Dark Mode Light Mode

Warisan The Dillinger Escape Plan Dibahas Ben Weinman: Pengaruhnya Abadi

Siapa bilang musik metal dan hardcore itu nggak bisa bikin kangen? Bayangkan, band yang dulu bikin kuping berdengung dengan aransemen chaotic dan intensitas tinggi, tiba-tiba muncul lagi setelah sekian lama. Bukan cuma buat nostalgia, tapi juga bawa semangat baru yang bikin generasi muda metalhead penasaran. Siapa lagi kalau bukan The Dillinger Escape Plan (TDEP)?

Band yang dikenal dengan eksperimen musiknya yang unpredictable ini, ternyata diam-diam menyimpan kerinduan untuk berbagi kegilaan mereka dengan para penggemar. Setelah bubar di tahun 2017, banyak yang mengira TDEP akan jadi legenda yang hanya bisa dinikmati lewat rekaman lawas. Tapi, kejutan itu datang.

Kembalinya TDEP bukan sekadar reuni biasa. Mereka nggak cuma kumpul-kumpul buat main lagu lama, tapi juga seolah ingin membuktikan bahwa musik mereka masih relevan, bahkan bisa menginspirasi band-band metal dan hardcore generasi sekarang. Gimana ceritanya, dan kenapa reuni ini begitu spesial? Mari kita bedah lebih dalam.

Legacy yang Bikin Geleng-Geleng Kepala

Ben Weinman, gitaris sekaligus otak di balik TDEP, mengaku kaget dengan pengaruh bandnya terhadap musik metal modern. Dalam sebuah wawancara, ia bercerita tentang seorang penyiar radio yang mengatakan bahwa acara metal dan hardcore yang dibawakannya nggak akan ada tanpa TDEP.

"It's hard to believe anybody would even like this music," ujar Weinman. Mungkin ini yang disebut imposter syndrome, perasaan nggak percaya diri meskipun sudah mencapai banyak hal. Tapi, setiap hari ia selalu mendapat reminder bahwa musik TDEP ternyata penting bagi banyak orang. Sebuah paradoks yang menarik, bukan?

Pengakuan Weinman ini juga menggambarkan fenomena unik di dunia musik metal. Kadang, band-band yang nggak punya commercial success justru punya pengaruh besar terhadap perkembangan genre itu sendiri. Mereka menjadi influencer bagi musisi lain, menciptakan tren baru, dan meruntuhkan batasan-batasan yang ada.

Reuni Spesial: Calculating Infinity dan Dmitri Minakakis

Alasan utama kembalinya TDEP adalah perayaan 25 tahun album debut mereka, Calculating Infinity. Album ini dianggap sebagai salah satu masterpiece mathcore, genre yang memadukan kompleksitas musik metal dengan elemen jazz dan avant-garde.

Selain merayakan album penting, reuni ini juga spesial karena melibatkan Dmitri Minakakis, vokalis pertama TDEP. Minakakis hanya tampil di dua EP dan Calculating Infinity, sehingga banyak penggemar yang belum pernah melihatnya tampil bersama band dalam formasi lengkap.

Weinman sendiri mengaku senang bisa kembali berkolaborasi dengan Minakakis, yang juga merupakan sahabatnya. Ia merasa bahwa Minakakis nggak pernah merasakan kesuksesan penuh TDEP, sehingga reuni ini menjadi kesempatan untuk memberikan tribute kepadanya.

Lebih dari Sekadar Nostalgia: Semangat Baru dan Kematangan

Reuni TDEP bukan hanya sekadar nostalgia atau mencari uang tambahan. Weinman menegaskan bahwa mereka kembali karena memang ingin bermain musik bersama, dengan semangat dan energi yang baru.

Setelah bertahun-tahun berpisah dan menjalani kehidupan masing-masing, para personel TDEP kini lebih dewasa dan bijaksana. Mereka nggak lagi terjebak dalam siklus remaja abadi seperti banyak band lain. Mereka punya keluarga, pengalaman hidup yang beragam, dan perspektif yang lebih luas.

Kematangan ini justru membuat mereka lebih menghargai satu sama lain, serta lebih menikmati proses bermusik. Weinman menggambarkan suasana latihan sebagai "super positive and fun". Mungkin ini rahasia di balik kembalinya TDEP: mereka nggak lagi terbebani oleh ekspektasi, tapi murni ingin berbagi kesenangan dengan para penggemar.

Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Reuni TDEP?

Reuni The Dillinger Escape Plan bukan hanya tentang musik, tapi juga tentang legacy, persahabatan, dan kematangan. Ini adalah pengingat bahwa musik bisa menjadi jembatan yang menghubungkan generasi, bahwa persahabatan sejati bisa bertahan lama, dan bahwa kematangan bisa membawa perspektif baru yang positif.

Mungkin, kita semua bisa belajar sesuatu dari TDEP. Bahwa passion dan dedication bisa membawa kita ke tempat-tempat yang nggak pernah kita bayangkan. Bahwa collaboration dan teamwork bisa menghasilkan karya yang luar biasa. Dan bahwa nggak ada kata terlambat untuk meraih mimpi dan berbagi kebahagiaan.

The Dillinger Escape Plan mungkin nggak akan pernah menjadi band mainstream. Tapi, pengaruh mereka terhadap musik metal dan hardcore nggak bisa dipungkiri. Mereka adalah bukti bahwa musik yang challenging, experimental, dan uncompromising bisa menginspirasi banyak orang dan menciptakan legacy yang abadi. Jadi, siapkan earplug kalian, dan mari kita nikmati kegilaan TDEP!

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Merek Anda Adalah Sebuah Sistem – Implikasi untuk Kampanye Brief WA

Next Post

Stimulus Konsumen Terancam Gagal Akibat Koordinasi Kebijakan Lemah