Dark Mode Light Mode

Two Shell: Ulasan Album IIcons, Sebuah Deklarasi Musikal

Dunia musik elektronik itu kadang bikin pusing. Satu hari kamu dengerin lo-fi beats sambil ngopi, besoknya udah dihadapkan sama soundscapes yang lebih rumit dari skripsi S2. Tapi, di tengah hiruk pikuk sound yang saling bersahutan, ada satu duo yang berhasil mencuri perhatian: Two Shell. Mereka ini bukan cuma bikin musik, tapi juga bikin kita mikir: “Ini apa sih? Tapi kok enak?”

Membongkar Misteri Sound Two Shell: Lebih dari Sekadar Musik Dansa

Two Shell, dengan identitas misterius mereka, emang jago banget bikin penasaran. Ambigu adalah senjata utama mereka. Musik mereka bikin kita terus replay lagu-lagunya, mencoba memahami apa sebenarnya yang mereka lakukan. Bayangkan kamu lagi nyetir, tiba-tiba ada suara mesin cuci rusak yang nge-beat, tapi entah kenapa bikin kaki kamu pengen goyang. Kurang lebih kayak gitu lah sensasinya.

Lagu “Doom Culture,” misalnya, itu kayak brain-scrambling. Synth yang melengking dan bassline yang agak aneh memberi kesan agresif, tapi kick yang rigid dan vokal yang tercekik justru terdengar seperti musik ballroom yang sangat abstrak. Aneh? Iya. Bikin nagih? Banget.

Track “⋆₊˚vision✧‧⁺˖⋆.” itu slip-n-slide garage, berpotensi keluar jalur karena setiap suara dibentuk dan dipoles sampai berkilau. Sementara itu, “Dark Shadow” yang mengejutkan terdengar brooding sekaligus kartun, membangkitkan bassline bor dokter gigi dari dubstep dengan ancaman dan humor yang setara, sementara vokal menangkap sensasi menjijikkan saat tidak sengaja mengunyah aluminium foil. Lagu-lagu ini tidak nyaman dan aneh—tidak pernah hanya satu hal pada waktu tertentu—dan Anda dapat mendengar di dalamnya kegembiraan yang tampaknya dipancarkan oleh duo itu ke segala arah ketika mencapai puncaknya sekitar tahun 2022.

Musik Two Shell itu kayak teka-teki. Mereka menggabungkan elemen-elemen yang kontras, menciptakan sound yang unik dan sulit dikategorikan. Mereka ahli dalam bermain dengan ambience, ritme, dan tekstur, menghasilkan musik yang bukan cuma enak didengar, tapi juga merangsang imajinasi. Mereka bukan cuma bikin musik dance, tapi juga menciptakan pengalaman yang immersive. Mereka seperti ahli kimia suara yang bereksperimen dengan berbagai elemen, menciptakan compound baru yang bikin kita ketagihan.

Ketika Two Shell Terjebak di Zona Nyaman: Apakah “IIcons” Cukup Ikonik?

Sayangnya, di album “IIcons,” ada beberapa lagu yang terasa lebih “aman.” Lagu “finding my spirit,” misalnya, mencoba bermain di ranah house track, sesuatu yang biasanya dihindari Two Shell. Vokalnya juga terasa terlalu serius, nggak ada sentuhan nyeleneh yang jadi ciri khas mereka. Bahkan, ada yang bilang lagu ini kedengeran kayak lagu Four Tet. Gawat!

Lagu-lagu lain seperti “eXist” dan “Moving Shadow” juga perfectly fine, tapi kedengeran kayak standard riff di musik dansa UK. Kurang ada weirdness atau ugliness yang bikin musik Two Shell biasanya nempel di otak. Kita berharap lebih dari sekadar “fine” dari duo yang satu ini.

Meskipun begitu, nggak bisa dipungkiri kalau Two Shell masih jago banget bikin musik. Mereka seperti menciptakan elemen-elemen langka baru dan mencoba memetakannya dalam suara—lembut, keras, metalik, plastisin, jiggy, semuanya sekaligus—dan mereka masih mendorong jarum ke kiri. Mereka membuat musik dansa underground lebih ramah pop, dan sisi ramah pop menjadi lebih konfrontatif dan konyol. Tapi IIcons juga menunjukkan kepada kita bahwa untuk semua… ikonoklasme mereka… Two Shell menuju jalan yang sudah sering dilalui. Taktik asli mereka untuk mengolok-olok budaya DJ tidak terlalu masuk akal sekarang karena mereka sama populernya dan dihormati seperti selector kelas atas yang dulu mereka cemooh. “Niatnya bukan untuk troll,” kata mereka dalam postingan Instagram itu. “Itu untuk mempertanyakan siapa kita dan apakah itu penting.”

Mempertanyakan Identitas: Apakah Two Shell Perlu Berganti Topeng?

Pertanyaannya sekarang, apa yang harus dilakukan Two Shell selanjutnya? Apakah mereka harus terus bereksperimen dan mencari sound baru yang lebih gila lagi? Atau justru merangkul popularitas dan membuat musik yang lebih accessible?

Mungkin klise, tetapi yang benar-benar penting adalah musiknya. Bahkan jika IIcons bukan yang terbaik, itu masih jauh lebih menarik daripada kebanyakan yang diputar di panggung besar yang ditempati Two Shell saat ini. Semoga duo ini dapat beristirahat, menemukan inspirasi baru, dan menanggalkan penyamaran mereka. Atau dapatkan saja yang lebih baru dan lebih gila. Mereka bisa membuka restoran, memulai negara-bangsa palsu, membuat musik dansa untuk hewan peliharaan. Mereka juga bisa saja menjadi Jack dan Patrick (atau “Pete”), memompa lagu dansa yang sangat adiktif tanpa bersembunyi di balik apa pun, belajar dari kesalahan mereka dan bersenang-senang membuat yang baru.

Dulu, daya tarik Two Shell adalah ketidakpastian. Kita nggak tau siapa mereka, apa motivasi mereka, dan musik macam apa yang akan mereka buat selanjutnya. Sekarang, setelah mereka semakin populer, misteri itu mulai memudar. Mereka harus menemukan cara baru untuk mempertahankan edge mereka.

Mungkin mereka bisa mulai bikin musik untuk alien? Atau bikin soundtrack untuk film horor komedi? Intinya, mereka harus terus menantang diri mereka sendiri dan menghindari jebakan zona nyaman.

Identitas itu penting, tapi evolusi lebih penting. Two Shell harus terus berkembang dan beradaptasi dengan landscape musik yang terus berubah. Kalau nggak, mereka bisa jadi cuma jadi flash in the pan, duo yang populer sesaat lalu dilupakan.

Jadi, intinya apa? Two Shell punya potensi besar untuk menjadi game changer di dunia musik elektronik. Tapi, mereka harus berani keluar dari zona nyaman dan terus berinovasi. Kita tunggu aja kejutan apa lagi yang akan mereka siapkan. Jangan-jangan, abis ini mereka malah bikin musik dangdut koplo? Siapa tahu!

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Kesepakatan Tarif Pacu Perdagangan Indonesia-AS Hingga 80 Miliar Dolar

Next Post

Jakarta Sasar 1,9 Juta Siswa, Kesehatan Generasi Penentu Masa Depan Diperiksa Gratis