Indonesia, seringkali kita mendengar keluhan tentang makanan yang cepat basi atau buah-buahan yang kurang tahan lama. Padahal, di era serba canggih ini, kita punya solusi yang mungkin terdengar out of the box, yaitu teknologi nuklir. Jangan langsung membayangkan bom atom ya, ini lebih ke arah ‘menjinakkan' kekuatan atom untuk kebaikan umat manusia, khususnya soal ketahanan pangan.
Negara kita, yang kaya akan sumber daya alam, seringkali menghadapi tantangan dalam menjaga kualitas dan kuantitas makanan. Mulai dari masalah hama, mikroba, hingga umur simpan produk yang terbatas. Inilah mengapa inovasi di bidang pangan menjadi krusial.
Salah satu badan yang concern dengan isu ini adalah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Mereka gencar mempromosikan pemanfaatan teknologi berbasis nuklir untuk mendukung ketahanan pangan Indonesia. Terdengar asing? Yuk, kita kulik lebih dalam.
Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir BRIN, Syaiful Bakhri, menjelaskan bahwa teknologi nuklir punya peran penting dalam menjaga keamanan pangan. Terutama dalam memperpanjang masa simpan, menjaga kandungan nutrisi, dan melindungi dari mikroba serta hama. Bayangkan, buah mangga yang bisa diekspor sampai ke Eropa tanpa khawatir busuk!
Beliau juga menambahkan bahwa penggunaan teknologi, termasuk teknologi nuklir, bukan lagi sekadar pelengkap. Melainkan, sudah menjadi tulang punggung dalam memastikan bahwa makanan Indonesia tidak hanya cukup secara kuantitas, tetapi juga unggul dalam kualitas. Ini bukan lagi opsi, tapi kebutuhan!
BRIN memiliki fasilitas mumpuni, termasuk Kawasan Sains dan Teknologi (KST) G.A. Siwabessy di Jakarta. KST ini dibagi menjadi tujuh pusat riset dengan ratusan peneliti yang ahli di bidangnya. Mereka fokus pada berbagai aspek, mulai dari teknologi proses radiasi hingga keselamatan nuklir.
Dan tahukah kamu? Indonesia ternyata punya kompetensi yang memadai di bidang ini. Kita punya fasilitas dan SDM yang mumpuni. Jadi, seharusnya kita bisa lebih memanfaatkan teknologi nuklir untuk mengatasi masalah pangan yang ada.
Radiasi Itu Aman? Kupas Tuntas Mitos dan Fakta
Kepala Pusat Riset Teknologi Proses Radiasi, Irawan Sugoro, menjelaskan bahwa teknologi iradiasi dapat membantu menjaga kualitas makanan tanpa mengubah rasa, tekstur, atau kandungan nutrisinya. Jadi, jangan khawatir mangga kesukaanmu jadi rasa radioaktif!
Teknologi iradiasi juga sudah banyak digunakan untuk non-destructive testing dan sterilisasi alat kesehatan. Terutama di sektor pertambangan dan kesehatan. Artinya, teknologi ini sudah terbukti aman dan efektif.
"Namun, tantangan terbesarnya adalah penerimaan publik," ujar Sugoro. Stigma terhadap istilah ‘radiasi' masih menjadi hambatan utama. Padahal, aplikasinya sudah terbukti aman dan banyak digunakan di berbagai negara maju. Kita seringkali paranoid duluan, padahal belum coba.
Ekspor Makin Lancar: Jurus Jitu Iradiasi
Peneliti BRIN, Murni Indarwatmi, juga menyoroti manfaat iradiasi untuk memperkuat ekspor pangan. Terutama dalam memenuhi persyaratan ketat negara tujuan seperti Australia. Siapa tahu, mangga kita bisa jadi primadona di pasar internasional!
Iradiasi untuk phytosanitary (kesehatan tumbuhan) memungkinkan pengendalian hama tersembunyi seperti lalat buah dan kutu putih. Tanpa perlu perlakuan manual yang mahal dan memakan waktu. Ini sangat relevan untuk buah-buahan ekspor seperti mangga dan manggis. Jadi, petani kita bisa lebih untung!
Teknologi iradiasi juga dapat digunakan untuk sterilisasi produk herbal, daging olahan, dan komponen makanan seperti bubuk cabai dalam mi instan. Proses ini efisien dan higienis, bahkan untuk produk yang sudah dikemas.
Dengan daya tembus yang tinggi dan proses tanpa kontak langsung, iradiasi memungkinkan perlakuan yang efisien dan higienis. Bahkan untuk produk yang sudah dikemas. Coba bayangkan, mi instan yang bebas dari bakteri jahat!
Nuklir Bukan Cuma Soal Energi: Selamatkan Pangan Kita!
Pemanfaatan teknologi nuklir dalam bidang pangan bukan lagi sekadar wacana. Ini adalah solusi nyata untuk mengatasi berbagai tantangan yang kita hadapi. Mulai dari memperpanjang masa simpan produk, menjaga kualitas nutrisi, hingga meningkatkan daya saing ekspor.
Jadi, jangan lagi melihat teknologi nuklir hanya dari sisi negatifnya. Mari kita manfaatkan potensinya untuk mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan. Siapa tahu, generasi kita bisa menikmati makanan yang lebih aman, berkualitas, dan tahan lama. Intinya, jangan anti-sains dulu, guys!