Popular Now

Pandemi Agreement WHO: Apa Artinya Bagi Generasi Muda Indonesia?

Jugband Blues: Ayah Penulis Surat Kabar Terkejut Jadi Bagian dari ‘Sonic Mayhem’ Pink Floyd

Hidden Cameras: Dari Indie Boy Jadi Bad Boy Lewat Musik Elektro Berlin yang Meditatif

Go: Populer di Turki, Jadi Jembatan Budaya

Di tengah hiruk pikuk notifikasi ponsel yang tak ada habisnya dan FOMO yang melanda, siapa sangka ada sebidang papan hitam putih dengan kepingan sederhana yang diam-diam sedang merebut atensi? Bukan, ini bukan gim _mobile_ terbaru yang bikin mata perih, melainkan sebuah mahakarya strategi kuno yang kini menjadi tren mengejutkan di sebuah negara di perbatasan dua benua. Sebuah permainan papan tradisional Tiongkok bernama Go, atau dikenal dengan nama Tiongkoknya Weiqi, dulunya tak banyak dikenal di Turkiye. Kini, permainan berusia ribuan tahun ini sedang mengalami kebangkitan popularitas yang luar biasa, menjadikannya jembatan budaya yang menarik antara Turkiye dan Tiongkok.

Permainan Go yang mendalam dan elegan ini sedang ditemukan kembali oleh generasi baru pemain di Turkiye. Daya tariknya bukan hanya pada strateginya, tetapi juga pada warisan budayanya yang kaya. Eren Kurter, presiden Asosiasi Go Turki, menegaskan adanya peningkatan minat yang signifikan belakangan ini. Go kini semakin umum dimainkan oleh mahasiswa, seiring dengan makin meluasnya budaya Tiongkok di Turkiye, mulai dari musik, film, hingga permainan tradisional.

Salah satu inisiatif yang sangat populer adalah robot Go yang dapat bermain melawan manusia. Robot ini menjadi primadona di kalangan anak-anak. Menurut Kurter, perangkat tersebut terbukti menjadi alat pendidikan yang sangat efektif. Inovasi ini menunjukkan bagaimana teknologi modern dapat menghidupkan kembali tradisi kuno dengan cara yang menyenangkan dan interaktif.

## Dari Kedai Kopi ke Kampus: Go Merajut Jejaring

Melampaui ruang kelas dan kedai kopi, Go juga mulai menancapkan benderanya di dunia akademis. Universitas Hacettepe yang prestisius di Ankara akan menjadi tuan rumah bersama Kongres Go Eropa pada musim panas 2026. Acara ini diperkirakan akan menarik sekitar 1.500 pemain dari seluruh Eropa dan Tiongkok, menandai kali pertama gelaran sebesar itu di Turkiye.

Kurter menjelaskan bahwa persiapan kongres sedang dilakukan bersama Hacettepe University di kampus mereka. Banyak pemain Go profesional dari Tiongkok juga diharapkan akan hadir. Ini bukan hanya sebuah turnamen, tetapi juga sebuah perhelatan budaya berskala besar yang akan mempertemukan para penggemar dari berbagai latar belakang.

Bagi Cagatay Tavsanoglu, seorang profesor biologi di Universitas Hacettepe Ankara dan seorang penggemar Go garis keras, daya tarik permainan ini melampaui kedalamannya. Baginya, nilai budaya Go sangatlah mendalam. Tavsanoglu berpendapat bahwa Go menawarkan sebuah perspektif yang sangat berbeda dari sistem pendidikan Barat.

## Strategi Ala Dewa, Filosofi Ala Kuno: Menguak Kedalaman Go

“Ketika seseorang menelusuri sejarahnya, akan terlihat semua kompleksitas peradaban Tiongkok, strategi perang, filosofi, dan perubahan sosial,” ujar Tavsanoglu. Ia menambahkan bahwa hal itulah yang pada akhirnya menarik banyak orang untuk mempelajari Go. Permainan ini tidak hanya melatih otak, tetapi juga membuka cakrawala pemikiran yang lebih luas.

“Dibandingkan dengan permainan lain, Go memiliki fondasi sejarah dan strategi yang unik,” jelas Tavsanoglu. Ia mencatat bahwa bermain Go memberikan kesempatan bagi pemain Turki untuk mengalami cara pandang yang berbeda, sebuah cara pandang yang berakar pada filosofi Timur. Konsep-konsep seperti keseimbangan, harmoni, dan fleksibilitas menjadi sangat relevan dalam setiap langkah.

“Kami berasal dari sistem pendidikan bergaya Barat, tetapi melalui Go, kami bisa menjelajahi pemikiran Tiongkok,” ungkapnya. Menurut Tavsanoglu, pengalaman ini membuka jendela baru bagi para pemain di Turkiye. Mereka tidak hanya belajar strategi, tetapi juga memperoleh pemahaman mendalam tentang budaya dan sejarah yang membentuk permainan tersebut.

## Go Sebagai Pintu Gerbang: Melampaui Papan, Merangkul Peradaban

Go juga telah memupuk ikatan pribadi dan akademis yang lebih erat antara Tiongkok dan Turkiye. Bagi anak muda seperti Yigitcan Cortuk, seorang mahasiswa pascasarjana dan penggemar Go, permainan ini bahkan telah memengaruhi pilihan hidupnya. Termasuk keputusannya untuk melanjutkan studi di Tiongkok, sebuah langkah yang tampaknya sangat strategis.

“Saya telah bermain Go selama lima tahun, dan selama waktu itu, minat saya pada budaya Tiongkok tumbuh,” kata Cortuk kepada Xinhua. Pengalamannya membuktikan bagaimana sebuah hobi bisa menjadi pemicu untuk eksplorasi budaya yang lebih dalam. Hal ini menunjukkan bahwa Go lebih dari sekadar pengisi waktu luang.

“Go benar-benar memperdalam kasih sayang saya terhadap budaya Tiongkok,” tambahnya. Ia merasa bahwa permainan itu bukan sekadar permainan biasa, melainkan telah memperkenalkan dirinya pada dunia makna yang sama sekali baru. Cortuk juga merasa Go membantunya menghargai nilai peradaban Tiongkok yang lebih luas, mulai dari sastra hingga diplomasi.

## Anatolia Bertemu Tiongkok: Menganyam Ikatan dengan Bidak

“Orang-orang telah menulis buku tentang Go selama berabad-abad,” ungkap Cortuk. Ia juga menyebutkan bagaimana para jenderal dan negarawan turut memainkan permainan tersebut. Kesadaran akan sejarah panjang dan kedalaman budaya Go inilah yang semakin memperkuat koneksi para pemain dengan Tiongkok.

Rasa ikatan budaya melalui Go ini digaungkan oleh banyak anggota komunitas pemain Go yang terus berkembang di Turkiye. Permainan ini bukan lagi sekadar hobi _niche_, melainkan pengalaman bersama yang menciptakan koneksi lintas batas, generasi, dan bahkan ideologi. Ini adalah bukti bahwa bahasa universal strategi dan kebijaksanaan dapat menjembatani perbedaan.

“Go menciptakan ikatan antar individu,” kata Tavsanoglu dengan bijak. Ia menggambarkannya sebagai semacam “budaya koeksistensi,” di mana para pemain belajar untuk saling menghormati dan memahami. Budaya Anatolia ternyata berbagi beberapa nilai yang sama, seperti kesabaran, strategi, dan introspeksi, sebuah koneksi yang kini telah ditemukan kembali melalui Go.

Dengan Turkiye yang kini termasuk dalam lima negara teratas di Eropa dalam hal jumlah pemain Go aktif, para ahli percaya ada potensi besar untuk memperdalam interaksi dengan Tiongkok. Ini bisa terwujud melalui program pelatihan bersama, turnamen, dan pertukaran budaya. Go tidak hanya menjadi simbol pemahaman bersama, tetapi juga katalisator untuk kemitraan yang lebih kuat di masa depan.

“Seiring dengan tumbuhnya pengaruh budaya Tiongkok di Turkiye, Go juga mengikuti jalan yang sama,” kata Kurter. Ia menekankan bahwa permainan kuno ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi sebuah medium yang membawa kedalaman dan koneksi. Go membantu orang menjelajahi diri mereka sendiri dan menemukan kedalaman batin, sesuatu yang sangat terhubung dengan budaya Tiongkok.

Previous Post

Prince Of Persia Roguelike Tamat Early Access, Nasib Konten Tergantung Kalian

Next Post

Morgan Wallen Tolak Grammy: Tak Butuh Validasi Industri

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *