Gegeran antar rapper Drake dan Kendrick Lamar mungkin sudah kelar, tapi efeknya masih berasa sampai sekarang. Bahkan, album reuni duo rap legendaris Clipse, yang terdiri dari Pusha T dan Malice, ikut kena imbasnya. Siapa sangka?
Clipse Balik Lagi? Kok Jadi Drama?
Buat yang belum tahu, Clipse itu ikon banget di dunia hip-hop. Musik mereka raw, jujur, dan nggak takut nyentil. Nah, setelah lama vakum, mereka balik lagi dengan album baru berjudul “Let God Sort Em Out”. Album ini awalnya mau dirilis sama label yang juga menaungi Drake dan Kendrick Lamar. Masalahnya, ada satu track yang judulnya “Chains and Whips” yang menampilkan Kendrick Lamar.
Kabarnya, label rekaman tersebut ngotot minta verse Kendrick Lamar dihilangkan. Alasannya? Kehadiran Kendrick, apalagi bareng Pusha T, dianggap provokatif mengingat sejarah perseteruan mereka. Buat context, Pusha T pernah bikin diss track buat Drake yang pedasnya minta ampun. Jadi, labelnya mungkin parno bakal ada drama susulan.
Akhirnya, Clipse memutuskan untuk buyout kontrak mereka dan pindah ke Roc Nation, label milik Jay-Z. Album “Let God Sort Em Out” pun dirilis dengan “Chains and Whips” tetap ada. Sebuah keputusan berani, atau mungkin sedikit rebel?
Ini jadi plot twist yang menarik dalam pusaran drama Drake-Kendrick. Drake sendiri bahkan sedang menggugat Universal atas lagu “Not Like Us” milik Lamar. Intinya, dunia hip-hop memang penuh intrik dan kejutan! Who knew, right?
Kabar baiknya, kembalinya Clipse ini jadi angin segar buat para penggemar hip-hop sejati. Musik mereka yang raw dan lirik yang cerdas jadi pembeda di tengah dominasi musik vibe yang lagi trend sekarang. Clipse itu kayak guru besar yang ngasih kuliah tentang storytelling dan teknik rap yang nggak kaleng-kaleng.
Nostalgia dengan Sentuhan Modern
Setelah 15 tahun berlalu sejak Malice rehat dari Clipse dan mengubah namanya menjadi No Malice, ia kembali meramaikan dunia rap, dan kembali mengulang masa-masa emasnya sebagai “Bezos of the nasals”. Well, yang penting kan comeback-nya keren, ya kan?
Jangan salah, kembalinya Clipse ini bukan sekadar nostalgia. Album “Let God Sort Em Out” ini bukti bahwa mereka masih punya taji. Skill rap mereka bahkan terasa lebih matang di tahun 2025 ini. Di tengah gempuran rapper yang fokus bikin vibe, Clipse hadir dengan lirik yang kuat, flow yang memukau, dan chemistry yang nggak lekang oleh waktu.
Kenapa Clipse Masih Relevan?
Clipse itu kayak anggur, makin tua makin nikmat. Gaya mereka yang storytelling, kemampuan teknis yang mumpuni, dan lirik yang cerdas jadi pembeda di tengah scene hip-hop yang lagi didominasi sama vibe creators. Mendengarkan Pusha T dan Malice nge-rap bareng itu kayak dengerin dua master yang lagi main catur. Setiap kata dan setiap beat punya makna dan tujuan.
Musik Clipse selalu berhasil bikin kita mikir, ketawa, dan kadang merinding. Mereka nggak takut ngomongin hal-hal yang tabu atau kontroversial. Mereka juga nggak takut bereksperimen dengan sound dan beat. Makanya, musik mereka selalu terasa segar dan inovatif.
Kehadiran bintang tamu seperti Nas dan Tyler, the Creator juga jadi bukti betapa dihormatinya Clipse di dunia hip-hop. Mereka semua berusaha tampil maksimal, tapi tetap nggak bisa mencuri perhatian utama dari Pusha T dan Malice.
Album “Let God Sort Em Out” ini bukan cuma sekadar comeback album, tapi juga pernyataan bahwa Clipse masih punya tempat di hati para penggemar hip-hop. Mereka membuktikan bahwa kualitas dan skill itu nggak pernah lekang oleh waktu. Ini sekaligus sindiran halus buat para rapper karbitan yang cuma modal vibe dan sensasi. Ouch!
Beats yang Bikin Nagih
Selain lirik yang cerdas, musik di album “Let God Sort Em Out” juga patut diacungi jempol. Pharrell Williams, yang dulu berjasa melambungkan nama Clipse, kembali turun tangan sebagai produser. Hasilnya? Beats yang unik, catchy, dan nggak pasaran. Dari minimalisnya “Grindin'” sampai metallic nya “Wamp Wamp”, Clipse selalu berhasil mengeluarkan yang terbaik dari The Neptunes.
Pharrell mungkin lagi sibuk sama dunia fashion, tapi passion-nya buat musik masih membara. Beats di album ini bukti nyata bahwa dia masih salah satu produser terbaik di dunia. Ritm di “Ebitda” kedengeran kayak intro yang mau masuk ke drop, tapi nggak pernah kejadian. Justru itu yang bikin track ini jadi adiktif.
Riff horn di “Inglorious Bastards” dipelintir jadi atonal; sample gospel di “So Far Ahead” nabrak sama beat yang dragging dan synthesizer yang murahan; vokal dan string India di “So Be It Pt II” cukup buat ngalihin perhatian dari lirik Pusha T tentang Travis Scott. Pokoknya, beats di album ini mind-blowing!
Satu-satunya kekurangan di album ini mungkin track pembuka “The Birds Don’t Sing”. Chorus yang dinyanyiin John Legend agak terlalu pop buat Clipse. Tapi, liriknya yang nyeritain kematian orang tua mereka bikin kita merinding. Di sini, Clipse nunjukkin sisi emosional mereka yang jarang diekspos.
Jadi, kesimpulannya, “Let God Sort Em Out” itu lebih dari sekadar album nostalgia. Album ini fresh, inovatif, dan bukti bahwa Clipse masih punya tempat di hati para penggemar hip-hop. Jangan sampai kelewatan! Karena, siapa tahu, ini jadi comeback terakhir mereka. Who knows?
Album ini jadi pengingat bahwa di dunia hip-hop, kualitas tetap jadi nomor satu. Skill dan storytelling itu jauh lebih penting daripada sekadar vibe dan sensasi. Clipse sudah membuktikan itu. Sekarang giliran kita buat dengerin dan ngerasain sendiri.