Mendengar seseorang dianugerahi gelar kehormatan royal bisa membuat sebagian orang berpikir, “Wah, pasti orang ini pernah menyelamatkan desa dari naga jahat atau menemukan harta karun tersembunyi.” Namun, pada kenyataannya, Oti Ikomi, sang pendiri, CEO, dan Executive Vice-Chairman Proton Energy, justru mendapatkan penghargaan bergengsi Royal Order of Iwere dari Yang Mulia Ogiame Atuwatse III, Sang Olu dari Warri, atas sesuatu yang tak kalah heroik: dedikasi puluhan tahun dalam profesionalisme, integritas, dan pengabdian. Pengakuan ini bukan sekadar piala pajangan, melainkan cap persetujuan kerajaan untuk seseorang yang prestasinya mencerminkan idealisme tertinggi bangsa Itsekiri dan berkontribusi secara signifikan bagi masyarakat.
Penghargaan Royal Order of Iwere, yang dianggap sebagai salah satu kehormatan paling prestisius dalam Kerajaan Warri, memang tidak sembarangan diberikan. Gelar ini khusus diperuntukkan bagi individu yang rekam jejaknya bersinar terang, jauh melampaui standar biasa. Bagi Ikomi, seorang mantan CEO Keystone Bank dengan karir lebih dari empat dekade di berbagai sektor — mulai dari manufaktur, perbankan, hingga kini energi — penganugerahan ini adalah perayaan atas warisannya sekaligus panggilan baru untuk mengabdi. Ini adalah bukti bahwa kerja keras dan dedikasi memang tidak akan mengkhianati hasil, bahkan hingga diakui oleh sebuah kerajaan kuno.
Sebagai pendiri dan CEO Proton Energy, Ikomi terus mendorong investasi dan inovasi di sektor energi Nigeria, sebuah misi yang vital untuk kemajuan negara. Namun, jiwanya tak hanya terpaku pada angka dan megawatt; ia juga giat memimpin inisiatif sosial-budaya seperti Itsekiri Renaissance Group (IRG). Kelompok ini berfokus pada pemberdayaan pemuda dan pengembangan komunitas, membuktikan bahwa seorang pemimpin bisnis bisa sekaligus menjadi penjaga tradisi dan harapan masa depan. Perpaduan antara kecerdasan bisnis dan kepedulian sosial inilah yang membuat perjalanannya begitu menarik.
Ksatria Tanpa Zirah: Integritas di Jalur Cepat
Ogiame Atuwatse III secara lugas menggambarkan Royal Order of Iwere (ROI) sebagai penghargaan untuk individu yang menunjukkan keunggulan, integritas, dan pengabdian tertinggi. Perjalanan profesional Ikomi selama lebih dari empat dekade, dari manufaktur hingga memimpin bank, lalu membangun kerajaan energi, memang sejalan dengan nilai-nilai tersebut. Ini bukan tentang bagaimana ia mengumpulkan harta, melainkan bagaimana ia mengelola amanah dengan standar etika yang tinggi, seperti seorang gamer yang selalu level up dengan cara yang bersih.
Ikomi menyatakan merasa terhormat dan gembira atas pengakuan dari Sang Raja, yang ia sebut sebagai satu-satunya Raja di Kerajaan Warri. Baginya, ROI menempatkannya sejajar dengan Warri Council of Chiefs, sebuah kehormatan yang menandakan kompetensi dan profesionalisme luar biasa. Apalagi, Kerajaan Iwere, yang kini dikenal sebagai Warri, adalah tanah yang kaya sumber daya dan budaya, dengan sejarah lebih dari 500 tahun. Mendapatkan pengakuan di tanah yang begitu kaya akan sejarah dan peradaban adalah sebuah penegasan atas identitas dan perjuangan hidupnya.
Pengakuan ini bukan hanya sekadar tepuk tangan, melainkan sebuah panggilan tugas baru yang lebih berat. Ikomi menyoroti bagaimana penghargaan ini memotivasi dirinya untuk berbuat lebih banyak, terutama mengingat kontribusinya melalui Itsekiri Renaissance Group. Kelompok sosio-budaya ini berdedikasi pada kemajuan bangsa Itsekiri, salah satunya dengan membangun pusat teknologi informasi untuk pengembangan pemuda. Dengan penghargaan ini, Ikomi kini merasa seperti seorang karakter game yang baru saja mendapatkan quest utama, siap untuk petualangan berikutnya.
Budaya di Era Digital: Lebih Dari Sekadar Hashtag
Kerajaan Iwere memiliki sejarah dan budaya yang sangat kaya, sebuah lore yang mendalam bagi siapa pun yang ingin memahami akar Warri. Ikomi sendiri menyoroti peran dinamis dan progresif Ogiame Atuwatse III dalam memperbarui semangat bangsa Itsekiri. Ia mengakui, keterlibatannya dalam urusan budaya dan kemajuan bangsanya justru meningkat signifikan sejak kepemimpinan Raja yang sekarang, seolah-olah Raja telah membuka DLC baru untuk aktivitas komunitas.
Salah satu bukti dukungan Raja adalah ketika IRG mendapatkan empat plot tanah untuk pembangunan pusat ICT, sebuah proyek yang kini hampir mencapai tahap atap. Ini menunjukkan sinergi antara kepemimpinan tradisional dan visi modern, di mana budaya tidak menghambat kemajuan teknologi, melainkan mendukungnya. Ikomi, sebagai anggota Royal Iwere Society, berkomitmen untuk terus mendukung Kerajaan, termasuk melalui proyek Proton Energy di Sapele yang diharapkan menciptakan ribuan lapangan kerja. Ini adalah cara cerdas menyatukan pembangunan ekonomi dengan kesetiaan budaya.
Terkait peran budaya dalam membentuk nilai-nilai masyarakat, Ikomi melihat bahwa generasi muda, di seluruh Nigeria, belum sepenuhnya menghargai kekayaan budaya negara. Ia berpendapat, meskipun Nigeria sudah maju dalam industri kreatif seperti Hollywood dan fashion, masih diperlukan sinkronisasi dan kesadaran yang lebih besar. Bagi Ikomi, yang pernah sekolah di Amerika Serikat dan bekerja di berbagai negara, keterlibatannya dalam kegiatan budaya ini diharapkan menjadi model bagi kaum muda. Ia bahkan bangga akan mengenakan wrapper dan kemeje Itsekiri pada hari penganugerahan, menunjukkan bahwa tradisi bisa tetap keren di zaman modern.
Mengatasi Konflik Lama: Budaya vs. Agama
Potensi bentrokan antara budaya dan agama memang ada, namun Ikomi menyerukan agar masyarakat melihat aspek positifnya. Ia menunjuk Pastor Ayo Oritsejafor, seorang pemimpin agama terkemuka, sebagai penerima nomor satu dari tujuh individu yang dianugerahi Royal Order of Iwere. Ini adalah cerminan dari kebijaksanaan Ogiame Atuwatse III yang berhasil melampaui batasan agama, bahkan dengan latar belakang Kristen yang kuat.
Ikomi menekankan pentingnya mencegah bentrokan antara budaya dan agama, serta peran pemerintah dalam mendukung budaya dan seni. Ia juga menyinggung pentingnya menjauhkan politik dari proses penunjukan raja dan penguasa tradisional, menjaga integritas kedua ranah tersebut. Dengan begitu, tradisi dan kepercayaan dapat hidup berdampingan, bahkan saling menguatkan, seperti dua karakter berbeda yang memiliki tujuan yang sama.
Menggabungkan kehidupan profesional di dunia korporat dengan peran baru sebagai penjaga budaya dan penerima kehormatan kerajaan bukanlah hal yang mudah, tetapi Ikomi melakukannya dengan mulus. Fokusnya pada proyek Proton Energy yang akan menciptakan 10.000 lapangan kerja langsung dan tidak langsung, adalah bentuk filantropi dan kontribusi nyata bagi Kerajaan Warri, Delta State, dan Nigeria secara keseluruhan. Ini membuktikan bahwa bisnis besar dapat menjadi mesin pembangunan sosial dan budaya.
Resiliensi Ala Veteran: Pesan untuk Generasi Z
Untuk kaum muda di Nigeria yang menjadikannya panutan, Ikomi punya pesan yang sangat penting: integritas dan kerja keras adalah segalanya. Ia mengkritik pandangan sebagian anak muda yang ingin pensiun di usia 30-an, mempertanyakan apa yang akan mereka lakukan seumur hidupnya setelah itu. Ini adalah sindiran halus untuk realitas media sosial yang terkadang menciptakan ilusi kesuksesan instan tanpa perjuangan.
Ikomi menekankan bahwa anak muda harus merangkul kerja keras, integritas, dan resiliensi. Ia mencontohkan proyek energi yang digelutinya selama hampir satu dekade, serta Barth Nnaji dari Geometrics yang butuh lebih dari 20 tahun untuk proyeknya. Ini adalah bukti bahwa kesuksesan sejati membutuhkan waktu dan ketekunan, bukan hanya keberuntungan. Di balik semua itu, kepercayaan pada Tuhan juga menjadi fondasi penting. Nigeria, meskipun menghadapi tantangan seperti liberalisasi nilai tukar dan penghapusan subsidi, memiliki harapan besar untuk bangkit, dan kaum muda harus menjadi bagian dari solusi.
Proyek Proton Energy, pembangkit listrik 500 megawatt di Sapele dengan fase pertama 150 megawatt, siap untuk konstruksi awal tahun depan, setelah mendapatkan dukungan dari Afreximbank. Proyek ini strategis karena dekat dengan pusat gas di Niger Delta dan akan membawa aktivitas ekonomi signifikan. Proton Energy juga berambisi menyumbang hingga 25 persen pembangkit listrik on-grid di Lagos, mendukung kemandirian energi dan penciptaan lapangan kerja, serta sejalan dengan Agenda Harapan Baru pemerintah federal.
Tantangan utama di sektor energi adalah likuiditas, yang berasal dari penetapan harga yang tidak tepat. Ikomi memuji langkah pemerintah saat ini dalam menerapkan tarif cost-reflective seperti Band A, yang ia yakini akan secara bertahap diterapkan di Band B dan C. Meskipun ada tantangan seperti kerugian agregat teknis, transmisi, dan koleksi (ATTC) yang mencapai hampir 40 persen secara nasional, ia yakin industri ini bergerak menuju kondisi yang lebih likuid dan layak investasi. Kasus Enugu Disco menjadi pelajaran bahwa negara bagian perlu berhati-hati dan tidak sembarangan dalam menetapkan harga listrik, demi menjaga stabilitas sistem dan kesinambungan pasokan.
Oti Ikomi, dengan segala pencapaiannya, adalah representasi langka dari seorang pemimpin yang berhasil menjembatani dua dunia: korporasi yang bergerak cepat dan tradisi budaya yang dalam. Penganugerahan Royal Order of Iwere bukan hanya sekadar validasi atas masa lalu, tetapi sebuah amanah untuk terus membangun masa depan, baik melalui kekuatan ekonomi maupun kekayaan warisan budaya, membuktikan bahwa seorang inovator sejati bisa menjadi penjaga tradisi sekaligus arsitek kemajuan.