Dark Mode Light Mode

Ulasan Album Scars On Broadway: Kecanduan Kekerasan

Dunia musik rock alternatif memang terkadang bikin kita bertanya-tanya, “Kapan ya System Of A Down (SOAD) comeback?” Untungnya, di tengah penantian yang tak berkesudahan itu, hadir Daron Malakian dengan Scars On Broadway-nya, bagaikan oase di gurun pasir. Album terbaru mereka, “Addicted To The Violence,” bisa jadi soundtrack yang pas buat kalian yang kangen sama kegilaan SOAD.

Mengapa Kita Masih Menantikan SOAD?

SOAD, dengan gaya metal avant-garde mereka yang unik, telah meninggalkan jejak yang mendalam di dunia musik. Lirik-lirik mereka yang provocative, melodi yang catchy, dan energi panggung yang luar biasa membuat mereka menjadi ikon. Album-album mereka, seperti “Toxicity” dan “Mezmerize,” adalah bukti kreativitas dan keberanian mereka dalam bereksperimen dengan musik. Namun, konflik internal dan perbedaan visi telah menghambat rilisnya album baru.

Meskipun harapan untuk album baru SOAD mungkin tampak redup, karya-karya solo dari para anggotanya, seperti Daron Malakian dengan Scars On Broadway, memberikan secercah harapan. Proyek solo ini memungkinkan mereka untuk mengeksplorasi ide-ide musikal di luar batasan SOAD, sembari tetap mempertahankan elemen-elemen yang membuat kita mencintai band tersebut. Jadi, sambil nungguin SOAD, let’s enjoy musik dari proyek sampingan mereka!

“Addicted To The Violence”: Obat Rindu Penggemar SOAD

Album “Addicted To The Violence” dari Scars On Broadway ini bukan cuma sekadar album sampingan biasa. Album ini adalah ledakan energi dan kreativitas yang mengingatkan kita akan masa kejayaan SOAD. Daron Malakian, sebagai otak di balik sebagian besar lagu SOAD, berhasil membawa kembali elemen-elemen khas band tersebut ke dalam karyanya.

Lagu pembuka, “Killing Spree,” langsung menghantam pendengar dengan melodi yang adiktif dan lirik yang outrageous. “Satan Hussein” bahkan lebih gila lagi, dengan chant pembuka yang menyebutkan berbagai macam obat-obatan dan ramuan herbal. Bayangkan kalau lagu ini dimainkan live, pasti penonton langsung headbang tanpa ampun! Lagu-lagu ini adalah bukti bahwa Daron Malakian masih punya banyak ide gila yang siap dieksekusi.

Kegilaan Musikal yang Menyenangkan

Yang membuat “Addicted To The Violence” begitu menarik adalah kemampuannya untuk menggabungkan berbagai genre musik tanpa terdengar aneh. Ada sentuhan metal, punk rock, bahkan musik folk Armenia. Album ini penuh dengan twist dan kejutan yang membuat pendengar terus terpaku.

“Done Me Wrong” misalnya, tiba-tiba saja menampilkan solo keyboard bergaya folk Armenia di tengah lagu. Sementara itu, “Destroy The Power” adalah perpaduan antara himne choral ala Ghost, prog rock, dan nu metal. Album ini benar-benar rollercoaster musikal yang seru dan gak bikin bosan. It’s like Daron just threw everything at the wall and surprisingly, it all stuck!

Bukan Sekadar Pengganti, tapi Sebuah Karya Mandiri

Walaupun “Addicted To The Violence” bisa jadi obat rindu bagi penggemar SOAD, album ini tetap merupakan karya yang mandiri dan orisinal. Daron Malakian tidak mencoba untuk meniru SOAD, tapi ia menciptakan sesuatu yang baru dan segar dengan gayanya sendiri. Album ini adalah bukti bahwa Daron Malakian adalah seorang komposer dan musisi yang berbakat dan serba bisa.

So, is it better than a new SOAD record? Who knows. Yang jelas, “Addicted To The Violence” adalah album yang wajib didengar bagi siapa saja yang menyukai musik metal alternatif yang experimental dan penuh energi. Album ini adalah pengingat bahwa musik yang bagus tidak harus selalu serius dan membosankan. Terkadang, kita hanya perlu sedikit kegilaan untuk membuat hidup lebih menyenangkan.

Jadi, buat kalian yang lagi nyari playlist baru buat nge-gym atau sekadar nongkrong sama teman-teman, “Addicted To The Violence” bisa jadi pilihan yang tepat. Siapa tahu, setelah dengerin album ini, kalian jadi ketagihan sama kegilaan Scars On Broadway! Cek juga artikel tentang pengaruh System Of A Down dalam perkembangan musik metal.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

DuckDuckGo Sembunyikan Gambar AI, Masa Depan Pencarian Dipertaruhkan

Next Post

Mantan Menteri Perdagangan divonis 4,5 tahun terkait korupsi impor gula, pukulan bagi tata niaga