Popular Now

Pandemi Agreement WHO: Apa Artinya Bagi Generasi Muda Indonesia?

Taylor Swift Dominasi SiriusXM: Hadirkan “Taylor’s Channel 13” Jelang Album Baru

Jugband Blues: Ayah Penulis Surat Kabar Terkejut Jadi Bagian dari ‘Sonic Mayhem’ Pink Floyd

WWE Wrestlepalooza 2025: Cena Kalah, Lesnar Mengamuk & Era Baru Dimulai?

Bayangkan begini: Anda baru saja membayar langganan streaming film seharga satu bulan gaji, eh, ternyata film yang ditonton malah bikin ngantuk. Begitulah kira-kira rasanya jadi penggemar WWE di era ESPN Unlimited. Sudah bayar mahal, eh, tontonan Wrestlepalooza malah bikin garuk-garuk kepala.

Wrestlepalooza: Ketika WWE Menjelajah ke Tanah ESPN

Buat yang belum tahu (atau pura-pura nggak tahu), Wrestlepalooza adalah ajang gulat premium pertama di era baru WWE, era di mana ESPN Unlimited jadi rumah baru bagi pegulat-pegulat kekar dan ring-ring yang memacu adrenalin. Tapi, apakah Wrestlepalooza mampu membuktikan bahwa WWE dan ESPN adalah kombinasi yang pas, atau justru jadi bukti bahwa uang tidak bisa membeli segalanya, termasuk kualitas tontonan?

Mari kita bedah satu per satu kejadian Wrestlepalooza, mulai dari laga utama yang katanya “final showdown” antara John Cena dan Brock Lesnar, hingga pertarungan tim yang lebih mirip tawuran antar tetangga. Siap? Mari kita mulai!

John Cena vs. Brock Lesnar: Lebih Mirip Pembantaian daripada Pertarungan

Laga antara John Cena dan Brock Lesnar seharusnya jadi puncak Wrestlepalooza, pertarungan epik antara dua legenda yang sudah malang melintang di dunia gulat. Tapi, apa yang terjadi di atas ring lebih mirip pembantaian daripada pertarungan yang seimbang. Lesnar menghajar Cena habis-habisan, seolah ingin membuktikan bahwa Cena memang pantas pensiun. Enam F5 (Finishing Move Lesnar) untuk Cena, lalu Lesnar menang! That’s it?

Yang lebih bikin bingung, setelah menang, Lesnar malah memberikan F5 tambahan ke wasit dan Cena yang sudah terkapar. Apa maksudnya coba? Apakah ini cara Lesnar merayakan kemenangan, atau justru cara WWE memberikan kejutan terakhir buat Cena? Yang jelas, banyak penonton yang merasa tertipu dengan laga yang terlalu singkat dan tidak memuaskan ini. Cena yang sudah sukses di dunia film, seperti nggak rela wajahnya dibanting-banting enam kali demi alur cerita.

Pertanyaannya sekarang, ke mana arah tur pensiun Cena setelah ini? Apakah WWE punya rencana yang lebih menarik, atau justru Cena akan benar-benar menghilang dari dunia gulat dan fokus jadi aktor Hollywood? Kita tunggu saja kejutan berikutnya.

The Usos vs. Bronson Reed dan Bron Breakker: Tawuran yang Lebih Seru dari Drama Korea

Setelah laga Cena-Lesnar yang mengecewakan, penonton berharap laga antara The Usos melawan Bronson Reed dan Bron Breakker bisa memberikan hiburan yang lebih layak. Dan ternyata, harapan itu tidak sepenuhnya sia-sia. Pertarungan tim ini lebih mirip tawuran antar tetangga yang menggunakan kursi, meja, dan bahkan tubuh sebagai senjata. L.A. Knight, sang wasit tamu, terlihat bingung dan pasrah melihat kekacauan di atas ring.

Jimmy Uso sempat mengalami cedera kepala akibat membentur beton, tapi itu tidak menghentikannya untuk terus memberikan perlawanan. Jey Uso juga tidak kalah semangat, meskipun akhirnya harus berdarah-darah demi membela nama baik tim. Reed dan Breakker juga tampil garang, terutama ketika Reed melompat dari atas tali ring untuk menghantam Jimmy Uso. Pada akhirnya, The Vision (Reed dan Breakker) berhasil memenangkan pertandingan setelah Reed menjatuhkan dirinya ke atas Jimmy Uso untuk meraih three count. Kemenangan yang diraih dengan susah payah.

Meskipun agak berlebihan dalam penggunaan properti (kursi dan meja beterbangan di mana-mana), laga The Usos vs. The Vision berhasil menghidupkan suasana Wrestlepalooza. Setidaknya, penonton tidak merasa rugi-rugi amat sudah membayar mahal untuk menonton acara ini.

Iyo Sky vs. Stephanie Vaquer: Ketika Teknik Bertemu dengan Kekerasan

Laga antara Iyo Sky dan Stephanie Vaquer menawarkan sesuatu yang berbeda dari dua laga sebelumnya. Pertarungan ini lebih menekankan pada teknik gulat dan strategi daripada sekadar adu kekuatan dan kekerasan. Kedua pegulat wanita ini saling menunjukkan kemampuan mereka dalam melakukan kuncian, bantingan, dan gerakan-gerakan akrobatik. Vaquer yang mengenakan tanduk setan, memberikan sedikit warna pada pertarungan ini.

Di awal laga, Sky dan Vaquer saling menjabat tangan, menandakan bahwa ini akan menjadi pertarungan yang sportif dan penuh技巧. Tapi, bukan berarti tidak ada kekerasan di atas ring. Sky sempat membanting Vaquer dan menjatuhkan lututnya ke dada lawan. Vaquer juga tidak mau kalah, ia memanfaatkan cedera lengan Sky untuk mendapatkan keuntungan. Sayangnya, laga ini harus berakhir tanpa pemenang yang jelas, karena waktu pertandingan habis.

Meskipun tidak ada pemenang, laga Iyo Sky vs. Stephanie Vaquer tetap layak diapresiasi. Kedua pegulat wanita ini berhasil menunjukkan bahwa gulat tidak hanya soal otot dan kekerasan, tapi juga soal teknik, strategi, dan sportivitas.

ESPN Unlimited: Apakah Layak Dibeli?

Setelah menyaksikan Wrestlepalooza, pertanyaan yang muncul di benak kita adalah: apakah ESPN Unlimited layak dibeli? Jawabannya tentu saja tergantung pada preferensi masing-masing. Jika Anda adalah penggemar berat WWE dan tidak ingin ketinggalan setiap acara premiumnya, maka ESPN Unlimited mungkin bisa jadi pilihan yang menarik. Apalagi jika Anda juga menyukai konten olahraga lain yang ditawarkan oleh ESPN.

Namun, jika Anda hanya penggemar WWE yang kasual atau hanya ingin menonton acara-acara tertentu saja, maka berlangganan ESPN Unlimited mungkin terasa terlalu mahal. Apalagi jika Anda merasa kualitas tontonan WWE belakangan ini kurang memuaskan. Wrestlepalooza mungkin bisa jadi contohnya. Sudah bayar mahal, eh, tontonan yang disajikan malah bikin kecewa. Mending buat langganan paket internet atau beli kopi susu kekinian.

Masa Depan WWE di Era ESPN: Antara Harapan dan Kekhawatiran

Dengan beralihnya WWE ke ESPN Unlimited, ada harapan bahwa kualitas tontonan gulat akan meningkat dan menjangkau audiens yang lebih luas. ESPN sebagai jaringan televisi olahraga terbesar di dunia tentu punya sumber daya dan pengalaman yang mumpuni untuk membawa WWE ke level yang lebih tinggi. Namun, ada juga kekhawatiran bahwa WWE akan kehilangan identitasnya dan menjadi terlalu “korporat” di bawah kendali ESPN.

Kita lihat saja nanti bagaimana WWE akan beradaptasi di era ESPN ini. Apakah WWE akan mampu mempertahankan kualitas dan kreativitasnya, atau justru menjadi sekadar mesin uang yang kehilangan jiwa? Yang jelas, para penggemar WWE di seluruh dunia akan terus memantau perkembangan ini dengan seksama. Sambil berharap, semoga saja, tontonan gulat di masa depan tidak lagi bikin garuk-garuk kepala.

Jadi, begitulah Wrestlepalooza. Sebuah ajang gulat yang penuh dengan kejutan, kekecewaan, dan pertanyaan. Apakah Anda merasa terhibur? Atau justru merasa seperti habis ditipu oleh calo tiket konser? Silakan jawab sendiri di kolom komentar.

Previous Post

Connections NYT: Bocoran dan Jawaban Terbaru Biar Gak Kegocek!

Next Post

AI Tomb Raider Dihapus! Gugatan Aktris Suara Lara Croft Membawa Dampak Besar!

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *