Jadi, Ceritanya Begini…The Who dan Drama Drummernya
Dunia musik rock kembali bergejolak dengan berita roller coaster seputar posisi drummer The Who, Zak Starkey. Seolah-olah sinetron, drama ini melibatkan pemecatan, pengembalian, dan akhirnya, pemecatan lagi. Kita simak yuk, apa saja yang terjadi, karena ini lebih seru dari plot twist di film thriller.
The Who, legenda musik rock yang telah menghiasi dunia musik selama beberapa dekade, dikenal dengan lagu-lagu ikonik dan energi panggung yang tak tertandingi. Band ini telah mengalami berbagai perubahan personil sepanjang sejarahnya, tetapi berita terbaru mengenai Zak Starkey cukup menghebohkan penggemar. Sejak bergabung dengan The Who pada tahun 1996, Starkey telah menjadi bagian integral dari suara band tersebut. Gaya bermain drum-nya yang energetik dan powerful telah membantu menghidupkan kembali lagu-lagu klasik The Who untuk generasi baru.
Sebelum drama ini mencuat, The Who bersiap untuk menggelar tur perpisahan Amerika Utara bertajuk "The Song Is Over". Tur ini dijadwalkan untuk menjadi momen perpisahan bagi band legendaris ini dengan para penggemarnya di seluruh benua. Tentu saja, berita tentang perubahan personil di tengah persiapan tur perpisahan menambah lapisan drama yang tidak terduga.
Namun, di balik gemerlap panggung dan sorak sorai penonton, ternyata ada cerita internal yang lebih rumit. Hubungan antara Starkey dan anggota The Who lainnya, khususnya Roger Daltrey dan Pete Townshend, tampaknya mengalami pasang surut yang cukup signifikan. Ketegangan yang memuncak akhirnya berujung pada serangkaian kejadian yang membuat banyak orang tercengang.
Pemecatan dan Pengembalian yang Bikin Bingung
Pada pertengahan April 2025, berbagai media melaporkan bahwa The Who telah memutuskan untuk berpisah dengan Zak Starkey setelah serangkaian pertunjukan di Royal Albert Hall, London. Konon, Daltrey merasa frustrasi selama pertunjukan karena kesulitan mendengar dirinya sendiri bernyanyi akibat suara drum yang terlalu keras. Waduh, bisa jadi masalah sound engineering juga, nih!
Namun, kejutan tak berhenti di situ. Beberapa hari kemudian, The Who mengeluarkan pernyataan yang membantah berita pemecatan Starkey. Mereka mengklaim bahwa telah terjadi "masalah komunikasi, personal dan pribadi di semua sisi" yang perlu diselesaikan. Townshend bahkan meminta Starkey untuk "memperketat gaya drumnya yang berevolusi" agar sesuai dengan line-up non-orkestra mereka. Singkatnya, Starkey kembali bergabung dengan The Who.
Pemecatan Kedua dan Pernyataan Kontroversial
Drama tidak berakhir sampai di situ. Pada tanggal 18 Mei, Starkey membuat postingan di Instagram yang mengungkapkan bahwa dia telah dipecat lagi dua minggu setelah pengembaliannya. Lebih lanjut, Starkey mengklaim bahwa dia diminta untuk membuat pernyataan palsu yang mengatakan bahwa dia telah mengundurkan diri dari The Who untuk mengejar proyek musik lainnya. Wow, ini level playing victim atau apa, ya?
"Saya dipecat dua minggu setelah diangkat kembali dan diminta untuk membuat pernyataan yang mengatakan bahwa saya telah mengundurkan diri dari The Who untuk mengejar usaha musik saya yang lain," tulis Starkey. "Ini akan menjadi kebohongan." Tentu saja, pernyataan ini menimbulkan pertanyaan besar tentang apa yang sebenarnya terjadi di balik layar.
Pengganti Starkey dan Reaksi The Who
The Who kemudian mengumumkan bahwa Scott Devours, yang sebelumnya pernah bekerja dengan Roger Daltrey, akan menggantikan Starkey. Dalam pernyataan mereka, Daltrey dan Townshend menulis, "The Who sedang menuju pensiun, sedangkan Zak 20 tahun lebih muda dan memiliki masa depan yang cerah dengan band barunya dan proyek menarik lainnya. Dia perlu mencurahkan seluruh energinya untuk membuat semuanya sukses. Kami berdua mendoakan yang terbaik untuknya."
Zak Starkey Ungkap Kejadian Sebenarnya
Dalam sebuah pernyataan kepada Rolling Stone, Starkey mengungkapkan keterkejutannya atas pemecatannya dan mengindikasikan bahwa hal itu dipicu oleh penampilannya di Royal Albert Hall. Starkey juga berbagi bahwa dia menderita "keadaan darurat medis serius dengan gumpalan darah di betis drum bass kanannya" pada bulan Januari, meskipun dia mengatakan penyakit itu kemudian sembuh. Jadi, ada faktor kesehatan juga nih?
Rumor dan Klarifikasi
Townshend menambahkan bahwa situasi seputar pemecatan Starkey "meledak sangat cepat dan mendapat terlalu banyak oksigen," dan band akan "bergerak maju sekarang dengan optimisme dan api di perut kami." Dia juga meminta maaf karena "tidak menghancurkan" rumor bahwa Devours akan menggantikan Starkey. Rumor memang suka bikin heboh, ya.
Analisis Situasi dan Dampaknya
Melihat rentetan kejadian ini, jelas bahwa ada masalah internal yang kompleks di The Who. Mungkin ada perbedaan visi musik, masalah komunikasi, atau bahkan konflik kepribadian. Apapun penyebabnya, drama ini pasti berdampak pada citra dan momentum band, terutama menjelang tur perpisahan mereka. Penggemar tentu berharap The Who dapat mengatasi masalah ini dan memberikan penampilan terbaik mereka untuk terakhir kalinya.
Pentingnya Komunikasi dan Profesionalisme
Kasus ini menjadi pengingat penting tentang pentingnya komunikasi yang jujur dan profesional dalam setiap hubungan kerja, terutama di industri musik yang penuh tekanan. Ketika ada masalah, penting untuk menyelesaikannya secara terbuka dan konstruktif, bukan dengan pemecatan mendadak dan pernyataan kontroversial. Jangan sampai kejadian ini jadi pelajaran pahit untuk band-band lain, deh!
Pelajaran untuk Kita Semua
Selain itu, drama The Who dan Zak Starkey juga mengajarkan kita tentang pentingnya menjaga kesehatan, baik fisik maupun mental. Tekanan dan tuntutan di industri hiburan bisa sangat besar, dan penting untuk memiliki sistem dukungan yang kuat dan menjaga diri sendiri agar tetap sehat dan produktif. Jangan sampai burnout dan malah jadi masalah kan?
Intinya, drama The Who dan Zak Starkey adalah pengingat bahwa bahkan band legendaris pun tidak kebal terhadap masalah internal. Semoga mereka bisa menyelesaikan masalah ini dengan baik dan memberikan tur perpisahan yang tak terlupakan untuk para penggemarnya. Rock on!