Siapa bilang rapat pemegang saham itu membosankan? Terkadang, drama lebih seru dari sinetron kejar tayang. CEO Ubisoft, Yves Guillemot, baru-baru ini mengalami momen panas saat seorang pemegang saham bertanya tentang beberapa topik sensitif yang sedang trending di internet. Kira-kira, bagaimana reaksi sang CEO? Mari kita kulik!
Kontroversi Assassin’s Creed Shadows: Woke atau Nggak?
Pertanyaan “woke or not woke?” mungkin terdengar seperti lelucon, tetapi pertanyaan ini menyoroti perdebatan sengit seputar karakter Yasuke, seorang samurai kulit hitam, dalam Assassin’s Creed Shadows. Kehadirannya memicu diskusi panas tentang historical accuracy vs. artistic license. Beberapa gamer merasa representasi ini tidak sesuai dengan sejarah Jepang, sementara yang lain mendukung inklusi dan diversitas. Ubisoft sendiri menjawab dengan menekankan bahwa mereka ingin menampilkan karakter dengan perjalanan heroik. Yang penting, semoga aja gameplay-nya seru, kan?
Lalu, bagaimana dengan keluhan tentang game online klasik yang tiba-tiba dimatikan oleh para publisher? Ini isu sensitif bagi para gamer yang sudah berinvestasi waktu dan uang.
Stop Killing Games: Mempertahankan Warisan Digital
Gerakan Stop Killing Games menyoroti praktik umum di industri game, di mana game online yang lebih tua tiba-tiba dihentikan operasinya, seringkali tanpa pemberitahuan yang memadai. Ini membuat para pemain yang telah berinvestasi dalam game tersebut merasa kehilangan. Guillemot menyatakan bahwa Ubisoft “sedang mengerjakan” masalah ini. Kita tunggu saja update selanjutnya. Semoga bukan cuma janji manis!
Investor tersebut juga menanyakan beberapa hal lain, termasuk anggaran Assassin’s Creed Shadows.
Anggaran Fantastis dan Pelajaran dari Star Wars Outlaws
Guillemot enggan memberikan angka pasti, tetapi ia mengakui bahwa anggaran Assassin’s Creed Shadows melebihi €100 juta ($116 juta). No brainer, sih. Membuat game AAA itu memang mahal. Mereka juga ditanya tentang pelajaran yang dipetik dari “kegagalan” Star Wars Outlaws dari segi penjualan. Guillemot mencatat bahwa selain masalah desain, Outlaws dirilis pada saat merek Star Wars sedang “berada di perairan yang agak berombak”. Kadang, timing memang segalanya.
Ada juga pertanyaan tajam tentang harga saham Ubisoft yang terus merosot selama 10 tahun terakhir.
Riot Games dan Masa Depan Ubisoft: AA Games?
Seorang pemegang saham yang frustrasi bertanya tentang pendapat mereka tentang Valorant dari Riot Games, sebuah game multiplayer yang sangat populer. Pertanyaan ini menggarisbawahi kekhawatiran tentang persaingan dan inovasi di industri game. Selain itu, seorang karyawan Ubisoft bertanya apakah perusahaan tertarik untuk membuat lebih banyak game skala AA untuk mengimbangi risiko produksi yang lebih mahal. Guillemot pada dasarnya menjawab iya. Mungkin kita akan melihat lebih banyak game dengan budget menengah yang berfokus pada gameplay solid dan pengalaman yang unik?
Setelah membahas berbagai isu penting, rapat pemegang saham ini meninggalkan kita dengan beberapa pertanyaan dan harapan.
Pembelajaran dari Laporan Tahunan Ubisoft: Koneksi ke New York Mets?!
Selain kejadian di rapat pemegang saham, laporan tahunan Ubisoft setebal 380 halaman juga menyimpan beberapa informasi menarik. Siapa sangka, laporan keuangan bisa lebih seru dari novel thriller? Sayangnya, detail spesifik mengenai koneksi Ubisoft dan New York Mets tidak dijelaskan dalam konteks artikel ini. Mungkin saja ada kesamaan dalam strategi investasi yang risky.
Rapat pemegang saham dan laporan tahunan Ubisoft memberikan gambaran yang lebih jelas tentang tantangan dan peluang yang dihadapi perusahaan.
- Diversifikasi: Ubisoft perlu terus mendiversifikasi portofolio game mereka untuk mengurangi ketergantungan pada franchise besar.
- Inovasi: Perusahaan perlu berinvestasi dalam inovasi dan teknologi baru untuk tetap kompetitif di industri game yang terus berkembang.
- Mendengarkan Komunitas: Ubisoft perlu terus mendengarkan umpan balik dari komunitas gamer untuk memastikan bahwa mereka membuat game yang diinginkan oleh para pemain.
Kesimpulan: Industri game itu dinamis dan penuh kejutan. Dari pertanyaan “woke or not woke?” hingga perdebatan tentang Stop Killing Games, Ubisoft terus beradaptasi dengan perubahan tren dan harapan para gamer. Yang jelas, kita sebagai gamer cuma berharap bisa menikmati game-game seru dengan gameplay yang inovatif dan cerita yang menarik. Semoga saja Ubisoft terus mendengarkan suara komunitas dan memberikan pengalaman bermain yang tak terlupakan.