Dark Mode Light Mode
Google Gabungkan Android dan ChromeOS, Ikuti Jejak Apple?
The Charlatans Ungkap ‘We Are Love’ dan Album Baru Setelah Delapan Tahun: Sebuah Kebangkitan Euforia
Surga Spiritual Bali: 8 Pura Terbaik untuk Kedamaian Batin

The Charlatans Ungkap ‘We Are Love’ dan Album Baru Setelah Delapan Tahun: Sebuah Kebangkitan Euforia

Bagi para pencinta musik Britpop dan indie rock, bersiaplah! The Charlatans, band legendaris asal Inggris, siap menggebrak kembali dengan album baru dan tur yang sudah dinanti-nantikan. Jangan sampai ketinggalan euforia ini!

Comeback The Charlatans: ‘We Are Love’ Akhirnya Tiba!

Setelah delapan tahun lamanya, penantian akhirnya usai. The Charlatans akan merilis album studio ke-14 mereka, berjudul ‘We Are Love’, pada tanggal 31 Oktober mendatang via BMG. Album ini menjadi penanda kembalinya Tim Burgess dan kawan-kawan ke panggung musik, dan tentunya, ke hati para penggemar.

Album ‘We Are Love’ menjanjikan 11 lagu yang siap menemani hari-hari kalian. Salah satu yang sudah dirilis adalah lagu dengan judul yang sama, ‘We Are Love’, sebuah anthem yang merayakan cinta dengan segala kompleksitasnya. Tim Burgess sendiri menggambarkan lagu ini seperti “perjalanan mobil atap terbuka di akhir film favoritmu, menyusuri pantai menuju tempat yang luar biasa.” Bayangkan saja!

Proses pembuatan album ini melibatkan kolaborasi dengan nama-nama besar di dunia musik. Ada Dev Hynes (Blood Orange, Lightspeed Champion) sebagai produser, Fred Macpherson (Spector, Rachel Chinouriri, Jessica Winter, Taahliah), dan Stephen Street, produser legendaris yang pernah bekerja sama dengan The Smiths, Blur, dan The Cranberries. Bayangkan betapa epiknya perpaduan ini!

Single ‘We Are Love’ sendiri sudah diperkenalkan di Manchester’s Castlefield Bowl, dan responnya luar biasa. Burgess merasa sangat senang dengan penampilan tersebut, dan yakin bahwa lagu ini akan membawa transendensi bagi para pendengarnya. Liriknya pun cukup menggelitik, tentang dua orang dengan pandangan hidup yang berbeda namun tetap bersatu dalam cinta.

Lebih lanjut, Burgess menjelaskan bahwa lagu ini tidak hanya tentang cinta yang dangkal, tetapi sesuatu yang lebih dalam dan bermakna. Lagu ini menjadi beacon, sebuah penanda yang menunjukkan arah yang dicari oleh band, sesuatu yang terasa baru dan dapat dipercaya. Sungguh sebuah konsep yang menarik, bukan?

Proses penulisan album ini sendiri telah berlangsung selama beberapa tahun. Dari enam lagu awal yang direkam, ‘We Are Love’ adalah yang paling menonjol dan akhirnya menjadi titik awal untuk album secara keseluruhan. Mereka pun meninggalkan lima lagu lainnya dan melanjutkan perjalanan dengan ‘We Are Love’ sebagai panduan.

The Charlatans bekerja keras untuk album ini, memastikan bahwa setiap lagu memiliki sesuatu yang berharga untuk disampaikan. Mereka juga memastikan bahwa semua anggota band menyukai semua 11 lagu, sebuah pencapaian yang luar biasa bagi sebuah band yang telah berkarier selama lebih dari 30 tahun.

Sentuhan Magis Para Produser: Dev Hynes, Fred Macpherson, dan Stephen Street

Kolaborasi dengan Dev Hynes membawa warna baru pada musik The Charlatans. Hynes dikenal dengan sentuhan pop-nya yang khas, namun kali ini, dia berusaha untuk menghubungkan kembali The Charlatans dengan akar musik mereka. Ia bahkan mengajak Fred Macpherson untuk ikut terlibat dalam proses produksi. Fred, menurut Burgess, bertugas menjaga suasana ruangan tetap kondusif.

Selain Hynes dan Macpherson, kehadiran Stephen Street juga memberikan sentuhan magis. Street, dengan pengalamannya yang segudang, membantu menyempurnakan beberapa lagu, salah satunya masuk ke dalam album. Kolaborasi para titan ini menghasilkan suara yang unik, namun tetap terasa The Charlatans banget.

Burgess menceritakan bahwa Hynes ingin agar The Charlatans terhubung kembali dengan tempat asal mereka. Mereka membahas tentang hauntology dan psychogeography, serta pentingnya Rockfield Studios, tempat mereka merekam album, dalam sejarah band.

Kembali ke Rockfield: Mengenang Sejarah dan Menemukan Inspirasi

Rockfield Studios memiliki makna mendalam bagi The Charlatans. Di tempat inilah, keyboardist mereka, Rob Collins, meninggal dunia. Kembali ke Rockfield setelah sekian lama terasa emosional bagi band. Namun, mereka berhasil mengatasi trauma masa lalu dan menemukan inspirasi baru di sana.

Burgess sendiri sempat mengunjungi Rockfield sendirian sebelum mengajak anggota band lainnya. Dia ingin memastikan bahwa tempat itu baik-baik saja. Ternyata, Rockfield masih menyimpan kenangan indah dan aura magis yang mampu membangkitkan semangat kreatif.

Saat The Charlatans merekam album di Rockfield, mereka sempat bertemu dengan band-band Manchester lainnya, termasuk Oasis. Burgess bahkan merekomendasikan Monnow Valley Studios kepada Noel Gallagher. Pertemuan dengan band-band ikonik tersebut menambah semangat dan motivasi The Charlatans.

Tur Inggris 2025: Jangan Sampai Kelewatan!

Selain merilis album baru, The Charlatans juga akan menggelar tur di Inggris pada Desember 2025. Tur ini akan menjadi kesempatan bagi para penggemar untuk menyaksikan The Charlatans membawakan lagu-lagu baru mereka secara langsung, serta bernostalgia dengan lagu-lagu hits mereka yang sudah melegenda. Siapkan diri kalian untuk sing along massal! Tiket akan mulai dijual pada 10 pagi BST pada hari Jumat.

Berikut adalah jadwal lengkap tur The Charlatans di Inggris:

  • 6 Desember – Leeds, O2 Academy
  • 7 Desember – Stoke, Victoria Hall
  • 8 Desember – Bath, Forum
  • 10 Desember – London, Roundhouse
  • 11 Desember – Manchester, Academy
  • 12 Desember – Glasgow, Barrowland

The Charlatans: We Are (Still) Love!

Dengan album ‘We Are Love’, The Charlatans membuktikan bahwa mereka masih relevan dan mampu menghasilkan musik yang berkualitas setelah lebih dari tiga dekade berkarya. Album ini adalah surat cinta bagi para penggemar, sebuah pengingat bahwa cinta selalu ada, bahkan di tengah perbedaan dan kesulitan. Jadi, jangan ragu untuk pre-order albumnya dan bersiaplah untuk berdansa bersama The Charlatans!

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Google Gabungkan Android dan ChromeOS, Ikuti Jejak Apple?

Next Post

Surga Spiritual Bali: 8 Pura Terbaik untuk Kedamaian Batin