Dark Mode Light Mode

Korupsi Jiwasraya: Kejaksaan Agung Tangkap Pejabat Kemenkeu, Ungkap Implikasi Lebih Luas

Artikel Editorial: Jiwasraya, Uang Negara, dan ‘Drama' Tanpa Akhir

Siapa sangka, dunia keuangan kita punya drama yang lebih seru dari sinetron. Tapi kali ini, bukan tentang cinta segitiga atau perebutan harta, melainkan tentang uang negara yang “hilang” entah ke mana. Kali ini kita akan menyelidiki kasus PT Asuransi Jiwasraya, yang memang lebih rumit daripada teka-teki silang.

Saat kita mulai, ada yang menarik untuk diperhatikan, yakni penangkapan pejabat tinggi keuangan negara. Penangkapan ini bukan sekadar berita, tapi seperti babak baru dalam drama yang sepertinya tak berujung. Isa Rachmatarwata, direktur jenderal anggaran di Kementerian Keuangan, sekarang sedang menjadi sorotan utama.

Bisnis Bank, Asuransi, dan Keuntungan yang Hilang?

Kasus ini kembali ke awal tahun 2006-2012, ketika Isa masih menjabat sebagai kepala biro asuransi di Bapepam-LK. Kabarnya, ia terlibat dalam peluncuran JS Saving Plan, produk bancassurance yang konon menggabungkan asuransi jiwa dan investasi. Investasi yang seharusnya menguntungkan, tapi malah jadi bumerang.

Saat Jiwasraya dinyatakan insolven tahun 2009, Menteri BUMN saat itu, Sofyan Djalil, mengusulkan bailout sebesar Rp 6 triliun. Tapi, Sri Mulyani Indrawati, yang saat itu menjabat sebagai menteri keuangan, menolak pengajuan tersebut. Alasannya? Rasio modal berbasis risiko Jiwasraya sangat buruk, jauh di bawah persyaratan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Skandal yang Lebih Rumit dari Drama Korea

Untuk menutupi kerugian, Direktur Utama Jiwasraya saat itu, Hendrisman Rahim, serta jajaran direksi lainnya menawarkan bunga tinggi untuk JS Saving Plan. Janji manis untuk nasabah, tapi siapa sangka ujungnya malah pahit?

Bahkan, sebagai kepala biro asuransi Bapepam-LK, Isa diduga mengizinkan peluncuran produk bancassurance tersebut, meski tahu Jiwasraya sudah “sakit keras”. Mungkin ini contoh nyata bagaimana uang negara bisa hilang begitu saja.

Langkah-Langkah yang Terlalu Cepat atau Terlambat?

Pemeriksaan dan penahanan Isa Rachmatarwata adalah tanda bahwa kasus ini belum selesai. Tapi, banyak yang bertanya-tanya, mengapa baru sekarang? Apakah ada tekanan, atau memang butuh waktu untuk mengumpulkan bukti yang kuat?

Penting untuk diingat, kasus Jiwasraya bukan hanya tentang uang. Ini tentang kepercayaan publik, tentang bagaimana sistem keuangan kita berfungsi, dan apakah kita bisa mempercayai mereka yang mengambil keputusan penting.

Uang Negara, Siapa yang Bertanggung Jawab?

Kasus Jiwasraya ini selalu membuka pertanyaan, siapa yang benar-benar bertanggung jawab? Apakah hanya individu-individu tertentu yang terlibat, atau ada sistem yang bermasalah? Apakah ada pengawasan yang kurang ketat? Apakah ada celah yang dimanfaatkan untuk keuntungan pribadi?

Harapan dan Realita

Kita semua berharap kasus Jiwasraya akan selesai, keadilan ditegakkan, dan mereka yang bertanggung jawab harus menerima konsekuensinya. Tapi, kita juga tahu bahwa dunia hukum dan keuangan tidak selalu berjalan secepat harapan. Apakah ini akhir dari drama, atau hanya babak baru yang lebih seru? Kita lihat saja nanti.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

PSN Down (8 Februari 2025): Adakah Ganti Rugi?

Next Post

Startup Finlandia Capai Terobosan Pangan Berkelanjutan Berbahan Baku CO2: Dampak Signifikan bagi Indonesia