Dark Mode Light Mode

Tony Iommi Merenungkan Black Sabbath: Kembali ke Asal Mula

Siapa bilang legenda nggak bisa sedikit perfectionist? Ternyata, Tony Iommi, sang gitaris Black Sabbath, punya standar sendiri soal penampilan band legendaris ini. Tapi, jangan salah sangka, ini bukan soal nge-judge, tapi lebih ke apresiasi terhadap realita. Kita semua tahu, umur memang nggak bohong, kan?

Black Sabbath Reuni: Antara Harapan dan Realita

Reuni Black Sabbath di acara “Back To The Beginning” memang bikin heboh. Tapi, di balik gegap gempita itu, ada Tony Iommi yang blak-blakan soal ekspektasi dan keterbatasan. Dalam wawancaranya dengan SiriusXM, Iommi membahas kontribusi Ozzy Osbourne dan Bill Ward dalam set empat lagu mereka.

Iommi dengan bijak mengakui bahwa mereka semua sudah berumur. “Mereka hanya bisa melakukan apa yang mereka bisa lakukan, dan kamu nggak bisa mengharapkan yang lain,” ujarnya. Kalimat ini bukan berarti meremehkan, tapi lebih kepada pemahaman bahwa di usia 70-an, nggak mungkin mengharapkan kesempurnaan mutlak.

“Kita semua sudah tua, jadi nggak bisa berharap semua orang tampil brilian,” tegas Iommi. Penonton pun, menurutnya, memahami dan menerima kondisi tersebut. Mereka datang bukan untuk menyaksikan playback, tapi untuk merasakan aura Black Sabbath yang legendaris.

Iommi juga sempat khawatir dengan jadwal Ozzy yang padat. Sebelum tampil dengan Black Sabbath, Ozzy harus lebih dulu tampil solo. Iommi takut Ozzy kelelahan dan nggak maksimal saat tampil bersama Sabbath. Tapi, ternyata Ozzy tetap bisa memberikan yang terbaik. Respect!

Black Sabbath sendiri sebenarnya menyiapkan enam atau tujuh lagu untuk acara tersebut, termasuk lagu-lagu klasik seperti “Black Sabbath” dan “Fairies Wear Boots”. Namun, pada akhirnya, mereka hanya membawakan empat lagu: “War Pigs”, “Iron Man”, “N.I.B.”, dan “Paranoid”. Tetap epic, sih!

Bill Ward: Kembali ke Drum Setelah Sekian Lama

Salah satu tantangan terbesar adalah Bill Ward yang sudah lama nggak bermain live. “Agak sulit buat Bill karena dia udah lama nggak mainin lagu-lagu itu,” kata Iommi. Geezer Butler dan Iommi sendiri masih sering memainkan lagu-lagu tersebut di tur terakhir mereka.

“Udah 20 tahun kita nggak main sama Bill live, jadi agak ngeri mikirin apa yang bakal terjadi,” lanjut Iommi. Maklum, Bill punya gaya bermain yang unik dan selalu berbeda setiap kali tampil. Tapi, pada akhirnya, semuanya berjalan lancar. Mungkin ini yang namanya chemistry sejati?

Tom Morello dan Tribute untuk Metal

Di sisi lain, Tom Morello dari Rage Against The Machine juga terlibat dalam acara “Back To The Beginning”. Ia berterima kasih kepada Ozzy Osbourne karena telah memintanya untuk menyutradarai musik acara tersebut.

Morello mengakui bahwa proyek ini membutuhkan waktu lebih dari setahun untuk dikerjakan. “Metal adalah musik yang membuatku jatuh cinta pada musik, dan ini adalah kerja keras yang penuh cinta,” ujarnya. Acara ini berhasil mengumpulkan banyak dana untuk tujuan yang mulia, dan banyak musisi serta penggemar yang memberikan penghormatan kepada para legenda.

Antara Kesempurnaan dan Momen Bersejarah

Iommi dengan rendah hati mengakui bahwa penampilan mereka mungkin nggak sempurna secara teknis. Tapi, esensi Black Sabbath tetap terasa. Itu yang penting! Penonton nggak mencari kesempurnaan, tapi mencari koneksi emosional dengan musik yang sudah menemani mereka selama bertahun-tahun. Ini seperti mencari “hidden gems” di antara nostalgia.

Penting untuk diingat bahwa setiap band, apalagi yang sudah berumur, punya keterbatasan masing-masing. Yang terpenting adalah mereka tetap bisa memberikan yang terbaik dengan segala kemampuan yang mereka miliki. Inilah yang membuat musik tetap relevan dan abadi.

Lebih dari Sekadar Musik: Sebuah Perayaan Legasi

Reuni Black Sabbath bukan hanya sekadar konser, tapi juga perayaan legasi musik yang sudah menginspirasi banyak generasi. Ini adalah momen untuk mengenang perjalanan panjang band ini, dari awal yang penuh kontroversi hingga menjadi salah satu band metal paling berpengaruh di dunia.

Mungkin saja, generasi Z atau Millennial yang baru mengenal Black Sabbath dari platform streaming, jadi penasaran dengan sejarah dan pengaruh mereka. Ini adalah kesempatan emas untuk memperkenalkan musik berkualitas kepada generasi baru.

Tetap Metal di Usia Senja

Dari kisah reuni Black Sabbath ini, kita belajar bahwa usia bukanlah halangan untuk tetap berkarya dan memberikan yang terbaik. Tony Iommi, Ozzy Osbourne, Geezer Butler, dan Bill Ward membuktikan bahwa semangat metal tetap membara, meskipun fisik nggak seprima dulu.

Yang penting adalah tetap jujur pada diri sendiri dan memberikan yang terbaik sesuai dengan kemampuan yang ada. Toh, kesempurnaan itu relatif. Yang abadi adalah passion dan dedikasi terhadap musik.

Pada akhirnya, penampilan Black Sabbath di “Back To The Beginning” adalah pengingat bahwa musik yang bagus nggak mengenal usia. Ini adalah momen bersejarah yang akan selalu dikenang oleh para penggemar setia mereka. Jadi, lain kali kamu dengerin “Iron Man”, inget ya, it’s not just a song, it’s a legacy!

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Asisten Robot Laboratorium MIT Belajar Seperti Ilmuwan: Implikasi untuk Riset Masa Depan

Next Post

Usulan Kenaikan Anggaran Polisi Picu Kekhawatiran