Aerosmith dan Yungblud kolaborasi? Serius nih? Apa jangan-jangan Steven Tyler nyasar ke studio TikTok gara-gara salah pencet Google Maps? Tapi tunggu dulu, sebelum kita nge-roasting habis-habisan, kayaknya ada sesuatu yang menarik dari perpaduan kakek rock dan bocah emo ini. Mari kita bedah, apakah ini kolaborasi jenius atau sekadar panic move biar tetap relevan.
Buat yang belum tahu (atau pura-pura nggak tahu), Aerosmith itu band rock legendaris yang hitsnya sudah menemani kakek-nenek kita pacaran. Sementara Yungblud, ya, dia itu Yungblud. Musisi yang gayanya kayak karakter video game baru keluar dari update. Secara generasi, mereka ini kayak bumi dan Pluto. Tapi, siapa sangka, keduanya malah bikin proyek kolaborasi yang diberi judul “My Only Angel”. Sebuah lagu yang kabarnya bakal jadi comeback Aerosmith setelah sekian lama vakum.
Kolaborasi ini tentu saja bikin banyak orang angkat alis. Aerosmith yang klasik ketemu Yungblud yang serba modern, hasilnya bakal kayak apa? Apakah akan ada distorsi gitar ala “Dream On” yang digabung dengan beat-beat elektrik ala “Parents”? Atau jangan-jangan malah jadi fusion antara joged TikTok dan headbang ala rocker 80-an? Kita tunggu saja nanti.
Sebelum “My Only Angel”, Yungblud dan Tyler sempat tampil bareng di MTV Video Music Awards 2025 buat memberikan penghormatan kepada Ozzy Osbourne. Sebelumnya, mereka juga sempat muncul di konser perpisahan mendiang Ozzy. Dari situ, mungkin benih-benih kolaborasi mulai tumbuh dan akhirnya bersemi jadi sebuah single.
Kabarnya, “My Only Angel” ini bakal jadi rilisan orisinal pertama Aerosmith dalam lebih dari satu dekade. Steven Tyler sendiri baru saja balik ke panggung setelah sempat pensiun karena masalah pita suara. Dalam cuplikan video yang beredar, terlihat Tyler berusaha sekuat tenaga mengimbangi energi Yungblud. Sebuah pemandangan yang cukup mengharukan sekaligus bikin penasaran.
Aerosmith dan Yungblud: Ketika Generasi Bertemu di Studio Rekaman
Pertanyaannya sekarang, kenapa sih Aerosmith mau-maunya kolaborasi sama Yungblud? Apakah mereka kehabisan ide? Atau jangan-jangan ini strategi marketing biar bisa menjangkau pendengar yang lebih muda? Bisa jadi sih dua-duanya benar. Di industri musik yang kejam ini, semua cara dihalalkan demi tetap eksis. Mirip kayak politikus yang tiba-tiba joged TikTok pas kampanye.
Tapi, di sisi lain, kolaborasi ini juga bisa jadi bukti bahwa musik itu universal. Nggak peduli seberapa beda umur dan gaya, musisi dari generasi berbeda tetap bisa menemukan titik temu. Buktinya, banyak juga kok musisi senior yang sukses berkolaborasi dengan musisi yang lebih muda. Sebut saja Mick Jagger dan Harry Styles, atau Tony Bennett dan Lady Gaga. Semua bisa terjadi di dunia musik.
Yungblud sendiri pernah bilang bahwa album terbarunya, Idols, adalah kesempatan terakhirnya. Kalau dia nggak yakin dengan apa yang dia buat, mungkin dia bakal hilang dari peredaran. Pernyataan ini menunjukkan bahwa Yungblud sadar betul dengan persaingan di industri musik yang semakin ketat. Kolaborasi dengan Aerosmith mungkin jadi salah satu cara buat membuktikan eksistensinya.
Selain itu, Yungblud juga pengen menjembatani kesenjangan antara rock zaman dulu dan rock zaman sekarang. Menurutnya, banyak band rock yang cuma niru-niru gaya lama. Makanya, rock jadi terasa mati. Dia nggak mau terjebak dalam periode waktu tertentu. Dia pengen bikin sesuatu yang baru dan relevan. Ibaratnya, dia pengen bikin remake film klasik yang tetap seru ditonton di zaman sekarang.
Meskipun begitu, kolaborasi ini tetap punya potensi untuk jadi blunder. Bayangin aja, kalau suara serak khas Tyler malah nggak cocok sama vokal Yungblud yang lebih nge-pop, bisa-bisa lagunya malah jadi aneh. Atau jangan-jangan malah jadi kayak gado-gado, semua bahan dicampur jadi satu tapi rasanya nggak karuan. Kita cuma bisa berharap yang terbaik.
Apakah Kolaborasi Ini Bakal Jadi Penyelamat Rock and Roll?
Banyak yang bilang rock and roll itu sudah mati. Tapi, benarkah demikian? Atau jangan-jangan kita cuma kurang referensi? Soalnya, di luar sana masih banyak kok band rock yang keren dan punya banyak penggemar. Sebut saja Greta Van Fleet, IDLES, atau Fontaines D.C. Mereka ini bukti bahwa rock and roll masih hidup dan berkembang.
Kolaborasi Aerosmith dan Yungblud ini bisa jadi salah satu cara buat mengangkat kembali pamor rock and roll. Dengan menggabungkan dua generasi pendengar, mereka bisa memperluas jangkauan musik mereka. Siapa tahu, setelah dengerin “My Only Angel”, anak-anak muda jadi tertarik dengerin Aerosmith, dan sebaliknya, orang tua jadi kepo sama Yungblud. Win-win solution, kan?
Tapi, tentu saja, semua itu tergantung dari kualitas lagunya. Kalau lagunya jelek, ya percuma aja. Sehebat apapun nama yang dibawa, kalau musiknya nggak enak didengerin, ya orang juga bakal males. Ibaratnya, secantik apapun kemasan produk, kalau isinya zonk, ya nggak bakal laku.
Yang jelas, kolaborasi ini menunjukkan bahwa musik itu dinamis dan terus berubah. Nggak ada batasan genre atau generasi. Semua bisa berkolaborasi dan menciptakan sesuatu yang baru. Asalkan ada kemauan dan ide yang brilian, semua bisa jadi mungkin. Kita tunggu saja, apakah “My Only Angel” bakal jadi lagu yang melegenda, atau cuma numpang lewat di playlist kita.
Pada akhirnya, kolaborasi Aerosmith dan Yungblud ini adalah sebuah eksperimen yang menarik. Kita nggak tahu hasilnya bakal kayak apa, tapi setidaknya mereka berani keluar dari zona nyaman dan mencoba sesuatu yang baru. Di dunia yang serba monoton ini, keberanian seperti itu patut diapresiasi. Siapa tahu, dari kolaborasi ini lahir sebuah genre musik baru yang revolusioner. Atau mungkin juga cuma jadi bahan meme di internet. Who knows?