Oke, siap! Berikut adalah artikel dalam bahasa Indonesia berdasarkan data yang diberikan, tanpa basa-basi:
Siapa sangka memilih album secara acak bisa berujung sebahagia ini? Biasanya, saya berekspektasi rendah demi menghindari kekecewaan. Tapi, Blind Equation dari Chicago, Illinois, sukses membuat saya terkejut dan jatuh hati. Dari proyek chiptune-berat dan cybergrind, James McHenry, otak di balik Blind Equation, berevolusi menghadirkan musik yang lebih kompleks dan emosional di album terbarunya, A Funeral in Purgatory.
Album ini adalah perpaduan unik dari berbagai genre. Bayangkan DEATHTRIPPA bertemu dengan AFI, disiram sedikit Fires in the Distance dan Silhouette. Sentuhan synthwave ala Gunship dan atmosfer gelap ala Labyrinthus Stellarum semakin memperkaya komposisinya. Lalu, ada juga nuansa depresif mirip Ghost Bath dan Acathexis, tapi dengan secercah harapan yang menyeimbangkan kegelapan tersebut.
Uniknya lagi, Blind Equation tak segan memasukkan elemen brutal ala Anaal Nathrakh dan Igorrr, bahkan sedikit deathcore, tanpa menggunakan gitar sama sekali! Kombinasi tak terduga ini menghasilkan sesuatu yang stylistically unique, instrumentally fascinating, dan emotionally compelling. Jujur, saya nggak tahu bagaimana mereka melakukannya.
A Funeral in Purgatory: Bukan Sekadar Album, tapi Pengalaman!
A Funeral in Purgatory adalah sebuah perjalanan yang menyenangkan. Trek-trek seperti “Flashback (ft. Strawberry Hospital)” yang ngebut dan “Incomplete” yang death doom, awalnya terdengar seperti kombinasi yang aneh. Tapi, Blind Equation berhasil menyatukannya dengan detil yang teliti.
Justru perbedaan itulah yang membuatnya menarik. Bagaimana bisa “… in Purgatory” yang brutal berdampingan dengan “Flashback” yang ceria? Atau “Nothing” yang goth menyatu dengan “it feels like the end (ft. JOHNNASCUS)” yang metalcore-breakcore? Anehnya, semuanya terasa alami dan menyegarkan.
Bagian yang lebih lambat dan dramatis di “A Funeral… ” dan “Relinquished Dreams” memberikan ruang bagi vokal yang penuh emosi untuk bersinar. Suara synth yang lebih tinggi juga menciptakan kontras yang menarik, seperti lembah yang dalam dan puncak yang tinggi. Pendekatan ini membuat saya selalu bertanya-tanya apa yang akan terjadi selanjutnya, dan saya selalu siap untuk kejutan berikutnya.
Apa yang Membuat Album Ini Spesial? Eksplorasi Musik Tanpa Batas
Salah satu kekuatan Blind Equation adalah eksplorasi genre yang tak kenal takut. Mereka tidak terpaku pada satu formula, melainkan terus mencoba hal baru. Ini membuat album ini terasa segar dan tak terduga. Kalau kamu bosen dengan musik yang itu-itu aja, Blind Equation bisa jadi jawabannya.
Album ini juga sangat emosional. Kamu bisa merasakan kepedihan, kemarahan, dan bahkan harapan dalam musik mereka. Ini bukan sekadar musik latar, tapi sebuah curahan hati yang jujur. James McHenry menggunakan musik sebagai cara untuk mengatasi masa-masa sulitnya, dan hasilnya adalah sebuah karya yang powerful dan relatable.
Yang membuat album ini semakin menarik adalah penggunaan synth dan elektronik yang kreatif. Mereka tidak hanya menggunakan synth sebagai pengganti gitar, tapi juga mengeksplorasi berbagai suara dan tekstur yang unik. Ini memberikan dimensi baru pada musik mereka dan membuatnya terdengar berbeda dari band metal lainnya.
Bukan Tanpa Cacat: Beberapa Hal yang Kurang
Tentu saja, A Funeral in Purgatory tidak sempurna. Beberapa interlude seperti “⁺‧₊˚ ཐི⋆✟⋆ཋྀ ˚₊‧⁺” dan “still” terasa kurang penting dalam keseluruhan cerita. Meskipun indah secara musikal, mereka tidak memberikan kontribusi yang signifikan.
Selain itu, “mourn” terasa sedikit kurang dibandingkan lagu-lagu lainnya. Mungkin karena instrumentasinya yang minimalis atau idenya yang kurang berkembang. Tapi, ini hanyalah sedikit kekurangan kecil dalam sebuah album yang secara keseluruhan sangat bagus. Vokal bersih ala AFI yang hanya muncul di tiga lagu pertama juga akan menambah kekompakan jika ada lebih banyak lagi.
Kesimpulan: Jangan Takut Bereksperimen!
Awalnya, saya tidak berekspektasi apa pun dari Blind Equation. Tapi, mereka berhasil membuktikan bahwa eksperimen musik bisa menghasilkan sesuatu yang luar biasa. A Funeral in Purgatory adalah salah satu album elektronik paling menarik yang pernah saya dengar tahun ini.
Jadi, jika kamu suka metal yang “rusak”, diwarnai dengan ecstasy, berpakaian serba hitam, dan ditemani burung gagak di pundaknya, A Funeral in Purgatory mungkin adalah “racunmu”. Album ini mengingatkan kita bahwa musik tidak harus terpaku pada aturan dan genre. Terkadang, justru eksperimen dan keberanianlah yang menghasilkan karya yang paling berkesan. Jangan takut bereksperimen!