Pernah bayangkan hidup di abad ke-14? Mungkin kamu mikirnya cuma sibuk pakai baju zirah berat, latihan pedang, atau makan di meja panjang sambil disuguhi musik lute. Tapi, tunggu dulu! Ternyata realitanya jauh lebih ‘brutal’ dari yang dibayangkan, terutama kalau kamu harus jadi ksatria di tengah wabah mematikan dan ancaman bandit di setiap sudut. Nah, bersiaplah, karena studio game Sedleo dan publisher Dear Villagers baru saja mengumumkan 1348 Ex Voto, sebuah perjalanan ksatria yang dijamin bikin kamu merinding dan berpikir ulang tentang definisi ‘liburan ke Italia’. Dijuluki ‘perjalanan ksatria tanpa ampun’ oleh Games Press, game ini siap membongkar mitos abad pertengahan dengan cara paling epik dan, tentu saja, ‘tidak lucu’.
Dunia Abad Pertengahan: Ketika “Survival Mode” Bukan Sekadar Game
Di balik tirai pengembangan game, muncul nama Sedleo, sebuah studio baru dari Italia yang dihuni oleh tim berisi 15 veteran industri yang sudah kenyang asam garam. Mereka bukan cuma kumpul-kumpul; ada misi mulia yang mengikat mereka, yaitu merangkai cerita-cerita mendalam dan penuh makna dalam dunia yang imersif dan terasa nyata. Kolaborasi apik ini terwujud berkat publisher asal Prancis, Dear Villagers, yang terkenal dengan keahliannya dalam menyuguhkan panduan pemasaran dan produksi yang handal, ibarat sutradara yang tahu betul cara mengemas film blockbuster.
1348 Ex Voto akan mengajak pemain menyelami lansekap Italia pada abad ke-14, sebuah periode yang terkenal dengan kekacauan dan, ya, wabah mematikan. Kita akan mengikuti jejak Aeta, seorang ksatria pengembara muda yang disuarakan oleh Alby Baldwin, dalam sebuah misi yang tidak biasa. Bukan untuk menyelamatkan putri dari menara tinggi, melainkan mencari teman terdekatnya, Bianca, yang suaranya diisi oleh Jennifer English.
Petualangan Aeta dimulai setelah desanya porak-poranda diserang oleh bandit kejam. Bayangkan, satu hari lagi santai di desa, besoknya sudah harus pakai baju zirah dan mencari teman tersayang di tengah kekacauan. Ini jelas bukan skenario “piknik bersama teman di taman”, melainkan road trip ala abad pertengahan yang penuh bahaya.
Sepanjang perjalanannya, Aeta bukan hanya bertemu dengan “influencer” lokal atau kedai kopi aesthetic. Ia harus menghadapi beragam tantangan yang jauh lebih serius: dari kelompok fanatik yang punya agenda sendiri, bandit yang berkeliaran bebas seperti nyamuk di musim hujan, hingga tentara bayaran yang sudah makan garam perang. Semuanya disajikan di tengah latar belakang wabah yang sangat mematikan.
Wabah tersebut bukan hanya sekadar latar belakang dramatis; ia menjadi karakter tak terlihat yang mengancam untuk merobek tatanan masyarakat yang sudah rapuh. Jadi, di samping pertempuran fisik, Aeta juga harus menghadapi krisis moral dan sosial yang terjadi di sekitarnya. Ini bukan cuma tentang siapa yang bisa mengayunkan pedang paling cepat, tapi juga tentang bertahan hidup di tengah kehancuran total.
Game ini dijadwalkan meluncur pada awal tahun 2026 dan akan tersedia untuk PC, PlayStation 5, dan konsol Xbox Series. Jadi, para gamer yang suka tantangan dan cerita berbobot bisa mulai menabung dari sekarang. Pastikan setup konsolmu sudah siap, karena petualangan ini butuh performa maksimal.
Ketika Pedang Bicara: Sistem Tempur Ala Ksatria Asli (No Kaleng-Kaleng!)
Peran suara dalam 1348 Ex Voto tentu tidak bisa diremehkan. Dengan Alby Baldwin dan Jennifer English mengisi suara karakter utama, ini menjanjikan kedalaman emosi dan akting yang akan menghidupkan kisah Aeta dan Bianca. Voice acting yang berkualitas bisa jadi kunci untuk membuat pemain benar-benar terhubung dengan perjuangan karakter.
Tom Oceano, Game Director, mengungkapkan bahwa kisah game ini sangat dekat di hati mereka. “Ini berbicara tentang kehormatan, keadilan, dan pengorbanan, di masa ketika makna kata-kata tersebut hampir sepenuhnya hilang,” ujarnya. Ini bukan sekadar janji kosong; mereka benar-benar ingin menyampaikan pesan mendalam di balik setiap tebasan pedang dan langkah di tanah Italia yang bergejolak.
Inti dari gameplay 1348 Ex Voto terletak pada pertempuran dan eksplorasi. Sedleo tidak main-main dalam merancang sistem tempur yang realistis. Mereka bahkan berkolaborasi dengan para ahli industri untuk menciptakan sistem tempur yang terinspirasi dari Historical European Martial Arts (HEMA). Jadi, lupakan saja gaya bertarung asal-asalan; di sini, kamu dituntut untuk berpikir, merespons, dan mungkin sesekali menyesali keputusan impulsifmu.
Sistem HEMA ini berarti setiap ayunan pedang, setiap blok, dan setiap gerakan pertahanan akan terasa autentik, mencerminkan teknik bertarung yang sebenarnya digunakan oleh para ksatria di masa lalu. Ini bukan sekadar button mashing atau menghafal combo yang overpowered. Kamu harus memahami berat pedang, momentum, dan bagaimana setiap serangan bisa menjadi penentu hidup dan mati.
Di tengah semua kekejaman itu, Sedleo juga berhasil mereplikasi keindahan pedesaan Italia abad ke-14. Jadi, meskipun kamu sedang sibuk mengayunkan pedang atau menghindar dari panah, kamu masih bisa mengagumi arsitektur kuno dan pemandangan alam yang aduhai. Ibaratnya, ini adalah survival horror yang juga punya mode turis, meskipun turisnya harus berjuang untuk hidup.
1348 Ex Voto tampaknya bukan game yang dirancang untuk mereka yang mencari petualangan ringan. Ini adalah panggilan bagi para pemberani yang siap menghadapi realitas kelam abad pertengahan, di mana setiap keputusan bisa membawa konsekuensi fatal. Tantangan yang ditawarkan akan menguji ketahanan dan strategi pemain.
Game ini menjanjikan perpaduan unik antara brutalitas sejarah dan narasi yang kaya, sebuah kombinasi yang jarang ditemukan. Sedleo berupaya keras untuk memastikan bahwa setiap elemen dalam game, dari pertempuran hingga latar belakang wabah, berkontribusi pada cerita keseluruhan. Ini bukan cuma game; ini adalah simulasi pahit dari masa lalu yang tak pernah kita harapkan ada.
Lebih dari Sekadar Pedang dan Perisai: Honor, Justice, dan Sacrifice di Tengah Kekacauan
Pada akhirnya, 1348 Ex Voto tampil sebagai sebuah karya yang berani dan penuh ambisi. Sedleo, dengan tim veteran yang penuh semangat, ingin menawarkan lebih dari sekadar aksi tempur brutal. Mereka ingin menyampaikan kisah tentang kehormatan dan keadilan yang hampir punah, diselimuti pengorbanan di tengah era kekacauan. Ini adalah undangan untuk para gamer yang haus akan cerita mendalam, tantangan yang tidak main-main, dan pengalaman imersif yang akan menguji ketahanan mental dan skill bermain mereka.