Dark Mode Light Mode

Tim Battlefield 6 Hilangkan Politik Perang Agar Anda Bisa Mendukung Pihak Jahat

Siap-siap, gamers! Kita akan menyelami dunia Battlefield 6 yang penuh ledakan dan taktik, tapi kali ini, mari kita lupakan sejenak intrik politik yang biasanya menyertai game bertema perang. Karena, jujur saja, kita di sini untuk bersenang-senang, bukan untuk membahas geopolitik yang bikin pusing.

Mengapa Kita Berperang? Bukan Karena Politik!

Bagi kalian yang ketinggalan kereta, Battlefield 6 (yang katanya rilis 10 Oktober nanti dengan nama baru dan keren), menyajikan kita pada konflik antara Amerika Serikat dan sekutunya melawan Pax Armata, sebuah perusahaan militer swasta yang tiba-tiba saja muncul bak jamur di musim hujan. Pertanyaannya, why? Apakah ini komentar pedas tentang hubungan AS dengan sekutunya? Atau sindiran halus tentang kebijakan luar negeri?

Jangan harap! Produser Eksekutif Battlefield, Christian Grass, dengan santai menjelaskan bahwa semua ini demi… gameplay! Mereka butuh dua faksi untuk saling baku hantam. Simpel, kan? Katanya, “Kami ingin menciptakan sesuatu yang terasa nyata, tetapi jelas fiksi karena kami membuat produk hiburan.” Jadi, lupakan teori konspirasi, fokus saja pada headshot.

Ini sebenarnya bukan hal baru. Banyak game bertema militer, meski latar belakang ceritanya terasa politically loaded, seringkali bersikeras bahwa mereka tidak bermaksud untuk merefleksikan dunia nyata secara serius. Kita gak perlu mikir kenapa Amerika selalu jadi “orang baik” atau kenapa ada negara yang tiba-tiba keluar dari NATO. Yang penting, ada alasan untuk menembak dan meledakkan sesuatu.

Musuh yang Keren Itu Penting!

Lalu, bagaimana dengan Pax Armata? Apa yang membuat mereka jadi musuh yang layak diperangi? Menurut Grass, mereka “keren dan badass“. Bahkan, katanya, “Ketika saya spawn sebagai pemain Pax Armata, saya merasa ‘yeah, here we go!'”

Oke, mungkin kata “relatable” tidak langsung terlintas di benak ketika membayangkan perusahaan militer swasta yang bertanggung jawab atas kehancuran Brooklyn. Tapi, intinya adalah: visual dan branding itu penting. Mereka ingin musuh yang cool, bukan sekadar stereotype klise.

Tren ini sebenarnya mencerminkan pergeseran dalam genre war-game. Di tengah konflik dunia nyata yang semakin memanas, konflik dalam game justru menjadi lebih abstrak dan samar. Kita bergerak menjauh dari adaptasi sejarah yang bermasalah, terutama karena multiplayer mengharuskan seseorang untuk selalu menjadi “orang jahat”. Dan, gak ada yang mau bermain sebagai Nazi di tahun 2025, kan? Awkward!

Lebih ke Arah Film Mata-Mata, Bukan Perang Dunia

Sebagai gantinya, konflik perang beralih ke intrik ala film mata-mata yang digambarkan dalam skala militer. Tank dan jet tempur menjadi ikonografi dalam game perang yang semakin menjauh dari esensi perang itu sendiri. Coba lihat Call of Duty: Black Ops 6 tahun lalu, yang pada dasarnya adalah film Bourne yang menggunakan Perang Teluk sebagai latar belakang.

“Ada sesuatu yang terasa sangat nyata ketika ada sesuatu yang bisa terjadi besok,” ujar Thomas Andersson, Direktur Kreatif Battlefield 6. Ini yang memicu semangat, tanpa harus repot-repot menulis ulang realita.

Masa Depan Battlefield: Fleksibilitas adalah Kunci

Prioritas utama dalam menciptakan alur cerita Pax Armata adalah membangun fondasi yang dapat dikembangkan seiring waktu. Ingat, Battlefield 6 akan beroperasi sebagai live service, dengan konten tambahan yang akan terus bermunculan. Konflik yang mereka ciptakan harus cukup fleksibel untuk mendukung pendekatan ini.

Andersson mencontohkan Battlefield 4 sebagai inspirasi tentang bagaimana memperluas faksi dan membuka kemungkinan. “Di sini [Battlefield 6] Anda memiliki NATO dan Pax Armata, dan ketika Anda memiliki perusahaan militer swasta, siapa yang tahu dari mana mereka mendapatkan orang-orang,” katanya. “Jadi, ini seperti, ini pasukan lain, ini sayap lain. Jadi kita bisa membuat ini masif.”

Ini juga menjelaskan mengapa kita tahu begitu sedikit tentang penjahat sebenarnya di Battlefield 6. Apakah mereka berasal dari negara yang akan menyentuh saraf dunia nyata? Siapa sebenarnya yang berada di pihak Amerika, dan percakapan tidak nyaman apa yang akan muncul tentang aliansi negara itu yang sebenarnya? Kita tidak akan tahu apakah ada lebih banyak kedalaman dalam cerita sampai kita mendapatkan lebih banyak detail kampanye, tetapi jangan berharap terlalu banyak, menilai dari filosofi kreatif Andersson. Pendekatannya, seperti yang dia katakan, dirancang untuk meremehkan negara-negara tertentu.

Yang Penting, Musuh Harus Badass!

Intinya, dalam Battlefield 6, yang penting adalah penjahatnya harus badass. Apakah itu cukup kuat untuk memisahkan citra serangan New York City dari kenyataan, tergantung pada seberapa keren logo mereka, mungkin. Dan jangan lupa, Battlefield 6 harus kompetitif di ranah esports.

Jadi, lupakan drama politik, fokus pada taktik, kerja sama tim, dan ledakan epik. Mari kita nikmati Battlefield 6 apa adanya: sebuah game seru yang dirancang untuk menghibur, bukan untuk membuat kita stres memikirkan masalah dunia. Game on!

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Buku Australia Terbaik Agustus: Konspirasi, Masakan Api Unggun, dan Bryce Courtenay dalam Bahasa Indonesia

Next Post

Update 1Password Android Atasi Masalah Autofill di Chrome