Siapa bilang drama hanya ada di sinetron? Band legendaris The Who baru-baru ini menampilkan episode yang lebih seru dari sinetron ke kehidupan nyata. Hubungan putus-nyambung antara mereka dan drummer Zak Starkey benar-benar bikin geleng-geleng kepala.
Drama Drummer The Who: Putus, Balikan, Eh Putus Lagi!
Dunia musik memang penuh kejutan. Kadang, berita breakup band lebih heboh dari berita putusnya pasangan selebriti. Nah, kali ini, giliran The Who yang bikin heboh dengan drama internal mereka, khususnya soal posisi drummer. Bayangkan, setelah sempat diumumkan berpisah bulan lalu, lalu disambut kembali beberapa hari kemudian, Zak Starkey, putra Ringo Starr, kini dikabarkan goodbye lagi dari band legendaris tersebut. Ini lebih membingungkan dari crypto!
Pete Townshend, gitaris dan penulis lagu The Who, mengumumkan perpisahan ini melalui Instagram. Katanya, “Setelah bertahun-tahun bekerja dengan baik sebagai drummer, tibalah saatnya untuk perubahan.” Sebuah kalimat yang terdengar manis, tapi menyimpan aroma perpecahan.
Namun, cerita tidak berhenti di situ. Starkey, yang sudah menjadi drummer The Who sejak tur Quadrophenia tahun 1996, punya versi cerita sendiri. Melalui media sosialnya, ia mengklaim bahwa dirinya diminta untuk mengatakan bahwa keputusan keluar dari band adalah keputusannya sendiri.
"Saya dipecat dua minggu setelah diangkat kembali dan diminta untuk membuat pernyataan yang mengatakan bahwa saya telah berhenti dari The Who untuk mengejar usaha musik saya yang lain, ini akan menjadi kebohongan," tulis Starkey di Instagram-nya.
Starkey menambahkan, "Saya mencintai The Who dan tidak akan pernah berhenti. Jadi saya tidak membuat pernyataan itu… berhenti dari The Who juga akan mengecewakan banyak orang luar biasa yang membela saya (terima kasih semuanya jutaan kali lipat) melalui minggu-minggu kekacauan saya ‘masuk dan keluar dan masuk dan keluar seperti akordeon sialan." Ouch!
Konflik Internal: Lebih Rumit dari Rumus Fisika Kuantum
Kisah ini semakin menarik karena sebelumnya, pada pertengahan April, The Who juga mengumumkan kepergian Starkey setelah perselisihan saat konser di Royal Albert Hall pada bulan Maret. Perwakilan mereka menyebutnya sebagai "keputusan bersama untuk berpisah." Tapi, tunggu dulu! Beberapa hari kemudian, Townshend mengumumkan bahwa Starkey kembali.
Townshend saat itu menulis di Instagram bahwa "ada beberapa masalah komunikasi, pribadi dan privat di semua sisi, yang perlu ditangani, dan ini telah diatasi dengan bahagia." Ia juga menambahkan, "Roger dan saya ingin Zak memperketat gaya drumnya yang terbaru untuk mengakomodasi line up non-orkestra kami dan dia dengan mudah menyetujui. Saya bertanggung jawab atas beberapa kebingungan." Namun, kembalinya sang drummer ternyata tidak bertahan lama. Apakah ini pertanda bahwa The Who perlu konseling pernikahan band?
Siapa Pengganti Zak Starkey? Pertanyaan Serius untuk Fans The Who
Setelah drama ini, pertanyaan besar muncul: Siapa yang akan menggantikan Zak Starkey di belakang drum set? Apakah The Who akan mencari drummer baru, atau justru akan mengandalkan drum machine? (Semoga saja tidak!) Spekulasi pun bermunculan di kalangan penggemar. Beberapa berharap The Who akan menemukan drummer muda berbakat, sementara yang lain berharap Starkey akan kembali lagi, mungkin untuk yang ketiga kalinya.
Pelajaran dari Drama The Who: Komunikasi Itu Penting!
Terlepas dari siapa yang benar dan siapa yang salah dalam drama ini, satu hal yang jelas: komunikasi yang baik adalah kunci dalam setiap hubungan, termasuk hubungan di dalam sebuah band. Semoga saja The Who dan Zak Starkey bisa menyelesaikan masalah mereka dengan kepala dingin, dan mungkin, siapa tahu, suatu hari nanti kita akan melihat mereka tampil bersama lagi.
Mungkin, ini semua hanyalah bagian dari rock and roll, kan? Yang penting, musik tetap mengalir dan The Who tetap menjadi legenda. Siapa tahu, drama ini justru menginspirasi mereka untuk menciptakan lagu baru yang lebih epic dari Tommy!
Kunci takeaway dari drama ini adalah:
- Komunikasi itu krusial: Tanpa komunikasi yang efektif, bahkan band legendaris pun bisa terpecah.
- Ego bisa jadi penghalang: Meredam ego dan fokus pada tujuan bersama adalah kunci keberhasilan.
- Maaf itu penting: Tidak ada salahnya mengakui kesalahan dan meminta maaf.
Semoga saja, The Who bisa belajar dari pengalaman ini dan terus menghibur kita dengan musik mereka. Karena, jujur saja, dunia musik akan terasa hampa tanpa The Who.