Kiamat Lokal Radio: Saat Nostalgia 80-an Terancam Punah dan Ribuan Hati Merana
Pernahkah terbayang, sebuah acara radio yang menjadi oase kebahagiaan setiap akhir pekan tiba-tiba terancam lenyap? Rasanya seperti notifikasi update aplikasi yang justru menghilangkan fitur favorit, meninggalkan kekosongan yang tak tergantikan. Inilah skenario dramatis yang kini dihadapi para pendengar setia sebuah acara radio populer di BBC Newcastle, memicu gelombang protes dan petisi yang menunjukkan bahwa hati para Gen Z dan Millennial pun bisa terpikat nostalgia yang tak terbantahkan. Sebuah petisi telah diluncurkan untuk menyelamatkan acara yang dianggap lebih dari sekadar hiburan akhir pekan, bahkan sebelum penayangannya resmi berakhir.
Selama beberapa tahun terakhir, lanskap radio lokal di Britania Raya memang telah mengalami metamorfosis yang cukup drastis, tak ubahnya seperti evolusi gadget dari feature phone menjadi smartphone super canggih. Enam tahun lalu, acara sarapan pagi berbasis Newcastle di Capital dan Heart, yang dulunya akrab di telinga, harus gulung tikar seiring dengan nasionalisasi kedua stasiun tersebut. Fenomena ini menandai awal dari sebuah era di mana konten lokal perlahan-lahan mulai digantikan oleh sajian yang lebih terpusat.
Meski kedua stasiun sempat mempertahankan siaran drivetime di sore hari yang berbasis di North East, keberadaannya kini juga tinggal kenangan. Para penyiar yang dulunya menjadi teman perjalanan pulang kini telah berpindah haluan, memandu acara di jaringan nasional. Perubahan ini menunjukkan adanya pergeseran prioritas, dari menghadirkan identitas lokal yang kuat menjadi homogenisasi konten untuk audiens yang lebih luas.
Situasi serupa juga melanda Metro Radio, yang setelah melakukan rebrand menjadi Hits Radio tahun lalu, turut kehilangan identitas siaran spesifik North East-nya. Duo favorit Steve dan Karen, yang memandu acara sarapan pagi di North East selama bertahun-tahun, mengakhiri siaran terakhir mereka awal musim panas. Namun, mereka dengan cepat bangkit kembali, meluncurkan program sarapan pagi di stasiun baru, Hits Radio 90s.
Kini, giliran BBC yang menghadapi perubahan besar, dengan Simon Logan menjadi salah satu pembawa acara lokal di BBC Radio Newcastle yang merasakan dampak restrukturisasi ini. Acara populernya, “Simon’s 80s and 90s,” yang mengudara setiap Minggu sore sejak tahun 2021, telah ditargetkan untuk berakhir pada 31 Agustus. Keputusan ini akan digantikan oleh output jaringan ‘All England’ yang terpusat, memadamkan lilin nostalgia yang selama ini menyala terang.
Merasa kecewa dan tak rela kehilangan acara kesayangan mereka, ratusan orang telah berbondong-bondong menuju platform Change.org. Mereka menyuarakan permohonan melalui petisi, berharap dapat menyelamatkan acara yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari akhir pekan mereka. Sebuah gerakan digital yang membuktikan bahwa kekuatan komunitas masih sangat berarti di tengah derasnya arus perubahan.
Petisi tersebut, yang kini telah mengumpulkan lebih dari 430 tanda tangan, menegaskan bahwa “Simon Logan’s 80s and 90s di BBC Radio Newcastle/Tees adalah program BBC Sounds yang PALING banyak didengar di seluruh North of England.” Pengakuan ini bukanlah klaim kosong, melainkan sebuah fakta yang membuktikan daya tarik dan jangkauan acara tersebut melampaui batas geografis.
Tidak hanya itu, petisi tersebut juga menyoroti bahwa acara ini merupakan “salah satu program BBC Local Radio yang paling banyak didengar.” Hal ini mengindikasikan bahwa di tengah banyaknya pilihan konten, program yang dipandu Simon Logan berhasil menciptakan ikatan emosional yang kuat dengan para pendengarnya. Ada komunitas Facebook daring dengan ribuan anggota yang mencintai baik Simon maupun acaranya, seperti sebuah guild dalam game yang solid.
Jangkauan acara “Simon’s 80s and 90s” rupanya tidak hanya terbatas pada area lokal atau Inggris saja. Penggemar setia acara ini tersebar di seluruh Inggris, bahkan hingga ke Australia, Selandia Baru, dan Amerika. Acara tersebut digambarkan sebagai “penambah mood yang luar biasa bagi banyak pendengar,” menunjukkan fungsinya yang melampaui sekadar pemutar musik, melainkan sebagai sumber semangat dan hiburan.
Pergeseran menuju output jaringan ‘All England’ secara efektif menghapus suara-suara dan nuansa lokal yang telah lama menjadi ciri khas BBC Radio Newcastle. Ini seperti mengganti masakan khas daerah dengan hidangan cepat saji yang seragam di seluruh negeri, tentu saja mengurangi cita rasa dan keunikan yang dicari banyak orang. Keputusan semacam ini seringkali mengabaikan peran krusial media lokal dalam memperkuat identitas komunitas.
Pentingnya acara lokal seperti ini terletak pada kemampuannya untuk membangun koneksi yang otentik dan relevan dengan pendengar. Mereka mengenal nama-nama tempat, isu-isu lokal, dan bahkan mungkin memiliki selera humor yang senada. Ini bukan hanya tentang musik, tetapi juga tentang perasaan memiliki dan menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar dari diri sendiri, layaknya ikatan dalam komunitas online yang memiliki minat yang sama.
Di era digital yang serba terhubung, paradoxnya adalah sebuah acara yang dapat diakses secara global melalui BBC Sounds dan memiliki komunitas Facebook yang luas, justru terancam punah karena restrukturisasi “lokal”. Ironisnya, di saat platform digital seharusnya membuka pintu bagi konten untuk menjangkau lebih banyak orang, kebijakan internal justru membatasinya. Ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana media tradisional beradaptasi di tengah lanskap digital yang terus berubah.
Ikatan emosional pendengar dengan acara radio favorit seringkali lebih dalam dari yang terlihat. Bagi banyak orang, “Simon’s 80s and 90s” bukan sekadar daftar putar, melainkan sebuah ritual Minggu sore yang menenangkan, pengingat akan masa muda, atau bahkan penghiburan di kala stres. Kehilangan acara ini bisa terasa seperti kehilangan seorang teman lama yang selalu ada.
Pada akhirnya, petisi ini menjadi simbol perlawanan kecil namun berarti dari para pendengar yang merasa suara mereka patut didengar. Ini adalah upaya terakhir untuk menunjukkan bahwa angka di balik statistik pendengar adalah individu-individu nyata dengan ikatan emosional yang kuat. Pertarungan antara efisiensi korporat dan loyalitas komunitas ini akan terus menjadi topik hangat yang membentuk masa depan media.