Siapa bilang upgrade PC itu selalu jadi solusi? Kadang, masalahnya bukan di hardware kamu, tapi di bagaimana game developer menyiasati performa. Kejadian terbaru dengan Wuchang: Fallen Feathers bisa jadi contohnya. Alih-alih mengoptimalkan game secara sungguh-sungguh, pengembangnya malah diduga melakukan trik sulap yang bikin kita bertanya-tanya: “Ini beneran native resolution, atau cuma ilusi optik?”
Wuchang: Fallen Feathers – Patch Ajaib Atau Ilusi?
Peluncuran Wuchang: Fallen Feathers memang agak kacau. Banyak pemain, bahkan yang punya PC dewa sekalipun, mengeluhkan performa yang bikin frustrasi. Sebagai respons, 505 Games merilis patch yang katanya bakal meningkatkan performa. Tapi, benarkah patch tersebut memperbaiki segalanya, atau malah menyembunyikan masalah yang lebih dalam?
Patch pertama, menjanjikan pengurangan penggunaan RAM dan VRAM, optimasi untuk GPU kelas bawah, serta perbaikan bug. Lalu, muncul Patch 1.4 yang konon meningkatkan performa pada “model hardware tertentu”. Namun, analisis terbaru dari Daniel Owen di YouTube mengungkap sesuatu yang mencurigakan.
Resolusi Native Hilang Bak Ditelan Bumi?
Analisis Owen menunjukkan bahwa Patch 1.4 mungkin saja menghilangkan native rendering dari game sepenuhnya. Artinya, pemain dipaksa menggunakan upscaling, bahkan ketika pengaturan resolusi disetel ke 100%. Upscaling sendiri adalah teknik memperbesar resolusi gambar yang lebih rendah, sehingga terlihat lebih tajam. Namun, kualitasnya tentu tidak sebaik resolusi asli (native).
Dalam catatan patch, satu-satunya perubahan yang menyinggung resolusi sampling berbunyi: “Batas resolusi supersampling telah disesuaikan pada model GPU tertentu untuk mencegah penurunan performa yang tidak diinginkan.” Kedengarannya seperti opsi untuk mengaktifkan pengaturan scaling resolusi yang lebih tinggi telah dihilangkan untuk GPU kelas bawah, tetapi kenyataannya mungkin lebih dari itu.
Owen mendemonstrasikan bahwa sebelum update 1.4, performa meningkat seiring dengan penurunan oversampling resolution slider. Jika resolusi diturunkan di bawah 100%, performa meningkat, terlepas dari apakah game menggunakan FSR, DLSS, atau TSR. Setelah memperbarui game ke patch 1.4, terdapat peningkatan performa signifikan pada skala resolusi 100% yang sama. Teori yang berkembang adalah bahwa pengembang membatasi resolusi render di suatu tempat di bawah native, terlepas dari pengaturan apa pun yang diaktifkan pemain di opsi grafis.
DLSS Jadi Tumbal, Performa Jadi Serupa?
Hal ini terbukti ketika Owen menurunkan skala resolusi ke tingkat yang sama seperti sebelumnya, dan performanya hanya 2 FPS lebih tinggi daripada yang diamati sebelum update pada TSR dan FSR, dengan DLSS mendapatkan performa yang identik dalam satu kasus.
Ini menjadi sangat jelas ketika Owen menguji scaling resolusi 100% dengan DLSS yang disetel ke 100%, yang sebelumnya mengaktifkan DLSS sebagai DLAA, opsi antialiasing berkualitas tinggi. Setelah patch 1.4, DLSS yang disetel ke 100% menghasilkan performa yang sama dengan DLSS yang disetel ke 67% sebelum update. Ironisnya, menu dalam game masih menunjukkan bahwa DLSS 100% bertindak sebagai DLAA. Kesimpulan ini dikonfirmasi ketika Owen mengaktifkan skala resolusi 59% menggunakan DLSS, dan performanya identik dengan pengaturan scaling DLSS yang sama dari sebelum patch 1.4.
Shortcut Atau Optimasi Sungguhan?
Pada dasarnya, pengujian Owen mengungkapkan bahwa Leenzee dan 505 Games hanya merilis update yang membatasi GPU kelas bawah ke resolusi render “Kualitas DLSS” dan upscaling. Pengujian ini dilakukan pada NVIDIA GeForce RTX 3060, dengan pemikiran bahwa catatan update Patch 1.3 dan 1.4 menunjukkan bahwa optimasi diterapkan secara khusus untuk GPU kelas bawah.
Apakah perbedaan antara resolusi native dan gambar yang dipaksa di-upscale akan sangat bervariasi dari orang ke orang, tetapi intinya bagi banyak penggemar adalah bahwa pengembang game tampaknya mencoba mengambil jalan pintas untuk meningkatkan performa dengan cepat alih-alih benar-benar mengoptimalkan game dengan cara yang bermakna. Ini seperti memasang knalpot racing di mobil city car; terlihat keren, tapi performanya… ya, gitu deh.
Apakah game Anda terasa lebih mulus setelah patch? Mungkin saja. Tapi, jangan-jangan itu cuma ilusi yang diciptakan oleh upscaling. Pertanyaan sebenarnya adalah: Apakah kita puas dengan “trik sulap” seperti ini, atau kita lebih mengharapkan optimasi yang jujur dan sungguh-sungguh?
Ingat, performa game yang optimal bukan cuma soal hardware yang mumpuni, tapi juga software yang dioptimalkan dengan baik. Jika developer memilih jalan pintas, yang rugi bukan cuma dompet kita, tapi juga pengalaman bermain game yang seharusnya memuaskan.