Dark Mode Light Mode

Larangan Bot, Booster, dan Lainnya di 2025: Konsekuensi bagi Gamer

Siapa di sini yang nggak kesel kalau ketemu smurf di League? Tenang, kamu nggak sendirian. Kita semua pernah merasakan pahitnya dijegal pemain jagoan yang levelnya nggak sepadan. Tapi jangan khawatir, kabar baiknya Riot Games akhirnya turun tangan!

Masalah Lama, Solusi Baru: Era Pemberantasan Smurf di League

Dari dulu, masalah smurfing, boosting, dan sejenisnya memang jadi duri dalam daging pengalaman bermain League. Bayangkan, kamu lagi semangat-semangatnya ranked, eh malah ketemu tim lawan yang jomplang banget kemampuannya. Bikin mood langsung anjlok, kan? Nah, inilah yang sedang berusaha diatasi oleh Riot Games. Mereka sadar betul, permainan League akan terasa jauh lebih seru dan adil kalau setiap tim punya kesempatan menang yang setara.

Bukan Janji Kosong: Aksi Nyata Sudah Dimulai

Riot nggak cuma obral janji. Mereka sudah mulai mengambil tindakan tegas. Di patch 25.6, mereka memberikan LP refund bagi pemain yang satu tim dengan cheater berkat bantuan Vanguard. Kemudian, di patch 25.9, mereka meningkatkan sistem deteksi inter dan griefer, yang hasilnya 10 kali lipat lebih banyak pemain yang dibanned karena merusak permainan. Keren, kan? Tapi, perjuangan belum selesai!

Target Utama: Membasmi Sarang Smurf dan Kawan-kawan

Di sisa tahun 2025 ini, Riot berencana untuk “gebuk” habis-habisan perilaku-perilaku yang merusak pengalaman bermain. Salah satu fokus utama adalah smurfing. Meskipun ada banyak alasan kenapa orang melakukan smurfing, dampaknya hampir selalu sama: satu pemain terlalu jago dibanding yang lain, bikin permainan jadi unfair dan uncompetitive. Tiga jenis smurfing yang jadi target utama adalah:

  • Boosting: Naik rank dengan joki. Istilahnya, akun orang lain yang dimainkan oleh pemain jago buat mendongkrak MMR.
  • Hitchhiking: Numpang tenar. Ikut antrian dengan booster biar kecipratan naik divisi.
  • Purchased and Botted Accounts: Akun bodong hasil beli atau bot. Ini jelas-jelas melanggar Terms of Service!

Boosting dan Hitchhiking: Musuh Bersama, Mari Kita Basmi!

Biar jelas, boosting itu adalah tindakan di mana pemain yang lebih jago (booster) masuk ke akun pemain lain (boostee) untuk main ranked. Mau dikembalikan atau nggak akunnya, tetap dilarang! Hitchhiking atau bussing, ya itu tadi, numpang naik rank sama pemain lain, biasanya booster. Dua-duanya bikin pengalaman bermain jadi nggak enak buat pemain lain yang legitimate.

Di patch 25.13, Riot sudah menambahkan kategori laporan “Rank Manipulation” biar kita bisa laporin kalau nemu yang boosting, hitchhiking, atau deranking. Nah, laporan-laporan kita ini sangat membantu Riot buat mengumpulkan data dan meningkatkan sistem deteksi mereka. Mulai dari patch 25.18, mereka sudah mulai memberikan hukuman kepada akun-akun yang terlibat, dan kita akan dapat notifikasi kalau laporan kita ditindaklanjuti dan dapat LP refund. Mantap! Vanguard juga berperan besar dalam mendeteksi akun yang dijual, dibot, atau dipakai bersama-sama, yang biasanya berkaitan dengan boosting dan hitchhiking.

Akun Alternatif: Boleh, Asal Jangan Nakal

Ada satu area abu-abu yang perlu diklarifikasi: kalau kamu bikin akun alt sendiri, dan cuma buat dipakai sendiri, kamu aman kok (asal nggak sengaja deranking juga). Tapi, Riot sedang mencari cara buat lebih akurat menempatkan level skill akun-akun ini, biar nggak ketemu sama pemain yang levelnya jauh di bawah. Jadi, intinya, bikin akun alt boleh, tapi jangan merugikan orang lain, ya.

Vanguard Siap Membantu: Berantas Kecurangan dengan Teknologi Canggih

Dengan adanya Vanguard, sistem keamanan League of Legends semakin diperkuat. Vanguard membantu mendeteksi aktivitas ilegal seperti penggunaan cheat, script, dan program ilegal lainnya yang dapat memberikan keuntungan unfair kepada pemain tertentu. Sistem ini juga mampu mengidentifikasi akun-akun yang terindikasi melakukan boosting, hitchhiking, atau aktivitas manipulasi rank lainnya. Dengan deteksi yang lebih akurat, tindakan banned dapat dilakukan dengan lebih efektif, menjaga integritas permainan dan memberikan pengalaman yang lebih adil bagi seluruh pemain. Jadi, bisa dibilang, Vanguard ini adalah bodyguard yang selalu siap menjaga keamanan dan keadilan di Summoner’s Rift.

True Skill 2: Masa Depan Matchmaking yang Lebih Adil

Selain tindakan langsung, Riot juga sedang mengembangkan teknologi True Skill 2 (TS2), yang punya akurasi deteksi MMR yang lebih tinggi. TS2 sudah diuji coba di Amerika Utara dan Korea. Hasilnya, pemain dengan skill tinggi bisa ditempatkan di permainan yang sesuai dalam sekitar 5 game. Itu tiga kali lebih cepat dari sistem yang sekarang!

Jangan Kasih Kendor: Lapor Jika Menemukan Kecurangan!

Perlu diingat, perubahan-perubahan ini nggak akan bisa mengatasi semua cara smurf masuk ke game. Tapi, Riot janji akan terus mencari cara untuk mengatasi orang-orang yang bikin akun alt buat menghindari hukuman, dan orang-orang yang griefing para pro player, content creator, dan influencer. Jadi, kalau kamu nemu ada yang mencurigakan di game, jangan ragu buat laporin!

Intinya, Riot serius banget buat memberantas perilaku-perilaku toxic dan unfair di League. Mereka nggak main-main dan kita semua harus mendukung upaya mereka. Dengan sistem deteksi yang semakin canggih dan tindakan tegas yang nggak pandang bulu, semoga ke depannya pengalaman bermain League jadi lebih menyenangkan dan adil buat semua. Ingat, League itu paling seru kalau semua punya kesempatan menang yang sama!

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Polisi Jayapura Ajak Warga Berantas Ganja PNG Demi Masa Depan Bangsa

Next Post

Video viral Tesla Cybertruck 'dinonaktifkan' kemungkinan palsu: Waspadai penipuan