Dark Mode Light Mode
Chipset dan Baterai Xiaomi Civi 5 Pro Ungkap Performa Maksimal
Sungguh Tak Habis Pikir, Album Terlaris Kedua Michael Jackson Ini Benar-Benar Diabaikan Grammy
Game Fisik Mario dan Zelda Switch 2: Bukan Kartu Kode, Ada Konsekuensi

Sungguh Tak Habis Pikir, Album Terlaris Kedua Michael Jackson Ini Benar-Benar Diabaikan Grammy

Siapa sih yang nggak kenal Michael Jackson? Raja Pop yang lagunya masih asyik didengerin sampai sekarang. Tapi, tahu nggak sih, di balik kesuksesannya, ada cerita pahit soal Grammy Awards yang bikin geleng-geleng kepala?

Setelah Thriller meledak di pasaran dan mendulang banyak penghargaan, termasuk 8 Grammy Awards di tahun 1984, banyak yang menyangka album berikutnya, Bad, akan bernasib serupa. Ternyata, eh ternyata, Grammy Awards punya kejutan lain. Bad justru kurang diapresiasi, bahkan terkesan diabaikan. Padahal, Off The Wall dulu sempat membuatnya kesal karena hanya mendapatkan satu penghargaan Grammy.

Jackson merasa dikotak-kotakkan hanya dalam kategori R&B karena rasnya. Kekesalan inilah yang memotivasinya untuk reinvent dirinya menjadi King of Pop dan merilis Thriller, album terlarisnya. Ironisnya, kesuksesan Thriller nggak menular ke Bad.

Kok Bisa Album "Bad" Cuma Menang Satu Grammy?

Album Bad yang dirilis tahun 1987, hanya membawa pulang satu piala Grammy di tahun 1990 untuk kategori Best Short Form Music Video lewat lagu "Leave Me Alone". Padahal, lagu ini baru dirilis sebagai single di tahun 1989. Di tahun 1988, Bad dinominasikan untuk empat kategori bergengsi, termasuk Album of The Year, tapi sayangnya, zonk! Tahun 1989, giliran "Man In The Mirror" yang dinominasikan sebagai Record of The Year, tapi lagi-lagi, kalah. Hmm, ada apa gerangan?

Padahal nih ya, Bad mencetak sejarah sebagai album pertama yang menghasilkan lima single nomor 1 di tangga lagu Billboard. Catatan ini baru bisa disamai 23 tahun kemudian oleh Katy Perry, dan sampai sekarang belum ada lagi artis lain yang mampu menyamai rekor tersebut. Kebayang nggak sih betapa populernya album ini? Lagu-lagu seperti "Smooth Criminal", "The Way You Make Me Feel", dan title track-nya, "Bad", tetap jadi hits abadi yang diputar di seluruh dunia.

"Bad" Dibandingkan "Thriller": Jurang Pemisah di Grammy?

Michael Jackson adalah bintang di Grammy Awards 1984. Setelah merasa diabaikan sebelumnya, Thriller menjadi momen kebangkitannya. Ia membawa pulang delapan Grammy, termasuk Album of The Year. Beberapa tahun berikutnya, Jackson meraih beberapa Grammy lagi, yang membuat kekalahan Bad semakin mengejutkan. Transformasi dari artis paling banyak meraih penghargaan menjadi pulang dengan tangan kosong di tahun 1988, terasa seperti tamparan dari Academy. Video online menunjukkan Jackson terlihat kecewa setelah kekalahannya.

Walaupun Thriller tetap menjadi album terlaris sepanjang masa, Bad juga sukses besar. Perubahan status Jackson dari bintang utama di 1984 menjadi tanpa penghargaan di 1988 terasa pahit. Kejadian ini juga berdampak besar pada perilaku Jackson di acara penghargaan.

Bukti nyata kekecewaan Michael Jackson adalah keputusannya untuk berhenti menghadiri acara penghargaan besar kecuali jika ia menerima penghargaan khusus. Setelah tahun 1988, Jackson tidak hadir di Grammy Awards 1990 ketika ia memenangkan penghargaan untuk "Leave Me Alone". Ia baru muncul kembali pada tahun 1993 ketika ia dianugerahi Grammy Lifetime Achievement Award. Wah, berarti beneran sakit hati ya?

Apakah Grammy Selalu Benar? Kasus "Bad" Jadi Bukti

Meskipun Grammy Awards dianggap sebagai ajang penghargaan paling bergengsi di industri musik, bukan berarti mereka selalu benar dalam mengambil keputusan. Butuh waktu 25 tahun bagi mereka untuk memberikan Album of The Year kepada Beyoncé, dan artis besar seperti Prince bahkan tidak pernah membawa pulang penghargaan itu sama sekali. Walaupun mereka memberikan penghargaan yang pantas kepada Thriller pada tahun 1984, keputusan mereka pada tahun 1988 kurang bisa dipahami.

Ada kemungkinan kesuksesan Thriller turut berkontribusi pada pengabaian Bad, karena Grammy kadang-kadang mengabaikan artis setelah memiliki tahun yang besar. Misalnya, setelah kemenangannya pada tahun 2016, Taylor Swift tidak memenangkan Grammy lagi hingga tahun 2020. Atau, mungkinkah ada faktor lain, seperti ras?

Spekulasi lain menyebutkan bahwa ras juga berperan, dan Academy tidak senang melihat artis berkulit hitam memenangkan begitu banyak penghargaan dan memutuskan untuk meredamnya untuk album Jackson berikutnya. Apa pun alasannya, Bad tetap menjadi album yang luar biasa, baik Grammy mengakuinya atau tidak, dan Michael Jackson terus membuat karya inovatif sepanjang kariernya. Intinya sih, kualitas musik nggak bisa dinilai cuma dari piala.

Jadi, pelajaran yang bisa kita ambil? Jangan terlalu terpaku sama penghargaan. Musik yang bagus akan tetap dikenang, meskipun nggak menang Grammy.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Chipset dan Baterai Xiaomi Civi 5 Pro Ungkap Performa Maksimal

Next Post

Game Fisik Mario dan Zelda Switch 2: Bukan Kartu Kode, Ada Konsekuensi