Dark Mode Light Mode

Terafulk Pamerkan LST 120 Meter Baru yang Disetujui TNI AL: Penguatan Armada Maritim Indonesia

Siap-siap, generasi Z dan Milenial! Ada kabar seru dari dunia maritim Indonesia. Jangan kaget kalau tiba-tiba lihat kapal perang made in Indonesia yang lebih canggih dari sebelumnya. Ini bukan trailer film action, tapi real deal dari industri pertahanan kita.

Kapal Landing Ship Tank (LST) atau kapal pendarat tank adalah aset penting bagi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL). Fungsinya vital untuk operasi amfibi, pengiriman logistik, dan bantuan kemanusiaan. Kapal LST modern bukan hanya sekadar "kapal barang" laut, tapi platform serbaguna yang mendukung berbagai misi.

TNI AL terus berupaya memodernisasi armadanya, termasuk kapal-kapal LST yang sudah berumur. Peremajaan ini penting untuk menjaga kapabilitas dan efektivitas operasional di tengah dinamika keamanan maritim yang terus berubah. Bisa dibilang, ini seperti upgrade gadget biar nggak ketinggalan zaman.

Desain kapal LST yang mumpuni harus memenuhi berbagai kriteria, mulai dari kapasitas muatan, kemampuan manuver, daya tahan, hingga integrasi sistem persenjataan modern. Desain yang baik juga mempertimbangkan aspek efisiensi energi dan maintenance yang mudah.

Nah, di sinilah peran perusahaan desain kapal swasta seperti Terafulk Megantara Design menjadi krusial. Mereka bertugas merancang kapal-kapal yang sesuai dengan kebutuhan TNI AL, dengan memanfaatkan teknologi dan inovasi terbaru. Ini seperti kolaborasi startup dengan korporasi besar.

Indo Defence 2025 menjadi panggung bagi Terafulk untuk memperkenalkan desain LST terbaru mereka. Pameran ini adalah ajang bergengsi bagi industri pertahanan, tempat berkumpulnya para pemangku kepentingan dari berbagai negara. Jadi, ini momen penting untuk menunjukkan kemampuan desain kapal Indonesia.

Desain LST 120 meter dari Terafulk ini bukan sekadar upgrade biasa. Ini adalah lompatan besar dalam kemampuan kapal pendarat kita. Lebih besar, lebih kuat, dan lebih canggih. Bayangkan seperti upgrade dari sepeda motor ke mobil sport!

LST 120 Meter: Evolusi Kapal Pendarat Indonesia

Desain baru ini terinspirasi dari kapal LST kelas Bintuni yang sudah beroperasi sejak 2015, serta LST kelas Semangka yang lebih tua. Tapi jangan salah, LST 120 meter ini bukan sekadar copy-paste. Terafulk menekankan bahwa desain ini hasil dari masukan langsung TNI AL, lho! Mereka mendengarkan kebutuhan operasional dan persyaratan misi yang spesifik. Jadi, ini benar-benar custom-made untuk Indonesia.

Salah satu perbedaan mencolok adalah keberadaan hangar helikopter. Kapal kelas Bintuni nggak punya ini. Sekarang, LST baru ini bisa menampung satu helikopter ukuran sedang. Ini game changer untuk operasi pengintaian, SAR (Search and Rescue), dan dukungan logistik.

Soal kapasitas, LST ini nggak main-main. Bisa mengangkut hingga 15 kendaraan tempur infanteri BMP-3F, empat truk, dan 474 personel (termasuk kru, pasukan, dan personel penerbangan). Bahkan, kabarnya bisa juga mengangkut tank Leopard 2 milik TNI Angkatan Darat. Mantap! Ini sama saja seperti memindahkan satu kompi pasukan beserta perlengkapannya dalam sekali jalan.

Rahasia Dibalik Desain Canggih: Apa yang Bikin Beda?

LST 120 meter ini dilengkapi dengan empat Landing Craft Vehicle and Personnel (LCVP) berukuran 12 meter. LCVP ini bisa mengangkut sekitar 25 tentara lengkap dengan perlengkapannya. Penempatannya juga unik, di forward mission deck di depan anjungan, bukan di samping seperti kelas Bintuni. Konfigurasi ini memberikan ruang internal yang lebih luas, akses tak terhalang ke stern well (ruang pendaratan di buritan), dan dek helikopter. Intinya, semua jadi lebih mudah dan efisien.

Dapur pacunya menggunakan dua mesin diesel yang sanggup memberikan kecepatan maksimal 16 knot dan jangkauan sekitar 6.200 mil laut. Daya tahan di laut mencapai 20 hari. Cukup untuk operasi jarak jauh dan misi kemanusiaan di wilayah Indonesia yang luas.

Untuk pertahanan diri, kapal ini dilengkapi dengan dua meriam 40mm yang juga bisa digunakan untuk naval gunfire support (dukungan tembakan dari laut), serta dua senapan mesin berat 12.7mm dan sistem decoy (pengelabuan). Nggak cuma jago angkut, tapi juga siap melindungi diri.

Menuju Produksi Massal: Apa Selanjutnya?

Terafulk mengklaim sudah mendapatkan persetujuan prinsip untuk desain LST baru ini. Begitu produksi dimulai, mereka nggak cuma memberikan desain, tapi juga memberikan rekomendasi terkait pembangunan kapal yang paling efektif. Mereka ingin memastikan kualitas dan efisiensi produksi terjaga.

Standardisasi adalah kunci dalam program LST baru ini. Pengalaman dengan kelas Bintuni menunjukkan bahwa kapal-kapal yang dibangun oleh galangan kapal yang berbeda memiliki variasi karakteristik dan dimensi. Dengan standardisasi, diharapkan kualitas dan interoperabilitas kapal-kapal LST dapat ditingkatkan.

Sayangnya, belum ada timeline pasti kapan pembangunan akan dimulai dan berapa banyak kapal yang akan dipesan oleh TNI AL. Yang jelas, TNI AL masih mengoperasikan 15 LST tua, termasuk 11 bekas kapal Frosch-class dari Angkatan Laut Jerman Timur yang dibangun pada tahun 1970-an. Jadi, penggantian armada ini urgent banget.

Bukan Cuma untuk Indonesia: Target Pasar Ekspor

Terafulk nggak cuma fokus memenuhi kebutuhan dalam negeri. Mereka juga punya ambisi untuk memasarkan desain kapal mereka ke negara lain. Mereka sedang merancang coastal and riverine armored assault boat (kapal serbu lapis baja pesisir dan sungai) berukuran 28 meter, serta fast patrol ship (kapal patroli cepat) berukuran 60 meter untuk TNI AL.

Selain itu, mereka juga sedang berdiskusi dengan setidaknya dua pelanggan di Asia Tenggara untuk replenishment oiler (kapal tanker pengisi bahan bakar) dan offshore patrol vessel (OPV) berukuran 90 meter. Ini menunjukkan bahwa kemampuan desain kapal Indonesia nggak kalah dengan negara lain.

Intinya, desain LST 120 meter dari Terafulk ini adalah bukti nyata kemajuan industri pertahanan Indonesia. Nggak cuma sekadar merakit, tapi juga mampu mendesain kapal perang modern sesuai dengan kebutuhan TNI AL. Semoga proyek ini segera terealisasi dan semakin memperkuat pertahanan maritim kita. Ini bukan cuma soal kapal baru, tapi juga soal kebanggaan nasional.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Pertunjukan Pembuka Tur Inggris Marilyn Manson Dibatalkan di Indonesia Akibat Protes

Next Post

Xbox Bagi 3 Game Gratis, Akhir Pekan Dijamin Seru