir yang Mendebarkan
Strategi ban memainkan peran penting dalam balapan X2019. Semua jenis ban tersedia, tapi pembalap hanya perlu menggunakan dua jenis. Lima pembalap terdepan memulai balapan dengan ban medium, sementara Labouteley memilih ban keras. Di belakangnya, hanya de Bruin yang menggunakan ban lunak dan Cardinal dengan ban keras. De Bruin tampil impresif di awal balapan, menyodok ke posisi terdepan di lap keempat. Tapi ia mendapat penalti satu detik setelah menyenggol Barbara di tikungan hairpin.
Urra merebut kembali pimpinan lomba, tapi kemudian kehilangan posisinya setelah melakukan kesalahan. Para pembalap di depan seolah alergi untuk masuk pit, sampai Miyazono memutuskan untuk mengganti ban ke ban keras di lap ke-17. Drumont mengikuti langkah Miyazono di lap berikutnya, sementara Gallo dan Sasaki memilih ban lunak.
Serrano dan Urra akhirnya masuk pit di lap ke-20, mengganti ban ke ban lunak. Pertarungan sengit pun terjadi di lap-lap terakhir, dengan empat mobil menggunakan ban lunak dan duo Spanyol menggunakan ban yang lebih segar. Serrano berhasil merebut posisi terdepan, diikuti Urra. Di lap terakhir, Urra mencoba menyalip Serrano di chicane, tapi gagal. Ia kembali mencoba di tikungan hairpin, tapi kehilangan kendali dan memberi kesempatan bagi Serrano untuk mempertahankan pimpinan lomba. Close call!
Serrano berhasil meraih kemenangan, diikuti Urra di posisi kedua. Gallo mengamankan posisi podium terakhir. Lomba ini membuktikan bahwa motorsport virtual tidak hanya membutuhkan skill mengemudi, tetapi juga strategi yang matang dan keberanian mengambil risiko.
Persaingan di Gran Turismo World Series 2025 baru saja dimulai, dan masih banyak event menarik lainnya yang akan datang. Jadi, tetap pantau terus perkembangan dunia motorsport virtual, karena drama dan aksi seru akan terus menghibur kita!