Mungkin terdengar seperti ide yang tercetus saat sesi brainstorming yang sangat aneh di tengah malam: “Bagaimana kalau kita suruh cumi-cumi raksasa membuat game olahraga ekstrem? Ya, yang kickflip di padang pasir, sambil meluncur di atas pedang terbang!” Kedengarannya gila, bukan? Apalagi jika studio di baliknya adalah Giant Squid, pengembang yang lebih dikenal dengan petualangan mereka yang menenangkan jiwa, tempat mekanika, musik, dan visual melebur menjadi satu pengalaman yang nyaris meditatif. Namun, studio ini kini mengambil gaya khas ketenangan mereka dan memadukannya dengan, sungguh di luar dugaan, extreme sports. Hasilnya? Sebuah mahakarya yang bernama Sword Of The Sea, game yang lebih sering membuat pemainnya terbang tinggi daripada sekadar meluncur.
Dari Laut Dalam ke Lautan Pasir
Giant Squid, dengan debut mereka, ABZÛ, hampir menyempurnakan formula petualangan yang tenang. Game tersebut mengajak pemain menyelami dunia bawah laut yang memukau, meski gameplay-nya yang sederhana agak menghambatnya mencapai status masterpiece sejati. Kini, mereka mengambil filosofi desain yang sama dan secara berani menerapkannya pada sebuah genre yang sama sekali berbeda. Pemain akan berperan sebagai pengembara sendirian yang berselancar di gurun dengan hover-sword, mengukir jejak di atas bukit pasir, mengembalikan air ke dunia gurun yang tandus, dan tentu saja, melakukan trik-trik yang “gnarly” di sepanjang perjalanan. Ini adalah perpaduan yang tak terduga, namun berhasil menciptakan pengalaman yang sangat unik dan memuaskan.
Pemain yang akrab dengan seri Tony Hawk’s Pro Skater atau bahkan 1080° Snowboarding dari Nintendo akan merasa sangat familiar di sini. Dengan skema kontrol yang sederhana, Sword Of The Sea memungkinkan pemain melompat, membalik, dan meluncur dengan mulus dalam waktu singkat. Kontrol yang intuitif berarti dalam sepuluh menit pertama, menggerakkan karakter akan terasa seperti naluri kedua, membuat setiap putaran dan luncuran terasa percaya diri. Game ini benar-benar ingin pemain bergerak cepat; menekan pendaratan bukit pasir dengan tepat akan membuat pemain melaju kencang hingga segala sesuatu di sekitar terlihat buram. Ini adalah pengalaman yang unik, memungkinkan pemain masuk ke dalam flow state yang menenangkan sekaligus tetap mendebarkan, memberikan tendangan nyata bagi penggemar pergerakan berkecepatan tinggi.
Evolusi Flow dan Kontrol yang Melekat
Game ini juga secara cerdas memperkenalkan skill dan cara bergerak baru seiring progres pemain. Mulai dari teka-teki sederhana atau seksi platforming yang ketat, hingga bahkan memperkenalkan boost tepat saat pemain berpikir segalanya mulai melambat. Kemampuannya untuk mencampuradukkan elemen seiring progres memastikan hover-sword kesayangan tidak pernah terasa usang atau membosankan. Satu-satunya saat game ini sedikit tersendat adalah di beberapa momen ketika pemain dipaksa turun dari papan dan terlibat dalam seksi hewan yang terasa sedikit canggung dan kurang mulus. Untungnya, momen-momen ini jarang terjadi dan tidak merusak keseluruhan pengalaman meluncur yang luar biasa.
Keindahan yang Menjelma dan Dunia yang Berubah
Sulit sekali untuk tidak terhanyut oleh keindahan visual Sword Of The Sea. Lanskap yang disinari matahari seolah berpendar saat pemain mengukir jejak di atasnya dengan kecepatan tinggi, membuat lens flare ala J.J. Abrams pun seolah cemburu. Namun, segalanya menjadi jauh lebih menakjubkan begitu pemain mulai mengembalikan air ke dunia yang kering kerontang. Rumput laut menempel di dinding ngarai, makhluk laut melayang di samping, dan pemain bahkan bisa berhenti untuk melompat di atas paus pembunuh untuk mengarungi lautan (dan kenapa tidak, bukan?). Meluncur melalui lanskap yang telah bertransformasi ini adalah pesta visual yang mutlak.
Integrasi template lautan yang luas dengan gurun, reruntuhan kuno, atau lanskap es menciptakan perpaduan dunia yang benar-benar memukau. Ketika pemain mendapati diri terpental dari puncak ubur-ubur dan meluncur melewati lumba-lumba, sulit membayangkan tempat lain yang lebih menyenangkan untuk “memecahkan gelombang pasir.” Setiap sudut dunia terasa hidup dan dinamis, terus berubah seiring interaksi pemain dengannya. Ini bukan hanya sekadar latar belakang, melainkan bagian integral dari narasi dan pengalaman bermain.
Petualangan Singkat yang Berkesan
Dunia dan gameplay Sword Of The Sea melayani cerita yang minimalis dan mudah diikuti dengan sangat baik. Pemain akan tumbuh akrab dengan peselancar kecil yang “rad” ini saat melintasi daratan yang (sebagian besar) sepi. Jelas bahwa Giant Squid telah berhasil memenuhi semua kriteria dalam menciptakan game yang condong ke arah kenyamanan dan relaksasi, memberikan pengalaman yang sepenuhnya meditatif—kali ini dengan gameplay yang jauh lebih engaging sebagai bonusnya. Game ini membuktikan bahwa elemen aksi dan kecepatan bisa hidup berdampingan dengan ketenangan dan keindahan visual.
Meski runtime game ini cenderung singkat, dan ketika kredit akhir bergulir, sulit untuk tidak berharap memiliki lebih banyak waktu untuk berpetualang melintasi lanskapnya. Namun, sebagai poin positif, mode New Game Plus memberikan banyak alasan untuk kembali melompat ke hover-sword untuk putaran berikutnya. Ini memastikan bahwa nilai replayability-nya tinggi, memungkinkan pemain untuk mengeksplorasi kembali dunia yang indah ini atau mencoba tantangan baru. Jadi, matikan pikiran sejenak dan raih papan hover-sword Anda, karena Sword Of The Sea adalah gelombang yang sangat pantas untuk ditunggangi. Surf’s up!