Ketika Drone Ukraina Lebih Jauh Terbang dari Gosip Tetangga: Inovasi Pertahanan yang Bikin Dunia Melongo
Di tengah hiruk-pikuk konflik yang tak berkesudahan, siapa sangka ada satu negara yang justru sibuk mengubah diri menjadi “pusat R&D” militer global? Bayangkan saja, drone buatan lokal kini bisa terbang sejauh harapan akan liburan panjang, bahkan lebih dari 1.000 kilometer, hanya untuk menuntaskan misi balas dendam manis di garis belakang musuh. Ini bukan sekadar cerita fiksi ilmiah, melainkan realitas inovasi pertahanan Ukraina yang bikin dunia melongo, membuktikan bahwa keterbatasan bisa melahirkan kejeniusan yang tak terduga.
Semua bermula saat sebuah drone buatan Ukraina berhasil menyerang gudang amunisi di Rusia pada September lalu. Serangan tersebut tidak hanya menegaskan tekad Kyiv untuk menyerang jauh di belakang garis musuh, tetapi juga menunjukkan kehebatan industri pertahanan mereka yang semakin matang. Momen tersebut terasa sangat memuaskan bagi seorang wanita yang bertanggung jawab atas produksi drone-drone tersebut.
Berkat keberhasilan misi ini, Rusia untuk beberapa bulan kehilangan kemampuan untuk melancarkan serangan bom luncur yang merusak, seperti yang baru saja menargetkan kota kelahirannya, Kharkiv. “Pertarungan di udara adalah satu-satunya keuntungan asimetris nyata yang kami miliki di medan perang saat ini,” ujar Iryna Terekh, Kepala Produksi di Fire Point. “Kami tidak memiliki tenaga atau uang sebanyak mereka.”
Terekh berbicara sambil mengamati puluhan “drone serang jarak jauh” yang baru saja keluar dari jalur perakitan. Drone-drone ini akan segera digunakan pasukan Ukraina untuk menyerang depot senjata, kilang minyak, dan target-target vital lainnya yang menopang mesin perang serta ekonomi Kremlin. Dorongan dari perjuangan eksistensial melawan Rusia—dan bantuan militer terbatas dari sekutu Barat—telah membuat Ukraina dengan cepat menjadi pusat inovasi pertahanan global.
Tujuannya adalah untuk menandingi, bahkan melampaui, kemampuan Rusia yang baru-baru ini dipamerkan secara brutal. Di garis depan inovasi ini, nama Fire Point menjadi salah satu yang paling mencolok. Sebuah tim dari The Associated Press bahkan diberikan akses eksklusif ke salah satu dari puluhan pabrik rahasia Fire Point, yang beroperasi di sebuah gudang luas diiringi alunan musik rock.
## Ketika ‘Hobi’ Jadi Senjata Jarak Jauh: Kenapa Ukraina Punya Drone Sakti
Seperti kebanyakan perusahaan pertahanan di Ukraina, Fire Point lahir dari sebuah kebutuhan mendesak setelah invasi skala penuh Rusia pada tahun 2022. Ketika permohonan dari pejabat militer Ukraina untuk menggunakan senjata jarak jauh sekutu Barat ditolak untuk menyerang target di wilayah Rusia, solusi lokal harus ditemukan. Di sinilah sekelompok teman dekat, para ahli dari berbagai bidang, memutuskan untuk mulai memproduksi drone murah secara massal.
Para pendiri perusahaan ini, yang berbicara dengan syarat anonim karena alasan keamanan, memiliki latar belakang yang beragam, mulai dari konstruksi, desain game, hingga arsitektur. Mereka sama sekali tidak memiliki pengalaman di bidang pertahanan. Namun, dengan menggabungkan pengetahuan unik ini, mereka berhasil menciptakan desain drone yang novel, mampu terbang lebih jauh dan menyerang dengan presisi yang lebih tinggi.
Drone jarak jauh ciptaan mereka punya keunggulan lain yang tidak kalah penting: mereka tidak perlu lepas landas dari lapangan udara. Ketika Terekh, seorang arsitek, dipekerjakan pada musim panas 2023, target awalnya adalah memproduksi 30 drone per bulan. Kini, perusahaan tersebut memproduksi sekitar 100 unit setiap hari, dengan biaya sekitar $55.000 per unit.
## Bukan Sekadar Mainan, Ini FP-1: Si ‘Science Project’ yang Bikin Lawan Panik
Drone FP-1 mungkin terlihat lebih mirip proyek sains yang dibuat terburu-buru daripada produk dari kontraktor pertahanan kelas dunia. “Kami menghilangkan hal-hal yang tidak perlu dan berkilau-kilau,” kata Terekh, menjelaskan filosofi desain mereka yang fungsional. Tapi jangan salah, di medan perang, FP-1 telah terbukti sangat efektif, bahkan membuat lawan kelabakan.
Dengan muatan bahan peledak seberat 60 kilogram, FP-1 bertanggung jawab atas 60% serangan jauh di dalam wilayah Rusia, termasuk target kilang minyak dan depot senjata. Serangan-serangan ini telah membantu memperlambat laju Rusia di sepanjang garis depan timur Ukraina yang membentang 1.000 kilometer. Unit-unit militer bahkan melaporkan penurunan tajam dalam tembakan artileri musuh setelahnya.
Claude Chenuil, mantan pejabat militer Prancis yang kini bekerja untuk kelompok perdagangan pertahanan, berkomentar, “Saya pikir drone terbaik, atau di antara yang terbaik, adalah drone Ukraina.” Ia bahkan memprediksi, “Ketika perang di Ukraina berakhir, mereka akan membanjiri pasar,” sebuah potensi bisnis yang menjanjikan setelah konflik.
## Silicon Valley Versi Militer: Di Sini, Ide Gila Langsung Jadi Rudal
Kisah Fire Point ini bukanlah satu-satunya. Tak lama setelah invasi Rusia pada tahun 2022, ratusan perusahaan pertahanan bermunculan hampir dalam semalam. Pemerintah Ukraina pun turut memacu inovasi dengan melonggarkan regulasi dan mempermudah _startup_ untuk bekerja langsung dengan brigade militer. Ini menciptakan ekosistem yang sangat dinamis, mirip dengan _startup_ teknologi di Silicon Valley.
Para pengusaha patriotik dari bidang metalurgi, konstruksi, dan teknologi informasi membangun fasilitas penelitian dan produksi senjata serta amunisi, dengan penekanan pada drone. Perang yang sedang berlangsung memungkinkan mereka untuk menguji ide-ide baru hampir secara instan di medan perang, dan dengan cepat beradaptasi dengan taktik Rusia yang terus berubah. “Ukraina berada dalam momen yang sangat unik sekarang di mana ia secara _de facto_ menjadi Silicon Valley pertahanan,” kata pengusaha pertahanan Ukraina, Yaroslav Azhnyuk. “Aset strategis terbesar yang kami miliki adalah kami telah berperang dengan Rusia selama 11 tahun.”
Sebagai contoh nyata, Fire Point awalnya mengandalkan peralatan navigasi dari perusahaan Barat terkemuka. Namun, tak lama kemudian, Rusia berhasil mengganggu efektivitasnya menggunakan perang elektronik. Tidak menyerah, Fire Point kemudian mengembangkan _software_ sendiri untuk mengakali musuh. Transformasi cepat ini menunjukkan betapa adaptif dan inovatifnya industri mereka.
## Flamingo Merah Jambu: Rudal Jelajah yang Bikin Geger (Bukan Karena Warnanya)
Karena perusahaan pertahanan merupakan target bernilai tinggi bagi Rusia, banyak yang beroperasi di bawah tanah atau tersembunyi di dalam pusat sipil untuk menghindari deteksi. Meskipun mereka dijaga oleh pertahanan udara, strategi ini memiliki kelemahan yaitu menempatkan warga sipil dalam risiko. Banyak warga Ukraina telah tewas dalam serangan Rusia yang tidak tepat, yang kemungkinan menargetkan fasilitas senjata tersembunyi.
Para pengusaha tersebut mengatakan bahwa alternatifnya adalah beroperasi secara terbuka dan menghadapi serangan yang akan menghambat upaya perang. Saat reporter AP mengunjungi pabrik Fire Point, puluhan drone siap dikirim. Semuanya akan lenyap dalam waktu 72 jam, dikirim ke medan perang dalam truk kargo yang tidak mencolok. Tim Fire Point menerima umpan balik rutin dari unit-unit militer, dan perusahaan menginvestasikan kembali sebagian besar keuntungan untuk berinovasi dengan cepat.
Profit tersebut kini semakin diarahkan untuk mengembangkan senjata baru yang lebih ampuh. Tahun ini, perusahaan telah menyelesaikan pengujian untuk rudal jelajah pertamanya, FP-5. Mampu menempuh jarak 3.000 kilometer dan mendarat dalam jarak 14 meter dari targetnya, FP-5 adalah salah satu rudal terbesar di dunia, mampu membawa muatan seberat 2.535 pon, menurut para ahli independen.
Karena versi awal rudal ini keluar dengan warna merah muda akibat kesalahan pabrik, mereka memberinya nama “Flamingo” – dan nama itu pun melekat. Fire Point saat ini memproduksi sekitar satu “Flamingo” per hari, dan pada Oktober mereka berharap dapat membangun kapasitas untuk membuat tujuh unit per hari, ungkap Terekh. Ini menunjukkan ambisi besar Ukraina untuk meningkatkan kemampuan pertahanan mereka.
Meskipun Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan pejabat lainnya mencari cara untuk mengakhiri perang, Terekh tetap skeptis bahwa Rusia akan menerima syarat untuk perdamaian yang nyata. “Kami sedang bersiap untuk perang yang lebih besar, jauh lebih menakutkan,” katanya. Pernyataan ini menegaskan bahwa kemandirian pertahanan Ukraina bukan hanya tentang memenangkan pertempuran saat ini, tetapi juga tentang mempersiapkan masa depan yang tidak pasti, di mana kemampuan untuk melindungi diri sendiri adalah jaminan terbaik.