Siap-siap para gamer generasi Z dan Millennials! Setelah lebih dari dua dekade, Virtua Fighter siap kembali mengguncang dunia fighting games. Bukan sekadar nostalgia, tapi upgrade yang bikin geleng-geleng kepala. Penasaran kan, apa aja yang baru?
Evolusi Sang Legenda: Virtua Fighter Kembali!
Virtua Fighter memang bukan nama baru. Tapi, di era eSports dan game dengan grafis tingkat dewa, kembalinya franchise ini menghadirkan tantangan tersendiri. Bagaimana caranya membuat game klasik tetap relevan, bahkan jadi trendsetter lagi? Pertanyaan inilah yang terus dikejar oleh tim pengembang.
Riichiro Yamada, produser Virtua Fighter terbaru, mengakui bahwa Virtua Fighter dulu sangat sederhana. Dengan hanya tiga tombol, siapa pun bisa langsung main. Tapi seiring waktu, kompleksitasnya meningkat. Virtua Fighter 5 dianggap sebagai versi terlengkap dari formula klasik.
Namun, sekadar mengulang kesuksesan masa lalu jelas bukan pilihan. Yamada menekankan pentingnya modernisasi, bukan hanya dari segi gameplay, tetapi juga dari sisi fungsionalitas. Tujuannya jelas: membuat game ini accessible bagi pemain baru, tanpa menghilangkan esensi yang membuat Virtua Fighter dicintai.
Inovasi dan Realitas: Pilar Utama Virtua Fighter Masa Depan
Dua kata yang menjadi panduan dalam pengembangan Virtua Fighter baru adalah inovasi dan realitas. Dulu, inovasi ada pada grafis. Sekarang, dengan grafis yang sudah mencapai puncaknya, inovasi harus datang dari ide-ide segar.
Lalu, bagaimana dengan “realitas”? Yamada menjelaskan bahwa Virtua Fighter bukanlah simulasi UFC. Lebih tepatnya, pertarungan ala film kung fu. Sensasi pukulan, rasa sakit yang dirasakan saat karakter terkena serangan, semua itu harus terasa nyata. Bukan cuma di battle, tapi di seluruh aspek game.
Konsep ini bukan cuma berlaku buat battle system aja, tetapi juga buat desain karakter!
Akira dan Generasi Baru: Siapa Protagonisnya?
Sosok Akira Yuki, dengan gi khasnya, sudah menjadi ikon Virtua Fighter. Tapi, di trailer terbaru, Akira tampil beda. Lebih tua, dengan gaya berpakaian yang casual. Apakah ini pertanda perubahan generasi?
Yamada mengakui bahwa karakter baru itu penting. Akira yang kita lihat sekarang adalah Akira yang lebih dewasa. Tapi, bukan berarti karakter lama ditinggalkan. Mereka hanya dievolusikan, dibuat lebih keren, lebih real.
Mengenai pengganti Akira sebagai “wajah” franchise, Yamada masih ragu. Menurutnya, pengguna tetap membeli game karena protagonisnya. Contohnya, di Street Fighter, ada Luke. Di Yakuza, dulu ada Kiryu, kini ada Kasuga. Mengganti karakter utama bukanlah hal mudah, apalagi Akira masih sangat dicintai.
Tiga Tombol: Apakah Masih Relevan?
Salah satu ciri khas Virtua Fighter adalah kontrolnya yang sederhana: hanya tiga tombol (pukul, tendang, dan tahan). Konsep ini lahir dari keinginan Yu Suzuki, sang kreator, untuk membuat game yang accessible bagi semua orang, terutama di arcade.
Namun, di era game rumahan, apakah tiga tombol masih cukup? Yamada mengakui bahwa konsep awalnya tetap dihormati. Tapi, prioritas utamanya sekarang adalah membuat game yang bisa dinikmati oleh siapa saja di rumah mereka. Artinya, gameplay mungkin akan sedikit berubah, tanpa harus menambah jumlah tombol. Intinya adalah accessibility.
Meskipun detailnya masih dirahasiakan, Yamada meminta para penggemar untuk menantikan pengumuman berikutnya. Jelas bahwa SEGA dan tim Ryu Ga Gotoku punya banyak kejutan yang disiapkan untuk Virtua Fighter. Intinya, get ready untuk nostalgia yang fresh.