Mungkin pernah ada momen ketika perut terasa aneh atau kepala pusing tak karuan, lalu langsung panik mencari ‘diagnosa mandiri’ dari internet yang jawabannya seringkali mengarah ke penyakit paling langka di dunia. Nah, bayangkan drama medis itu terjadi jutaan mil dari Bumi, dengan sinyal internet yang lebih lambat dari kura-kura di jalan tol. Situasi seperti ini, di mana setiap detik berharga dan bantuan medis tidak bisa ‘ngebut’ lewat fiber optik, kini punya solusi yang terdengar futuristis: dokter pribadi bertenaga kecerdasan buatan (AI) untuk para astronot. Ya, bukan sekadar imajinasi ala Dr. “Bones” McCoy dengan _tricorder_-nya di Star Trek, tapi ini benar-benar nyata.
## Ketika Sinyal Internet Bikin Kamu Panik, Astronot Punya Level Panic Attack yang Berbeda
Astronot NASA mungkin akan segera memiliki asisten medis bertenaga AI yang dapat mendiagnosis dan membantu merawat penyakit, meskipun mereka berada jutaan mil jauhnya dari Bumi. Google dan NASA sedang menguji “Crew Medical Officer Digital Assistant” (CMODA). Sistem bertenaga AI ini dirancang untuk membantu astronot dengan kebutuhan perawatan kesehatan mereka selama misi luar angkasa yang diperpanjang.
Misi-misi jangka panjang menuju Bulan, Mars, atau bahkan lebih jauh lagi, seringkali menghadapi tantangan besar dalam hal komunikasi. Keterlambatan sinyal menjadi masalah krusial yang dapat menghambat respons cepat terhadap situasi darurat. David Cruley, _customer engineer_ Google Cloud Platform, menjelaskan bahwa misi di orbit rendah Bumi seperti ke Stasiun Luar Angkasa Internasional masih memiliki konektivitas yang relatif kuat. Hal ini memungkinkan kolaborasi erat dengan tim pendukung di Bumi.
Namun, seiring bertambahnya jarak dari Bumi, latensi dan celah komunikasi juga akan semakin meningkat. Misi ke Mars, misalnya, dapat mengalami penundaan komunikasi satu arah hingga 22 menit. Artinya, jika astronot mengirim pesan, tim di Bumi baru menerimanya 22 menit kemudian, dan balasan pun akan memakan waktu serupa.
Penundaan komunikasi ini jelas bukan hal sepele dalam kondisi medis darurat. Bayangkan mencoba menjelaskan gejala Anda, lalu harus menunggu hampir setengah jam hanya untuk mendapatkan pertanyaan balasan. Dalam situasi seperti itu, dokter AI ini hadir sebagai penyelamat. Ia dapat mengisi kekosongan saat kru menunggu konektivitas untuk pulih.
Meskipun akan ada seorang petugas medis manusia di dalam pesawat ruang angkasa, Cruley menyoroti kebutuhan akan lebih banyak informasi dan dukungan. Terutama dalam mendiagnosis masalah medis untuk misi luar angkasa jarak jauh, bantuan tambahan sangatlah penting. Terlebih lagi, jika petugas medis yang bertugas justru yang mengalami masalah kesehatan, kru lainnya akan sangat membutuhkan bantuan dari dokter bertenaga AI ini.
## Dokter Pribadi Berbasis AI: Bukan Cuma Mimpi Pecinta Sci-Fi
Pengembangan ini muncul pada saat NASA sedang mempersiapkan tahapan baru misi luar angkasa. Dimulai dengan kampanye Artemis, tujuannya adalah membangun kehadiran jangka panjang pertama di Bulan. Badan antariksa tersebut menyatakan bahwa eksplorasi Bulan akan menghasilkan penemuan ilmiah, kemajuan teknologi, dan pelajaran tentang hidup serta bekerja di “dunia lain.” Ini semua adalah bagian dari persiapan untuk misi manusia ke Mars.
Google dan NASA, dalam sebuah _blog post_ Google, menyatakan bahwa mereka sedang dalam fase awal pengujian dokter AI luar angkasa ini. Sistem tersebut telah menjalani uji coba awal di mana sebuah panel dokter dan seorang astronot mengevaluasi kinerjanya dalam skenario medis simulasi. Uji coba ini memberikan gambaran awal tentang potensi dan tantangan yang ada.
Cruley menambahkan bahwa langkah selanjutnya adalah melanjutkan pengujian model tersebut dengan para dokter medis. Tujuannya adalah untuk meningkatkan akurasi dan keandalannya secara terus-menerus. Proses iteratif ini sangat penting untuk memastikan bahwa sistem AI ini dapat diandalkan sepenuhnya dalam situasi-situasi berisiko tinggi di luar angkasa.
Dokter AI ini dilatih menggunakan data penerbangan luar angkasa dan memanfaatkan pemrosesan bahasa alami (_natural language processing_). Selain itu, sistem ini juga mengaplikasikan pembelajaran mesin (_machine learning_) untuk memberikan panduan yang tepat waktu dan berbasis data kepada astronot. Bantuan ini krusial dalam mengelola masalah medis selama misi, membuat keputusan yang akurat dan cepat.
## Otak Cerdas di Balik Stetoskop Digital
Kinerja model ini diukur menggunakan Objective Structured Clinical Examination (OSCE). Ini adalah sebuah ujian yang digunakan untuk menilai keterampilan mahasiswa dan profesional medis. Dengan menggunakan standar yang sama dengan yang digunakan untuk manusia, NASA dan Google dapat memastikan bahwa AI ini memenuhi kriteria kompetensi yang tinggi.
Hasil awal menunjukkan bahwa AI ini mampu memberikan diagnosis yang “andal” berdasarkan gejala yang dilaporkan. Tentu saja, ini adalah capaian yang menjanjikan dalam pengembangan teknologi medis. Dengan kemampuan diagnostik yang kuat, AI ini berpotensi menjadi aset tak ternilai.
Perusahaan dan NASA kini bekerja sama dengan para ahli medis untuk menyempurnakan akurasi dan kemampuan pengambilan keputusan sistem tersebut. Proses penyempurnaan ini melibatkan masukan dari para profesional. Tujuannya adalah untuk mengatasi potensi _bias_ atau kekurangan dalam algoritma AI.
## Dari Orbit ke Pelosok Bumi: Masa Depan Medis Ala Star Trek
Meskipun belum ada tanggal peluncuran untuk dokter AI luar angkasa ini, Cruley menekankan bahwa jangkauan potensial proyek ini jauh lebih luas. Sementara misi utamanya adalah untuk mendukung astronot, pelajaran yang didapat dari pengembangannya dapat diterapkan di Bumi. Ini menunjukkan visi yang lebih besar dari sekadar eksplorasi antariksa.
Gagasan tentang Asisten Kesehatan Digital AI ini sangat “portabel” untuk aplikasi berbasis di Bumi. “Pelajaran yang didapat dapat diterapkan untuk menyediakan perawatan medis berkualitas di daerah terpencil atau wilayah yang kurang terlayani,” kata Cruley. Artinya, inovasi ini tidak hanya akan membawa kemajuan bagi para penjelajah bintang, tetapi juga dapat meningkatkan akses kesehatan bagi jutaan orang di planet kita.
Pengembangan dokter AI ini menjadi bukti nyata bahwa batas antara fiksi ilmiah dan realitas semakin tipis. Dari _tricorder_ Dr. McCoy yang hanya ada di layar kaca, kini kita selangkah lebih dekat menuju era di mana AI menjadi bagian integral dari eksplorasi antariksa dan, tak kalah penting, menyediakan solusi kesehatan inovatif bagi seluruh umat manusia.