Dark Mode Light Mode

Relic Entertainment Ungkap Strategi Bisnis Baru, Berpotensi Dongkrak Pasar Indonesia

Mengapa Developer Game Lebih Suka Bikin "Mini Me" Ketimbang Raksasa?

Pernah nggak sih kamu nungguin game yang udah di-hype sejak lama, eh pas keluar malah bikin kecewa? Grafisnya nge-lag, ceritanya nggak nyambung, bugs di mana-mana. Mungkin, developer-nya lagi mikir, "Ah, bikin yang kecil aja, nggak usah ribet." Tapi, beneran begitu, ya?

Relic Entertainment, developer game yang terkenal dengan Company of Heroes, baru-baru ini bikin strategi bisnis baru setelah lepas dari cengkeraman Sega. Mereka mau fokus ke tiga hal: maintain game yang udah ada, bikin game dengan skala lebih kecil, dan remaster game-game jadul mereka. Terdengar seperti langkah yang bijak, kan? Tapi, apa sih sebenarnya yang ada di balik layar perubahan ini?

Kalau dipikir-pikir, nggak semua game harus berukuran XXL. Ada kalanya, game yang simple dan to the point itu justru lebih asyik dimainkan. Mungkin, developer udah capek ngurusin game yang skalanya gede banget, yang budget-nya bikin geleng-geleng kepala. Belum lagi, kalau ternyata game-nya nggak laku, duh, bisa bikin kantong jebol.

Industri Game: Cuan Dulu, Kualitas Nomor Sekian?

CEO Relic Entertainment, Justin Dowdeswell, bilang kalau mereka mau bikin game dengan tim yang lebih kecil dan waktu pengerjaan yang lebih singkat. Tujuannya, sih, biar bisa lebih cepat merespons pasar dan get the game to the market dalam waktu satu-dua tahun. Kayak ngebut ngejar deadline, gitu, ya?

Tapi, tunggu dulu. Apakah ini berarti kualitas game akan dikorbankan demi kecepatan produksi? Mungkin, sih. Dengan budget yang lebih kecil, developer harus lebih pintar dalam memanfaatkan sumber daya yang ada. Mereka nggak bisa lagi bikin fitur yang macem-macem atau graphics yang wah. Yang penting, game-nya jadi, cuan datang, happy ending?

Remaster: Nostalgia atau Cuma Jualan Kenangan?

Salah satu strategi Relic adalah me-remaster game-game jadul mereka. Ini, sih, bisa jadi kabar gembira buat para pemain yang kangen sama game-game klasik. Tapi, di sisi lain, ini juga bisa jadi cara gampang buat ngumpulin duit. Tinggal rombak grafis, tambahin fitur sedikit, terus jual lagi dengan harga yang nggak beda jauh dari game baru. Untung banyak, kerjaan enteng.

Ini kayak kita yang suka nostalgia sama masa lalu. Dulu, sih, nge-game cuma pakai konsol jadul, graphics-nya kotak-kotak. Tapi, sekarang, kita bisa main game dengan grafis yang lebih bagus. Tapi, apakah game yang di-remaster itu bisa memenuhi ekspektasi kita? Atau, malah bikin kita kecewa karena nggak sesuai dengan memori indah di masa lalu?

Kecil-Kecilan Bukan Berarti Murahan, ‘Kan?

Meskipun Relic bilang mau fokus ke game dengan skala lebih kecil, bukan berarti game yang mereka bikin bakal murahan. Mereka masih punya core strength mereka sendiri, yaitu bikin game yang berkualitas tinggi dan inovatif. Tinggal, nih, gimana mereka bisa membuktikan hal itu. Jangan sampai, deh, game-nya cuma menang di promosi, tapi pas dimainin, bikin kesel.

Kita, sebagai pemain, juga punya peran penting. Kita bisa mendukung developer dengan membeli game-game mereka. Tapi, jangan cuma beli karena hype atau karena iklan. Coba baca review dulu, lihat gameplay-nya di YouTube, baru deh putusin mau beli atau nggak. Jangan sampai, kita cuma jadi korban dari strategi bisnis yang greedy.

Membangun Masa Depan Industri Game yang Lebih Sehat

Industri game, sebenarnya, mirip kayak industri film atau musik. Ada yang bikin film blockbuster dengan budget ratusan juta dolar, ada juga yang bikin film independen yang lebih fokus ke cerita. Keduanya, sih, punya pasarnya masing-masing. Yang penting, sih, developer bisa bikin game yang berkualitas, yang bisa dinikmati sama pemain.

Masa depan industri game ada di tangan kita semua. Developer, harus bisa bikin game yang bagus. Pemain, harus bisa menghargai karya mereka. Dan, pemerintah, harus bisa ngasih dukungan yang tepat. Jangan sampai, kita cuma sibuk main game, tapi nggak peduli sama industri-nya.

Jadi, kira-kira, gimana, nih, kelanjutan strategi bisnis baru dari Relic Entertainment? Akankah mereka bisa membuktikan diri, atau malah jadi developer yang terlupakan? Mari kita tunggu dan lihat saja. Satu hal yang pasti, industri game selalu punya kejutan buat kita semua.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Manic Street Preachers - 'Critical Thinking': Tinjauan yang Memantik Perenungan

Next Post

Garmin Luncurkan Descent G2: Komputer Selam Gaya Jam Tangan, Siap Tingkatkan Petualangan Bawah Laut