Siapa bilang game FPS (First Person Shooter) nggak bisa bikin kesel selain karena aim yang nggak akurat? Ternyata, User Interface (UI) yang kurang oke juga bisa bikin pemain auto-emosi. Bayangin, udah semangat mau nge-frag, eh malah ribet nyari menu ganti senjata. Deal breaker banget, kan?
Battlefield 6, yang digadang-gadang sebagai penyelamat franchise setelah peluncuran 2042 yang kurang memuaskan, ternyata nggak luput dari kritik. Meskipun Open Beta-nya sukses besar dengan ratusan ribu pemain, satu hal yang jadi sorotan adalah UI-nya. Banyak yang bilang, “UI-nya kok kayak game sebelah?” Atau lebih kasarnya, “Ini UI sampah!”
UI Battlefield 6: Antara Cinta dan Benci
Kenapa UI jadi masalah? Padahal, gameplay dan grafis Battlefield 6 oke banget. Masalahnya, UI ini ibarat makeup yang kurang pas. Fungsinya sih ada, tapi nggak bikin pangling. Malah, ada yang bilang UI ini terlalu “CODified,” alias niru gaya Call of Duty. Padahal, Battlefield punya ciri khas sendiri.
Di forum Reddit, seorang pengguna dengan nama blackdragon6547 memposting gambar screenshot menu utama game dan menyebut UI-nya “sampah.” Postingan tersebut dengan cepat mendapatkan lebih dari 12.000 upvotes, menunjukkan bahwa banyak pemain Battlefield 6 setuju dengan pendapat tersebut.
Komentar-komentar di postingan tersebut bervariasi, mulai dari yang menerima apa adanya hingga yang mengkritik habis-habisan. Ada yang berpendapat bahwa UI tersebut dirancang agar ramah bagi pemain yang menggunakan controller. Namun, banyak juga yang menyebutnya “mengerikan”, rumit, dan bahkan “CODified,” yang mengisyaratkan adanya kemiripan dengan UI Call of Duty.
Desain UI: Estetika atau Fungsionalitas?
Pertanyaannya, apakah desain UI itu lebih penting estetika atau fungsionalitas? Idealnya, keduanya harus seimbang. UI yang cantik tapi bikin pusing sama aja bohong. Sebaliknya, UI yang fungsional tapi tampilannya jadul juga nggak menarik. Battlefield 6 sepertinya lebih condong ke fungsionalitas, tapi dengan mengorbankan estetika dan user experience.
Beberapa elemen UI yang dikeluhkan antara lain:
- Menu yang rumit: Terlalu banyak sub-menu yang bikin pemain bingung.
- Informasi yang berlebihan: Terlalu banyak informasi yang ditampilkan di layar, sehingga mengganggu pandangan.
- Tampilan yang kurang intuitif: Tombol-tombol dan ikon-ikon yang kurang jelas fungsinya.
Apakah EA dan DICE Akan Mendengar Keluhan Pemain?
Meskipun banyak keluhan tentang UI, kemungkinan besar EA (Electronic Arts) dan DICE (pengembang Battlefield 6) nggak akan mengubahnya secara signifikan untuk peluncuran penuh game. Beberapa perubahan kecil mungkin saja terjadi, tetapi jangan berharap banyak. Jadi, mau nggak mau, kita harus terbiasa dengan UI yang ada.
Battlefield vs. Call of Duty: Perang Bukan Cuma di Medan Tempur
Persaingan antara Battlefield dan Call of Duty memang nggak ada matinya. Mulai dari gameplay, grafis, hingga UI, semuanya jadi bahan perbandingan. Kadang, perbandingan ini malah jadi boomerang. Battlefield mencoba niru Call of Duty, eh malah dikritik. Call of Duty mencoba niru Battlefield, eh dibilang kurang original. Serba salah memang.
Pentingnya Feedback Pemain dalam Pengembangan Game
Kasus UI Battlefield 6 ini jadi pengingat pentingnya feedback pemain dalam pengembangan game. Pengembang nggak bisa cuma mengandalkan intuisi dan selera sendiri. Mereka harus mendengarkan apa yang diinginkan dan dibutuhkan pemain. Karena pada akhirnya, pemainlah yang akan memainkan dan membeli game tersebut.
Lupakan UI “Sampah”, Fokus ke Gameplay yang Gokil
Meskipun UI Battlefield 6 kurang memuaskan, jangan sampai hal ini merusak pengalaman bermain game secara keseluruhan. Gameplay yang seru, grafis yang memukau, dan fitur-fitur baru yang inovatif tetap jadi daya tarik utama Battlefield 6. Anggap aja UI ini sebagai tantangan yang harus ditaklukkan. Siapa tahu, lama-lama malah jadi terbiasa dan nggak masalah lagi.
Bukan Akhir Dunia: Tetap Semangat Nge-Frag!
Intinya, UI Battlefield 6 memang bukan yang terbaik, tapi juga bukan akhir dunia. Masih banyak hal lain yang bisa dinikmati dari game ini. Jadi, lupakan sejenak UI yang bikin kesel, dan fokuslah untuk nge-frag sebanyak-banyaknya. Siapa tahu, dengan banyak nge-frag, kita bisa lupa sama UI yang “sampah” itu. Ingat, yang penting bukan UI-nya, tapi skill dan strategi kita di medan tempur!