Dulu, para atlet, terutama bintang tenis, harus siap mental menghadapi “badai” komentar pedas di media sosial. Rasanya seperti bermain tenis di lapangan yang penuh dengan ranjau _online_ yang bisa meledak kapan saja, bahkan ketika mereka sedang tidak memegang raket. Namun, kini ada kabar baik: sebuah teknologi kecerdasan buatan (AI) canggih telah turun tangan sebagai “wasit digital” yang tak kenal ampun, membersihkan jutaan postingan agar para pemain bisa bernapas lega dari kebisingan _netizen_ yang, jujur saja, kadang kelewatan.
## Ketika Netizen Berubah Jadi Neti-Zenit (Penjahat Online)
Menerima pujian dari penggemar tentu menyenangkan, tetapi para atlet juga sering menjadi sasaran empuk amarah anonim di jagat maya. Mereka menghadapi berbagai bentuk serangan, mulai dari cemoohan, ancaman, hingga ujaran kebencian. Kondisi ini sering kali menimbulkan tekanan psikologis yang signifikan, memengaruhi performa dan kesejahteraan mental mereka di luar lapangan.
Seringkali, sumber kemarahan ini berasal dari pihak yang tidak terduga: para penjudi yang kecewa. Sebuah studi menemukan bahwa banyak pelaku ujaran kebencian adalah individu yang frustrasi karena hasil pertandingan tidak sesuai ekspektasi taruhan mereka. Ini menciptakan lingkungan yang toksik di mana kekalahan di lapangan bisa berujung pada pelecehan brutal di ranah digital.
Mantan petenis tunggal putri nomor tiga dunia, Elina Svitolina, mengungkapkan pengalamannya belum lama ini. Setelah kekalahan dari Naomi Osaka di Montreal, ia dihujani serangan verbal dan ancaman kematian yang mengerikan. Svitolina dengan tegas menyalahkan perilaku memalukan tersebut pada para petaruh yang merasa dirugikan.
Insiden semacam ini bukan hanya monopoli pemain putri; para petenis pria juga sering menjadi korban pelecehan serupa. Mereka harus menanggung beban mental dari kritik yang tidak membangun dan serangan personal yang sering kali tidak berhubungan dengan performa di lapangan. Tekanan ini mengikis semangat kompetisi dan merenggut esensi olahraga.
Kini, Asosiasi Tenis Profesional (ATP), badan pengelola tenis profesional putra, tidak tinggal diam. Mereka meluncurkan inisiatif cerdas bernama ATP Safe Sport, sebuah perisai digital yang dirancang untuk melindungi para atletnya. Ini bukan sekadar tindakan reaktif, melainkan upaya proaktif yang menunjukkan komitmen serius terhadap kesejahteraan pemain.
## AI Datang, Para Haters Pulang (Ke Kandang)
Hasil tahun pertama peluncuran ATP Safe Sport menunjukkan betapa krusialnya peran AI ini. Alat canggih tersebut telah memindai lebih dari 3,1 juta postingan digital sejak diluncurkan pada Juli 2024. Ini seperti punya tim pembersih data raksasa yang bekerja 24/7, memastikan setiap sudut jagat maya tetap bersih dari sampah digital.
Yang lebih mencengangkan, inisiatif ini berhasil menyaring dan menyembunyikan lebih dari 162.000 komentar media sosial yang mengandung pelecehan “berat” secara _real-time_. Angka ini bukanlah jumlah yang sedikit; ini adalah gunung es kebencian yang berhasil dilarutkan sebelum sempat melukai. Bayangkan sebuah _firewall_ super canggih yang bekerja secepat kilat.
Komentar-komentar merugikan tersebut menargetkan 245 pemain, menunjukkan luasnya cakupan masalah yang dihadapi. Ini berarti hampir seluruh pemain top dalam ekosistem ATP mendapatkan lapisan perlindungan ekstra. AI ini bukan hanya sekadar sistem pencegah, melainkan penjaga gerbang yang tangguh di dunia digital.
Dusan Lajovic, anggota Dewan Penasihat Pemain ATP dari Serbia, menyambut baik langkah ini dengan antusias. Menurutnya, ATP Safe Sport menciptakan lingkungan _online_ yang jauh lebih sehat, bebas dari komentar kebencian dan pesan negatif. Baginya, kehadiran di media sosial kini lebih banyak merefleksikan jati dirinya, bukan sekadar performanya di lapangan.
Andrew Azzopardi, Direktur Perlindungan ATP, menjelaskan bagaimana Safe Sport secara fundamental mengubah cara organisasi melindungi atlet _online_. Ia menyoroti bahwa lebih dari satu dari sepuluh komentar pada postingan pemain bersifat melecehkan, bahkan bisa meningkat hingga 50 persen dalam kasus ekstrem. Ini angka yang mengkhawatirkan, menunjukkan betapa parahnya situasi sebelumnya.
Meskipun Azzopardi mengakui bahwa AI ini tidak akan menghilangkan pelecehan _online_ dalam semalam, ia menegaskan bahwa itu adalah garis pertahanan pertama mereka. Komitmen untuk menjaga kesejahteraan pemain adalah investasi jangka panjang. Ini bukan solusi instan, melainkan fondasi kokoh untuk masa depan yang lebih baik.
Selama tahun pertama Safe Sport, para pejabat ATP telah menindaklanakkan lebih dari 3.300 komentar yang bermasalah. Mereka juga berhasil mengidentifikasi 68 pelaku pelecehan dan mengajukan 28 rujukan ke pihak penegak hukum. Ini menunjukkan bahwa sistem tersebut tidak hanya menyaring, tetapi juga membantu dalam proses identifikasi dan pertanggungjawaban.
## Bukan Sekadar Algoritma Biasa
Inisiatif ATP Safe Sport melampaui sekadar media sosial. Program ini, yang saat ini mencakup 250 pemain tunggal top dan 50 pemain ganda top, akan turut mendukung atlet yang menghadapi berbagai ancaman digital lainnya. Ini termasuk ancaman melalui email, peniruan identitas, _deepfake_, serta berbagai modus penipuan.
Ini berarti ATP sedang membangun ekosistem perlindungan yang komprehensif, tidak hanya berfokus pada satu platform saja. Para pemain bisa merasa lebih tenang karena ancaman digital di berbagai lini akan ditangani. _Deepfake_ dan penipuan digital adalah ancaman modern yang membutuhkan solusi modern.
Ke depannya, ATP berencana untuk terus meningkatkan protokol respons insiden dan memperluas cakupan perlindungan. Mereka juga akan terus mengadvokasi akuntabilitas yang lebih besar dari platform media sosial. Ini adalah langkah maju yang penting dalam menciptakan lingkungan _online_ yang lebih aman dan bertanggung jawab untuk semua.
Pada akhirnya, apa yang dilakukan ATP Safe Sport adalah tentang menciptakan _level playing field_ di dunia digital. Mereka memastikan bahwa fokus tetap pada permainan dan talenta para atlet, bukan pada kebisingan negatif yang tidak relevan. Ini adalah kemenangan untuk sportivitas, baik di lapangan maupun di layar.