Siap-siap deh, kisah ini bakal bikin kamu mikir dua kali soal relationship goals dan mungkin, sedikit ngakak juga. Kita semua pernah di posisi ini kan? Bingung antara masa lalu, masa kini, dan masa depan yang kayaknya lagi main petak umpet.
Hidup itu memang penuh kejutan, apalagi setelah perceraian. Bayangin deh, usia 35, pindah dari Los Angeles yang sunny ke Brooklyn yang artsy, sendirian, dan mencoba menata hidup lagi. Ini bukan sinopsis film rom-com, tapi sepenggal kisah seorang desainer interior yang lagi nyari jati diri (dan mungkin, sedikit cinta).
Diawali dengan bangun di apartemen baru yang charming, tapi hati tetap campur aduk antara semangat dan was-was. New York, kota yang katanya bisa mewujudkan mimpi, tapi juga bisa bikin kamu merasa sekecil remah roti di Times Square. Kerjaannya? Tetap jalan, untungnya. Klien-kliennya masih setia, bahkan sampai rela dia terbang dari pantai barat ke timur.
Pacaran Online: Antara Harapan dan Kenyataan Pahit
Aplikasi kencan memang menggoda. Bertemu Chris, seorang seniman seksi, terdengar seperti ide bagus. Tapi, wait for it, dia mengaku sebagai pecandu seks yang sedang dalam masa pemulihan. Big yikes! Nggak salah sih jujur, tapi timing-nya kurang tepat. Trauma masa lalu masih membekas, jadi mending mundur cantik daripada terjebak drama baru.
Ibunya datang berkunjung dari upstate. Ibu adalah sahabat terbaik, tapi juga sumber tekanan terbesar soal cucu. Setiap ketemu, rasanya kayak lagi diinterogasi: “Kapan nikah lagi? Kapan punya anak?”. Klasik! Untungnya, kali ini ibunya agak kalem, mungkin karena kasihan lihat anaknya baru beres cerai.
Mantan suami, Mark, tiba-tiba jadi rajin menghubungi. Alasan klasik: ada tagihan yang belum beres, ada pertanyaan soal desain rumah lama. Padahal, dalam hati, mungkin kangen? Susah ya, namanya juga mantan. Tapi, si tokoh kita ini sadar, hubungan mereka sudah nggak sehat. Texting diam-diam sama mantan? Red flag!
Nggak Ada yang Lebih Penting dari Kesehatan Reproduksi
Pergi ke dokter kandungan dan membahas soal freezing eggs. Dokter menyarankan untuk mempertimbangkan single parenting dengan donor sperma karena dukungan keluarga yang kuat. Ide yang menarik, tapi belum siap. Kontrasepsi? Sejak pisah dari Mark, satu-satunya orang yang diajak “berhubungan” ya… Mark juga! Hate-fuck yang epik sebelum pindah ke New York. Awkward!
Ketika Mantan Jadi Pengganggu Kehidupan Baru
Mark kembali menghubungi, FaceTime, pengen lihat apartemen baru, pengen tahu lagi ngapain. Seriously? Mungkin dia merasa bersalah, mungkin dia kesepian. Atau, mungkin dia cuma pengen numpang. Intinya, kehadiran Mark ini bikin rumit. Mantan memang suka gitu ya? Datang dan pergi seenaknya.
Aplikasi kencan lagi? Ketemu Geoff, obrolannya seru, janjian ketemuan. Eh, ternyata dia tinggal di Melbourne! WTF? Dua jam terbuang sia-sia. Ya sudahlah, namanya juga usaha. Untung ada vibrator di laci nakas. Self-love itu penting! Apalagi kalau lagi nggak ada yang sayang.
Mencari Cinta di Tengah Kesibukan dan Trauma
Pilates, dua kali seminggu. Benci banget, tapi lumayan buat mikirin masalah kerjaan. Telepon Erica, teman dari kecil yang bantuin nyari apartemen. Erica lagi cuti hamil. Mendengar cerita soal bayi dan kehamilan teman, jujur, bikin sakit hati. Tapi, dia pintar menyembunyikannya. Erica mau menjodohkannya dengan teman suaminya, seorang finance guy.
Gary, si finance guy itu, ternyata ganteng banget! Sampai di-stalking di TV dan Instagram. Erica diingatkan lagi soal perjodohan ini. Desperate pengen ketemu, tapi nggak mau kelihatan psycho. Nggak sabar nunggu, tapi harus tetap jaga image. Repot ya, jadi perempuan!
Mark ngirim text lagi, bilang mau ke New York minggu depan. Mau numpang? Hell no! Perasaan campur aduk: sedih Gary nggak jadi, Mark datang bikin ribet. Akhirnya, malam itu dihabiskan dengan masturbasi sambil membayangkan Gary. To each their own!
Erica belum bales text. Gary di-stalking lagi di Instagram. Pengen DM langsung, tapi gengsi. Intinya, pengen sex! Pengen diperhatiin! Kenapa susah banget sih? Akhirnya, fokus kerjaan. Proposal bisnis, ngejar contractor yang ngilang.
Dinner dengan teman, Amy. Amy nggak minum, bingo! Hamil! Senang sih buat dia, tapi minum martini sendirian nggak enak. Erica belum ngabarin soal Gary. Ya sudahlah, pasrah. Malam itu diakhiri dengan masturbasi sambil membayangkan Gary yang dirty-minded dan sex-crazed. Imajinasi memang tak terbatas!
Sabtu kerja. Sarapan dengan klien dan konsultan seni. Selera seni kliennya… questionable. Erica ngabarin soal dinner party besok! Bakal ngusahain Gary datang. Yeay! Akhirnya ada harapan. Bikin cheesecake buat dibawa. Dulu suka banget bikin kue bareng Mark. Dulu…
Sambil bikin cheesecake, nggak tahan buat ngirim foto dapur berantakan ke Mark. Dia pasti langsung komen. Malam itu diakhiri dengan perasaan aneh: kangen Mark, cemas soal besok, kesepian, tapi juga merasa berdaya. Nggak usah dianalisis terlalu dalam, nikmati saja!
Minggu pagi, pilates. Klien di upstate panik karena salah pilih warna cat putih. Padahal sudah dibilangin dari awal. Harus bantu tanpa bilang “Kan sudah kubilang!”. Potong rambut, dilurusin buat nanti malam. Merasa paling fuckable kalau rambut lurus. Langsung dari salon ke rumah Erica, bawa cheesecake. Panas banget, tapi harus tetap profesional.
Sampai di rumah Erica, telat sadar belum bawa kado buat bayinya! Merasa jadi orang paling egois sedunia. Untung cheesecake-nya diapresiasi. Teman-teman lain datang, nggak ada yang menarik. Mulai kepo soal Gary. Waktu makan malam disajikan, baru sadar Gary nggak datang. Dia punya pacar baru. Patah hati? Padahal nggak kenal. Mencoba bersikap biasa, tapi dalam hati… hancur!
Pelajaran dari Sebuah Minggu yang Penuh Drama
Pulang ke rumah. Malam yang biasa saja, nggak seperti yang dibayangkan. Jadi single itu susah. Mungkin bakal makin susah. Harus terima dan bikin rencana. Mark nge-text lagi. Mau numpang pas ke New York. Bilang nggak boleh. Tapi, ada bagian dari diri yang tahu dia bakal tetap datang. A woman has needs…
Intinya, hidup itu roller coaster. Kadang naik, kadang turun. Kadang ketemu orang yang tepat, kadang ketemu yang salah. Kadang kangen mantan, kadang pengen gebet orang baru. Yang penting, tetap positive vibes dan jangan lupa self-love!