Dark Mode Light Mode

Brian May’s Indonesian Song Pitch Reveals Queen’s Openness

Brian May, gitaris legendaris Queen, ternyata tidak se-“rockstar” yang kita bayangkan saat menciptakan lagu-lagu ikonik. Bahkan setelah menghasilkan lagu-lagu yang melegenda, seperti “Tie Your Mother Down” dan “We Will Rock You,” ia mengaku masih sering merasa gugup dan insecure saat memperdengarkan ide-ide musiknya kepada teman-teman band-nya. Bayangkan, seorang legenda musik dunia masih merasa khawatir lagunya ditolak!

Ternyata, perasaan campur aduk ini bukan dialami Brian May seorang. Roger Taylor, sang drummer Queen, juga mengakui perasaan serupa ketika ia menyodorkan ide-ide lagu. Mereka berdua, sebagai penulis lagu, merasa sedikit diuntungkan karena bisa menyanyikan demo lagu mereka. Sedangkan John Deacon, sang bassis, mendapat bantuan dari Freddie Mercury.

Dalam sebuah wawancara dengan majalah MOJO, May mengungkapkan bagaimana ia seringkali merasa malu dan meminta maaf saat memperdengarkan lagu baru. Ketidakpercayaan diri ini, anehnya, tidak pernah hilang meskipun ia telah menghasilkan banyak hits yang membahana. Ini menunjukkan bahwa bahkan di dunia musik pun, keraguan diri bisa menjadi teman setia.

Fenomena ini, secara tidak langsung, memberikan kita sedikit insight tentang betapa rumitnya proses kreatif. Di balik gemerlap panggung dan sorak sorai penggemar, ada perjuangan batin yang seringkali tidak terlihat. Kita jadi menyadari bahwa penulis lagu juga manusia yang bisa merasa insecure dan cemas.

Hal ini juga menggarisbawahi pentingnya support system dalam proses kreatif. Freddie Mercury, sebagai vokalis dan pemimpin band, memainkan peran penting dalam membantu John Deacon. Ia juga memberikan semangat kepada anggota band lainnya. Kolaborasi dan dukungan dari rekan kerja bisa jadi kunci untuk menghadapi keraguan diri.

Dengan kata lain, kesuksesan Queen bukan hanya datang dari bakat individual anggota band, tetapi juga dari kemampuan mereka untuk saling mendukung dan bekerja sama. Ini menjadi bukti bahwa semangat gotong royong, bahkan di industri yang kompetitif sekalipun, tetap sangat penting. Dan siapa sangka, di balik lagu-lagu anthemic Queen, ada proses yang penuh keraguan.

Kemungkinan Musik Baru Queen: Harapan dan Kenyataan

Bagi para penggemar setia Queen, kabar tentang potensi musik baru pastinya menjadi angin segar. Dalam wawancara yang sama, Brian May secara terbuka menyebutkan bahwa hal itu "mungkin saja terjadi." Ia dan Roger Taylor terus-menerus menulis dan mengembangkan ide-ide di studio mereka masing-masing.

May bahkan menyiratkan bahwa ia mungkin saja sudah memiliki "cikal bakal lagu Queen" di depannya saat ini. Namun, seperti layaknya sebuah benih, lagu tersebut harus diolah agar bisa berkembang menjadi sebuah mahakarya. Pertanyaannya sekarang, apakah ide tersebut akan mencapai fase kematangan?

Pengumuman ini datang beberapa bulan setelah Roger Taylor mengisyaratkan bahwa ia dan Brian telah membahas kemungkinan untuk kembali merekam bersama. Mereka berdua sepakat bahwa jika mereka memiliki materi yang bagus, mengapa tidak? Mereka masih bisa bermain, masih bisa bernyanyi, jadi tidak ada alasan untuk menunda.

Perlu diingat bahwa album studio terakhir Queen dirilis pada tahun 2008, dengan nama Queen + Paul Rodgers. Sejak 2011, mereka telah melakukan tur dengan vokalis Adam Lambert, namun belum ada materi baru yang dirilis dengan sang mantan finalis American Idol tersebut. Tentu saja, ini berita baik.

Bicara soal Adam Lambert, kolaborasi mereka telah menghasilkan banyak momen panggung yang luar biasa. Lambert berhasil menghidupkan kembali semangat Queen dengan gayanya yang khas. Namun, penggemar pasti berharap ada lebih dari sekadar pertunjukan live, dan menginginkan lagu-lagu baru.

Trauma Kreatif? Mengatasi Keraguan dalam Proses Bermusik

Keraguan diri yang dialami Brian May dan Roger Taylor adalah hal yang sangat manusiawi. Bahkan, hal ini bisa saja dialami oleh siapa saja yang terlibat dalam proses kreatif. Mereka yang berkecimpung di dunia musik, entah sebagai penulis lagu, penyanyi, atau musisi, pasti pernah berjuang melawan perasaan insecure.

Mengatasi hal ini membutuhkan kesadaran diri yang tinggi serta strategi yang tepat. Mungkin mereka bisa mulai dengan mempercayai kemampuan diri; mengingat prestasi-prestasi mereka sebelumnya. Mungkin itu bisa menjadi pemicu semangat yang tak ternilai.

Hal lain yang mungkin bisa membantu adalah mendapatkan feedback yang konstruktif. Kritik yang membangun dari rekan kerja atau mentor bisa sangat bermanfaat untuk memperbaiki kualitas karya. Hal ini penting agar kita tidak terjebak dalam lingkaran keraguan yang terus menerus.

Perlu diingat bahwa proses kreatif adalah perjalanan yang tidak selalu mulus. Akan ada saat-saat ketika kita merasa buntu, tidak percaya diri, atau bahkan ingin menyerah. Yang penting adalah *tetap semangat, jangan cepat menyerah, dan percaya pada proses.

Perjuangan Musik: Perjuangan Kita Juga

Kisah Brian May dan Roger Taylor adalah pengingat bahwa di balik kesuksesan, selalu ada perjuangan. Mungkin, perjuangan mereka mencerminkan perjuangan kita semua dalam mencapai tujuan-tujuan hidup. Mereka mengajarkan kita untuk tidak takut gagal, untuk terus mencoba, dan untuk tidak pernah kehilangan harapan.

Keraguan diri adalah musuh bersama, bukan hanya bagi musisi, tetapi juga bagi siapa saja yang ingin meraih impiannya. Namun, dengan keberanian, kerja keras, dan dukungan dari orang-orang sekitar, kita bisa mengatasi semua rintangan.

Jadi, jika kita merasa insecure, ingatlah Brian May. Ingatlah bahwa bahkan seorang legenda pun pernah merasakan hal yang sama. Teruslah berkarya, teruslah bermimpi, dan jangan pernah berhenti menciptakan.

Semoga saja, ide Benih Queen itu segera tumbuh menjadi sebuah pohon yang rindang! Kesimpulannya, kisah Queen mengajarkan kita bahwa perjuangan itu adalah bagian tak terpisahkan dari kesuksesan. Akhir kata, tetap semangat berkarya!

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Waspada, Serangan Phishing Mac Baru Incar Data Akun Anda!

Next Post

DPR Apresiasi Penurunan Tarif Tol dan Tiket Pesawat untuk Mudik Lebaran