Bayangkan dunia di mana sampah bukan lagi sekadar beban lingkungan, tapi juga panggung bagi inovasi teknologi. Di jalanan, mungkin kita seringkali meremehkan keberadaan vape bekas. Ah, cuma sampah elektronik, pikir kita. Tapi tunggu dulu, seorang engineer asal Rumania punya pandangan yang berbeda. Ia melihat potensi tersembunyi di balik “dot digital” para dewasa ini.
Bogdan Ionescu, atau lebih dikenal sebagai BogdanTheGeek, adalah seorang insinyur dan seniman origami yang punya hobi unik: mengumpulkan vape bekas. Awalnya, ia tertarik untuk memanfaatkan kembali baterainya. Namun, ketika ia menemukan model-model “mewah” dengan microcontroller yang lebih canggih, ide gila pun muncul di benaknya: mengubah vape bekas menjadi web server.
Setelah membongkar salah satu perangkat, Ionescu menemukan chip dengan kode PUYA C642F15. Setelah diteliti lebih lanjut, ternyata itu adalah PY32F002B, ditenagai oleh prosesor Arm Cortex M0+ 24 MHz. Chip tersebut juga memiliki memori flash 24KB dan RAM statis 3KB. Spesifikasi yang, jujur saja, bikin kita bertanya-tanya: buat apa?
Sang insinyur mengakui bahwa perangkat dasarnya “sangat buruk, praktis sekali pakai.” Tapi, di mata seorang geek sejati, keterbatasan adalah tantangan. “Mungkin Anda melihat spesifikasi itu dan berpikir bahwa tidak banyak yang bisa dikerjakan,” tulisnya. “Saya tidak menyalahkan Anda, sebuah ponsel berusia 10 tahun saja kesulitan memuat Google, dan ini sekitar 100 kali lebih lambat. Tapi, saya melihat ini sebagai web server yang sangat cepat.” Sebuah optimisme yang patut diacungi jempol, atau mungkin malah diketawain.
Ionescu memutuskan untuk memanfaatkan kemampuan chip dalam menangani Serial Line Internet Protocol (SLIP) kuno. Dengan itu, ia mengubah unit tersebut menjadi modem 56K yang sangat mendasar. Lalu, ia menambahkan kode uIP 0.9 untuk mengaktifkan komunikasi TCP/IP dan layanan web. Sebuah transformasi yang, terus terang, terdengar seperti sulap tingkat dewa.
Memangkas Loading Page: Dari Lambat ke Lumayan Cepat
Awalnya, hasilnya mengecewakan. “Ping memakan waktu sekitar 1,5 detik dengan kehilangan paket 50 persen, dan halaman sederhana membutuhkan lebih dari 20 detik untuk dimuat. Sangat buruk, sampai lucu,” kata Ionescu. Rasanya seperti kembali ke era modem dial-up, tapi lebih menyiksa.
Ia menemukan bahwa sebagian besar masalah berasal dari kode buatannya sendiri. Menambahkan ring buffer meningkatkan throughput secara signifikan. Penyesuaian lebih lanjut memangkas waktu ping menjadi 20ms tanpa kehilangan paket. Halaman penuh kemudian dapat dimuat dalam sekitar 160ms. Sebuah peningkatan drastis yang membuktikan bahwa kode yang baik bisa mengubah segalanya.
Halaman web yang ia host adalah salinan dari blog post-nya sendiri yang menjelaskan hack tersebut. Ukurannya pas dengan memori flash 20KB yang tersedia. Sebuah pencapaian yang patut dirayakan, meskipun hanya dengan secangkir kopi dan sebungkus rokok.
Pengunjung dapat melihat halaman melalui server kecil bertenaga vape tersebut, meskipun permintaan dengan cepat membanjirinya. Situs ini sering menampilkan kesalahan “503” ketika terlalu banyak orang yang mencoba masuk. Jadi, jangan heran kalau Anda gagal mengaksesnya. Mungkin vape-nya lagi kelelahan.
Potensi Daur Ulang Vape: Lebih dari Sekadar Asap
Proyek VapeServer Ionescu menyoroti apa yang dapat dilakukan dengan elektronik yang biasanya berakhir di tempat pembuangan sampah. Sebuah studi tahun 2023 oleh University of Oxford dan Faraday Foundation memperkirakan bahwa 1,3 juta vape sekali pakai dibuang setiap minggu di Inggris. Jumlah yang bikin kita geleng-geleng kepala, sekaligus merasa bersalah.
Perangkat-perangkat tersebut seringkali mengandung microcontroller, port USB-C, dan baterai yang mampu berjalan lebih lama dari masa pakai pengiriman nikotin yang dimaksudkan. Sebuah ironi yang menyakitkan, seperti melihat potensi yang terbuang sia-sia.
Menggunakan kembali perangkat-perangkat tersebut, bahkan dalam proyek-proyek eksperimental kecil, menggarisbawahi peluang keberlanjutan yang lebih luas. Bayangkan jika setiap vape bekas bisa diubah menjadi sesuatu yang berguna. Mungkin kita bisa membangun jaringan internet dari sampah elektronik. Ide gila, tapi siapa tahu?
Ionescu memublikasikan kode sumber VapeServer di GitHub. Ia juga membagikan proyek semihost-ip-nya, yang memungkinkan semihosting pada CPU Arm apa pun hanya dengan beberapa baris kode. Sebuah kontribusi berharga bagi komunitas open source, sekaligus bukti bahwa berbagi itu indah.
Baginya, eksperimen ini menunjukkan bagaimana apa yang disebut teknologi “sekali pakai” masih bisa mengejutkan. Bahkan sebuah pena vape sederhana dapat melayani sebuah situs web sampai terlalu banyak pengunjung penasaran yang mencoba terhubung. Sebuah analogi yang pas untuk menggambarkan betapa teknologi, sekecil apapun, bisa punya dampak besar.
Vape Bekas: Sampah atau Harta Karun?
Kisah VapeServer ini adalah pengingat bahwa inovasi bisa datang dari tempat yang tak terduga. Dari tumpukan sampah elektronik, seorang engineer mampu menciptakan sesuatu yang berguna, bahkan inspiratif. Ini juga adalah kritik halus terhadap budaya konsumsi kita yang линейный, di mana barang-barang sekali pakai seringkali berakhir di tempat pembuangan sampah.
Mungkin sudah saatnya kita berhenti meremehkan potensi sampah elektronik. Siapa tahu, di balik tumpukan vape bekas atau smartphone usang, tersembunyi ide-ide brilian yang bisa mengubah dunia. Asalkan ada kemauan untuk melihatnya, tentu saja.
Jadi, lain kali Anda melihat vape bekas di jalan, jangan langsung jijik. Siapa tahu, itu adalah calon web server masa depan. Atau mungkin, itu adalah pengingat bahwa kita harus lebih bijak dalam mengelola sampah elektronik. Pilihan ada di tangan kita.