Dark Mode Light Mode

Teknologi Membongkar Perselingkuhan: Jumbotron, Playlist Spotify, dan Ulasan TripAdvisor

Dulu, bukti perselingkuhan bisa berupa struk hotel, aroma parfum asing, atau noda lipstik di kerah baju. Romansa murahan, film detektif, dan lagu patah hati adalah mediumnya. Sekarang? Teknolgi jadi musuh bebuyutan. Bayangkan, CEO dan direktur HR sebuah perusahaan ketahuan selingkuh di konser Coldplay gara-gara kiss cam! Ironis, kan? Teknologi yang seharusnya memudahkan hidup, malah jadi bumerang.

Tentu saja, sebelum menghancurkan hidup seseorang, teknologi juga mempermudah aksi selingkuh itu sendiri. Bayangkan, menurut Lara Ferreiro, seorang psikolog spesialis terapi pasangan, 76% pengguna aplikasi khusus selingkuh, Ashley Madison, mengaku memulai perselingkuhan mereka berkat teknologi, terutama media sosial dan WhatsApp.

Tapi jangan senang dulu para “pemain”. Ferreiro menambahkan bahwa 61% perselingkuhan terbongkar gara-gara “kecelakaan” teknologi. Notifikasi yang muncul tiba-tiba, riwayat pencarian di komputer yang lupa dihapus, atau aplikasi yang masih terbuka adalah biang keladinya. Itu sebabnya, 80% pengguna aplikasi selingkuh beralih ke Telegram dan Snapchat. Tapi ingat, 24% pasangan saling berbagi geolocation!

Viki Morandeira, seorang coach yang membantu pasangan setelah kejadian selingkuh, punya cerita menarik. Seorang istri yang curiga, melacak lokasi ponsel suaminya melalui aplikasi yang terhubung. Hasilnya? Suaminya berada di rumah teman mereka! Plot twist abis, kan?

LinkedIn: Bukan Hanya Buat Cari Kerja, Tapi Juga Cari Selingkuhan?

Siapa sangka, LinkedIn, yang notabene platform profesional, juga bisa jadi ajang flirting. Seorang direktur perusahaan multinasional menerima pesan melalui LinkedIn dari selingkuhan suaminya. Karena tidak punya kontak lain, si selingkuhan menggunakan LinkedIn Premium untuk mengirim pesan langsung dan mengirimkan screenshot percakapan mereka. Drama abis!

Bahkan acara reality show kencan di Netflix, The Ultimatum: Queer Love, mengungkap perselingkuhan dua pesertanya. Gimana caranya? Akun Spotify mereka menunjukkan bahwa mereka menghabiskan malam dengan mendengarkan playlist seks selama berminggu-minggu. Musical footprint yang mengkhianati!

Semua ini sebenarnya bukan hal baru. Para ahli sudah lama memperingatkan tentang bahaya pemantauan kebiasaan kita sendiri. Hal ini bisa memicu obsesi dan mengakhiri keintiman. Dan ketika keintiman hilang, perilaku terlarang seperti perselingkuhan pun muncul.

Teknologi: Musuh atau Komplotan Perselingkuhan?

Silvia Rubies dari Gleeden, situs kencan extramarital, punya cerita yang lebih gila lagi. Seorang wanita menemukan suaminya selingkuh melalui Apple Watch-nya! Saat dilacak, jam itu mencatat aktivitas fisik intens di tengah malam, padahal suaminya bilang sedang dinas luar kota. Gleeden sendiri berusaha agar penggunanya tidak ketahuan melalui teknologi. Mereka mengirimkan struk dengan nama gym, bank, atau apapun yang dipilih pengguna. Mereka juga punya tombol “kabur” dan fitur “goyang untuk keluar” aplikasi. Bahkan logo aplikasi bisa diganti dengan logo lain. Jadi, di satu sisi teknologi adalah musuh perselingkuhan, di sisi lain, teknologi juga beradaptasi untuk menjadi komplotannya.

Ferreiro menceritakan kliennya yang ketahuan suaminya selingkuh karena anaknya yang masih kecil mengaktifkan Siri dan menyuruhnya membacakan pesan. Pesan yang dibacakan Siri ternyata pesan erotis dari selingkuhan suaminya!

Review Google dan Kalkulator Cinta: Kecerobohan Fatal Para Peselingkuh

“Kasus yang paling Dantesque adalah wanita yang memberikan ulasan positif untuk sebuah hotel di Google Review, padahal dia tidak pergi ke sana bersama pasangannya. Banyak peselingkuh yang sama sekali tidak berhati-hati,” kata Ferreiro. Rubies menambahkan, “Saya ingat seorang eksekutif yang mencoba mengakhiri perselingkuhannya. Dia terus memblokir dan membuka blokir selingkuhannya karena dia kecanduan dopamine rush dari perselingkuhan. Tapi ketika dia memblokirnya di WhatsApp, si selingkuhan mulai mengirimkan uang 1 dolar dengan pesan di deskripsinya, yang akhirnya menjadi cara istrinya menemukan perselingkuhan itu.”

Klien lain dari Meksiko menemukan pasangannya berkomunikasi dengan selingkuhannya melalui aplikasi yang menyamar sebagai kalkulator. Padahal, aplikasi itu untuk encrypted messaging. Mereka memiliki bisnis bersama dan selingkuhannya adalah direktur cabang bank yang mengelola rekening perusahaan.

Jejak Digital Tak Bisa Bohong

Rafael Guerrero, seorang detektif swasta, mengatakan bahwa jejak digital kita semakin mudah dilacak. “Pasangan yang mencurigai perselingkuhan dapat menyewa detektif untuk mengungkap bukti. Ingatlah bahwa detektif adalah satu-satunya profesional yang diizinkan menyelidiki informasi pribadi di Spanyol. Hubungan sentimental paralel memiliki komponen emosional yang sangat kuat, yang membuatnya mudah melakukan kesalahan.”

Platform dan aplikasi tidak hanya mengungkap perselingkuhan. Para korban perselingkuhan juga menemukan cara orisinal untuk membalas dendam. Seorang wanita yang pacarnya selingkuh menulis di Reddit, “Mantan saya tidak pernah berhenti menggunakan Netflix saya, jadi saya mengubah nama profil menjadi ‘Tidak Setia’ dan mengatur agar dia hanya bisa menonton acara anak-anak.” Revenge is a dish best served cold, and on Netflix.

Intinya? Hati-hati dengan jejak digitalmu. Teknologi bisa jadi best friend atau worst enemy, tergantung bagaimana kamu menggunakannya. Selingkuh? Mungkin lebih baik pikir-pikir lagi deh.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Rekap Acara Tahunan THQ Nordic – Sorotan untuk Pemilik PlayStation

Next Post

Sabrina Carpenter Ungkap Daftar Lagu Album Baru 'Man's Best Friend', Sindir Siapa?