Di tengah riuhnya drama kehidupan dan kegalauan mencari jodoh di aplikasi kencan, dunia NBA punya dramanya sendiri yang tak kalah bikin jantung deg-degan: jendela free agency! Bayangkan, pemain sekelas Malik Beasley, yang tadinya seperti aset berharga di e-commerce, tiba-tiba sempat ditarik dari peredaran karena kasus investigasi. Untungnya, kabar baik datang dan membuka peluang baru, terutama bagi New York Knicks yang mengincar penembak jitu ini untuk mengisi slot veteran minimum mereka. Ini bukan sekadar transfer pemain, ini adalah saga redemption yang berpotensi mengubah peta kekuatan tim.
Ketika Drama Investigasi Berakhir (Dengan Plot Twist)
Hidup ini memang penuh kejutan, seperti saat kuota internet tiba-tiba habis di tengah streaming serial favorit. Malik Beasley, guard yang dikenal dengan tembakan tiga poin mematikan, sempat terhimpit oleh awan mendung investigasi perjudian federal. Situasi ini tentu saja membuat masa depannya di NBA menjadi tanda tanya besar, apalagi menjelang free agency yang krusial. Tim-tim jadi ragu, bahkan Detroit Pistons yang sudah siap menyodorkan kontrak fantastis senilai $42 juta untuk tiga tahun, harus menahan diri.
Namun, seperti cerita dalam komik superhero, ada plot twist tak terduga. Shams Charania dari ESPN melaporkan bahwa Beasley bukan lagi subjek investigasi federal. Kabar ini seperti gerbang surga yang terbuka bagi sang pemain. Langsung saja, dunia basket digemparkan, dan Ian Begley dari SNY dengan cepat mengaitkan Beasley dengan New York Knicks, menyebut bahwa tim kota mode ini sudah melakukan ‘pekerjaan latar belakang’ untuk memahami situasi Beasley.
Ini bukan kali pertama Knicks kepincut dengan pesona Beasley. Jake Fischer dari “The Stein Line” juga mengonfirmasi minat Knicks yang sudah ada sejak mereka bertemu di playoff pada bulan Mei. Minat ini memang bukan cinta pada pandangan pertama, melainkan semacam crush yang sudah lama terpendam dan kini menemukan momentumnya kembali.
Situasi ini mendadak membuat Beasley menjadi salah satu free agent yang paling dinantikan di akhir musim panas. Dari yang tadinya “terlalu panas untuk dipegang,” ia kini berubah menjadi hot commodity yang siap diperebutkan, dengan Detroit Pistons yang harus merelakan kontrak megah mereka.
Kisah Cinta Lama yang Belum Kelar
Hubungan Knicks dengan Malik Beasley ini bisa dibilang seperti kisah cinta yang complicated di media sosial. Mereka sudah mengincar Beasley sejak lama, jauh sebelum drama investigasi ini mencuat. Fischer bahkan pernah melaporkan bahwa Knicks sudah mempertimbangkan Beasley di offseason 2020. Meskipun saat itu Beasley berlabuh ke Minnesota Timberwolves, ada benang merah yang menarik: Gersson Rosas, yang kala itu menjabat Presiden Operasi Bola Basket Timberwolves, kini menjadi Wakil Presiden Senior Operasi Bola Basket di Knicks. Ada koneksi, ada inside man!
Knicks sempat mencoba lagi di tahun 2023, mencoba melakukan trade dengan Utah Jazz untuk mendapatkan Beasley dan Jarred Vanderbilt, dengan imbalan Evan Fournier. Sayangnya, kesepakatan itu tak pernah terwujud. Mungkin memang belum jodoh, atau mungkin semesta punya rencana lain yang lebih dramatis.
Selain Beasley, Knicks juga dikaitkan dengan free agent lain seperti Ben Simmons dan Landry Shamet. Ini menunjukkan bahwa tim sedang mencari kedalaman veteran dan kekuatan ofensif yang bisa menopang roster mereka, baik dari bench maupun starting unit. Knicks sepertinya sedang dalam mode “akumulasi talent” untuk menghadapi musim depan yang keras.
Dengan tinggi 6 kaki 4 inci, Beasley bukanlah pemain kaleng-kaleng. Ia menduduki posisi kedua dalam perebutan gelar Sixth Man of the Year pada 2024-25, mencetak rata-rata 16,3 poin dalam 82 pertandingan untuk Detroit Pistons. Yang lebih gila lagi, ia memecahkan rekor franchise dengan 319 tembakan tiga poin, menunjukkan kapasitasnya sebagai mesin pencetak angka instan.
Dilema Harga: Cinta Tak Harus Mahal, Tapi Uang Bicara
Meskipun Knicks menunjukkan minat yang kuat, ada satu kendala yang selalu muncul di dunia nyata maupun di NBA: uang. Knicks saat ini hanya memiliki slot veteran minimum yang bisa ditawarkan, yang tentu saja tidak sebanding dengan kontrak besar yang pernah diincar Beasley sebelumnya. Ini seperti menawar mobil mewah dengan harga motor bebek.
Detroit Pistons sendiri masih memiliki non-Bird rights untuk Beasley, memungkinkan mereka menawarkan kontrak senilai $7,2 juta. Angka ini jauh lebih tinggi dari veteran minimum, dan itu pun setelah mereka merekrut Caris LeVert dan Duncan Robinson. Ini jelas menjadi keuntungan besar bagi Pistons jika mereka ingin membawa pulang mantan pemainnya.
Persaingan untuk mendapatkan Beasley diperkirakan akan sengit, seperti antrean di konser artis papan atas. Beberapa tim memiliki fleksibilitas keuangan yang lebih besar, mulai dari Brooklyn Nets dengan ruang $15 juta, hingga Chicago, Washington, dan Charlotte yang masing-masing punya non-taxpayer midlevel exception (MLE) senilai $14,1 juta. Bahkan Indiana Pacers, juara Eastern Conference, masih punya $13,5 juta dari MLE mereka.
Tim-tim contender seperti Oklahoma City Thunder ($8,5 juta), Miami Heat ($7,3 juta), dan Sacramento Kings ($7,3 juta) juga memiliki kemampuan untuk menawarkan kontrak yang lebih menggiurkan. Ini membuat peluang Knicks untuk mendapatkan Beasley menjadi sedikit menantang, seperti misi mustahil di dalam game.
Singkatnya, kehadiran Beasley yang tiba-tiba tersedia menambahkan bumbu tak terduga di akhir jendela free agency. Bagi Knicks, ini adalah kesempatan langka untuk mendapatkan guard pencetak angka teruji yang bisa memberikan dampak signifikan, baik dari bangku cadangan maupun sebagai starter. Pertanyaannya, mampukah mereka mengubah ‘gamble’ ini menjadi akuisisi yang diperhitungkan, meskipun harus bersaing dengan tawaran finansial yang lebih besar dari tim lain? Hanya waktu yang bisa menjawab, tetapi satu hal pasti: bola basket tak pernah membosankan.