Dark Mode Light Mode

Utamakan Offset, Jangan Transfer Teknologi Pertahanan

Sebuah pertanyaan klasik dalam pengadaan alutsista (alat utama sistem persenjataan) selalu muncul: Transfer of Technology (ToT) atau Offset? Kedua opsi ini sama-sama menawarkan keuntungan bagi negara pembeli, tapi mana yang benar-benar lebih menguntungkan Indonesia? Ibarat memilih kopi, kadang kita bingung antara robusta yang kuat atau arabika yang lembut. Mari kita bedah, biar gak salah pilih yang bikin kantong bolong dan pertahanan negara melempem.

Mengapa Offset Lebih Seksi daripada ToT: Perspektif Masa Depan Pertahanan Indonesia

Kadang, kita terlalu fokus pada mendapatkan "resep rahasia" (ToT), padahal yang lebih penting adalah belajar memasak sendiri (Offset). Sekretaris Badan Litbang Kemhan, Marsma TNI S. Arief Hardoyo, dengan lugas menyampaikan bahwa kerjasama offset lebih menguntungkan daripada ToT dalam sektor pertahanan. Pernyataan ini bukan tanpa alasan, tentu saja.

Kenapa ToT seringkali jadi mimpi di siang bolong? Bayangkan, kita beli alutsista canggih dan berharap langsung bisa bikin sendiri. Realitanya? Sulit! Produsen biasanya enggan memberikan full access ke teknologi inti mereka. Mereka khawatir, ibarat kasih kunci brankas ke orang asing, bisa bahaya! Jadi, ToT seringkali hanya berupa sepotong-sepotong teknologi, tidak komprehensif.

ToT: Strategi "Nakal" yang Mengancam Keberlanjutan Industri Pertahanan Global?

Marsma Arief bahkan berseloroh bahwa permintaan ToT itu "tidak masuk akal" karena sama saja dengan mencoba "mengontrol dan mencuri" pengetahuan produsen. Ya, agak kasar memang, tapi ada benarnya juga. Transfer teknologi yang terlalu dalam bisa membahayakan produsen, mengingat risiko kebocoran rahasia teknologi yang mudah tersebar.

Hal ini dapat mengancam keberlanjutan industri pertahanan mereka. Bayangkan, kalau semua orang bisa bikin sendiri, siapa yang mau beli lagi? Ini mirip seperti memberikan cheat code game ke semua orang; keseruannya jadi hilang! Jadi, ToT ini bisa dibilang strategi yang agak nakal dari sisi pembeli, tapi berisiko bagi produsen.

Offset: Kolaborasi yang Lebih "Win-Win" untuk Kemandirian Teknologi Pertahanan

Lalu, apa itu offset? Singkatnya, offset adalah bentuk kerjasama yang lebih luas, di mana produsen alutsista berinvestasi dalam pengembangan kapabilitas negara pembeli. Ini bisa berupa transfer pengetahuan, pelatihan SDM, atau bahkan pendirian fasilitas produksi di negara pembeli. Intinya, bukan hanya sekadar "dikasih resep", tapi diajari cara masak yang benar.

Konsep offset mengimplementasikan konsep STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) di negara mitra. Jadi, bukan hanya sekadar beli barang, tapi juga membangun ekosistem teknologi dan pendidikan yang lebih kuat. Ini investasi jangka panjang yang jauh lebih berkelanjutan daripada sekadar mendapatkan ToT yang mungkin tidak maksimal.

Contoh Nyata: Kerjasama Offset dengan Boeing dalam Pembelian F-15EX

Contoh sukses implementasi offset adalah kerjasama Indonesia dengan Boeing dalam pembelian 24 jet tempur F-15EX pada Agustus 2023. Boeing tidak hanya menjual pesawat, tapi juga membantu mengembangkan kapabilitas industri pertahanan Indonesia, khususnya dalam bidang teknologi dan pendidikan.

Melalui kerjasama ini, Boeing berupaya meningkatkan kualitas SDM dengan meningkatkan kerjasama dalam pendidikan terkait teknologi dan sains. Bayangkan, anak-anak muda Indonesia belajar langsung dari ahlinya, bukan hanya baca buku. Ini investasi yang sangat berharga untuk masa depan pertahanan kita.

Membangun SDM Unggul: Kunci Kemandirian Teknologi Pertahanan yang Sebenarnya

Direktur Boeing untuk India, Asia, dan Pasifik, Randy Rotte, menekankan bahwa melalui kolaborasi dengan sekolah dan universitas, Boeing membantu menciptakan ekosistem pendidikan yang mampu menghasilkan talenta baru di bidang teknologi tinggi. Ini bukan hanya sekadar ceramah atau workshop, tapi menciptakan lingkungan yang kondusif untuk inovasi.

Dengan metode ini, Indonesia bisa mendapatkan raw technology dan membangun SDM berkualitas untuk menciptakan teknologi pertahanan yang lebih maju di masa depan. Kita tidak hanya menjadi konsumen, tapi juga menjadi produsen yang mampu bersaing di kancah global. Ini adalah tujuan jangka panjang yang jauh lebih strategis.

Offset: Investasi Jangka Panjang untuk Pertahanan yang Kuat dan Mandiri

Jadi, jelas sudah bahwa offset bukan hanya sekadar gimmick atau pelengkap dalam pembelian alutsista. Ini adalah investasi strategis dalam pengembangan kapabilitas teknologi dan SDM yang akan menentukan masa depan pertahanan Indonesia. Dengan membangun fondasi yang kuat, kita bisa mengurangi ketergantungan pada negara lain dan menjadi lebih mandiri.

Masa Depan Industri Pertahanan: Dari Konsumen Menjadi Produsen

Offset adalah langkah penting untuk mewujudkan visi Indonesia sebagai negara yang kuat, mandiri, dan mampu menjaga kedaulatannya. Ini bukan hanya tentang membeli alutsista, tapi tentang membangun ekosistem pertahanan yang berkelanjutan, inovatif, dan berdaya saing.

Jangan lupa, pertahanan negara bukan hanya soal persenjataan canggih, tapi juga tentang SDM yang berkualitas, riset dan pengembangan yang berkelanjutan, dan kerjasama strategis dengan mitra yang tepat. Dengan strategi yang tepat, Indonesia bisa menjadi pemain utama dalam industri pertahanan global.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Ninja Gaiden 4: Pertumpahan Darah Surgawi yang Dinanti

Next Post

Koki Ketemu Kencan Singkat Usai Kerja